Yang Perlu Diketahui Tentang Narkolepsi
Halodoc, Jakarta - Mungkin narkolepsi masih terdengar asing di telinga kamu. Kondisi ini merupakan suatu penyakit kronis, yaitu ketika pengidapnya dapat tertidur di mana dan kapan saja secara tidak terkontrol, berapa pun lamanya mereka telat tidur. Hal ini terjadi karena kelainan pada saraf yang menyebabkan seseorang tiba-tiba tertidur. Kelainan ini menyerang kemampuan seseorang untuk mengontrol waktu tidurnya.
Pengidap narkolepsi mengalami kesulitan dalam mengendalikan rasa kantuk, terutama pada siang hari. Selain itu, mereka pun akan merasa kesulitan untuk tetap bangun dalam waktu yang lama, sehingga pengidap kondisi ini dapat tertidur saat melakukan aktivitas.
Pengidap akan merasa baik-baik saja setelah tertidur selama 10-15 menit, dan secara tidak sadar pengidap akan kembali tertidur. Narkolepsi biasanya dialami oleh seseorang yang berusia 15-25 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan untuk dialami oleh orang dari segala usia. Kondisi ini dapat terjadi pada saat menyetir, berbicara, atau bekerja. Ini merupakan penyakit berkepanjangan yang tidak dapat diobati.
Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar pengidap kondisi ini memiliki kadar hipokretin yang rendah. Hipokretin merupakan zat kimia dalam otak yang membantu mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga karena sistem imun yang menyerang autoimun (sel-sel sehat). Penyebab narkolepsi lainnya, antara lain:
-
Perubahan pola tidur secara tiba-tiba.
-
Kelainan genetik.
-
Stres yang berlebihan.
-
Perubahan hormon.
-
Tumor pada otak.
-
Cedera pada kepala.
-
Peradangan pada otak.
-
Infeksi bakteri pada otak.
Gejala-gejala yang terjadi dapat meliputi:
-
Rasa kantuk yang berlebihan, terutama pada siang hari. Para pengidap kondisi ini biasanya mengalami kesulitan untuk tetap bangun dan berkonsentrasi saat siang hari, waktu ketika biasanya seseorang melakukan aktivitas.
-
Serangan tidur. Pengidap kondisi ini dapat tidur di mana dan kapan saja secara tiba-tiba. Jika kondisi ini tidak terkendali, pengidap dapat terkena serangan tidur beberapa kali dalam sehari.
-
Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba. Ini merupakan keadaan ketika seseorang kehilangan kendali atas kekuatan otot-otot, sehingga menyebabkan rasa lemas. Katapleksi juga dapat menyebabkan seseorang sulit untuk berbicara. Kondisi ini tidak dapat dikontrol dan cenderung dipicu oleh emosi, baik emosi positif (tertawa atau terlalu bersemangat) atau emosi negatif (marah atau takut). Namun, tidak semua pengidap narkolepsi mengidap katapleksi.
-
Sleep paralysis. Kondisi ini terjadi jika pengidap tidak mampu bergerak atau berbicara sementara saat ingin tertidur atau hendak terbangun.
-
Gangguan ingatan. Pengidap narkolepsi terkadang lupa aktivitas apa yang baru dilakukan.
-
Halusinasi. Pengidap narkolepsi terkadang dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, terutama saat akan tidur atau bangun tidur.
-
Ciri lain yang menjadi karakteristik narkolepsi yaitu gangguan tidur, seperti sleep apnea (keadaan ketika napas tiba-tiba berhenti berkali-kali saat tidur), restless leg syndrome (kondisi neurologis yang menyebabkan seseorang memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki mereka, biasanya karena rasa tidak nyaman pada kaki), hingga insomnia. Pengidap narkolepsi juga mungkin bergerak-gerak saat tidur dan bermimpi, seperti menendang, meninju, hingga berteriak.
Sampai saat ini belum ada metode yang dapat menyembuhkan narkolepsi sepenuhnya. Namun, beberapa gejala narkolepsi dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Kenali gejalanya dan segera diskusikan dengan dokter jika kamu atau orang-orang terdekat kamu mempunyai gejala tersebut. Kamu dapat berdiskusi dengan dokter melalui Chat atau Voice/Video Call di aplikasi Halodoc di mana pun dan kapan pun. Kamu juga dapat membeli obat dan diantar dalam waktu satu jam ke rumahmu. Yuk, download aplikasinya segera di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Sleeping Beauty Syndrome, Kenapa Bisa Tidur Terlalu Lama?
- Perlu Tahu Penyakit Langka, Exploding Head Syndrome
- Mengapa Mendengkur Saat Tidur?