WHO Resmi Nyatakan Corona sebagai Pandemi
Halodoc, Jakarta – Melalui rilis yang dikeluarkan Rabu (11/3) lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pernyataan kalau kasus corona yang menyebabkan COVID-19 adalah pandemi. Selama dua minggu terakhir, kasus COVID-19 di luar Tiongkok mengalami peningkatan 13 kali lipat.
Saat ini, lebih dari 118 ribu kasus di 114 negara dan 4.630 orang yang meninggal karena virus corona dan ribuan lainnya sedang dalam proses penyembuhan di rumah sakit. Menilai kalau wabah ini sudah sampai pada tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, akhirnya WHO mengategorikan COVID-19 sebagai pandemi.
Kenapa Corona Dinyatakan sebagai Pandemi?
Sebelumnya, WHO menghindari kata “pandemi” karena dianggap menyebabkan ketakutan dan kepanikan yang tidak diperlukan. Namun, melihat terjadinya peningkatan terhadap penyebaran virus ini, mau tidak mau membuat WHO memutuskan kalau COVID-19 adalah pandemi.
Baca juga: Kenapa Virus Corona Belum Disebut Pandemi
COVID-19 sebagai pandemi, maka WHO berharap negara-negara lain bisa lebih agresif dalam mengambil tindakan pencegahan dan perawatan. Jika pemerintah bisa dengan cepat melacak, mendeteksi, menguji, merawat, dan mengisolasi orang-orang yang disinyalir terinfeksi COVID-19, diharapkan dapat menghentikan penyebaran, sehingga pemerintah dan tim medis terfokus pada penanganan dan perawatan mereka yang terinfeksi saja.
Intinya dengan adanya aksi pencegahan dan tindakan agresif dari pemerintah dan tim medis setempat, diharapkan dapat menurunkan tingkat penyebaran. Sejatinya, ketika suatu wabah menjadi pandemi, tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja, tetapi juga perekonomian, sosial, dan kestabilan suatu negara.
Walaupun begitu, WHO tetap mengimbau supaya pemerintah setempat dapat meredam kepanikan warga dan melakukan penanganan dengan cara agresif, tetapi tetap kondusif.
Tingkatkan Respons Darurat
Seperti yang disampaikan oleh WHO, penting untuk tetap tenang dan tidak panik di situasi saat ini. WHO meminta masyarakat untuk melakukan empat hal, yaitu:
- Selalu bersiap dengan segala situasi.
- Lakukan deteksi secara mandiri, dengan melindungi diri dan orang-orang terdekat.
- Kurangi transmisi, bersentuhan dengan orang lain, orang asing, bepergian yang tidak begitu penting, apalagi bila sedang sakit.
- Tetaplah update dengan informasi-informasi yang akurat.
- Berkomunikasi dengan orang lain tentang risiko kesehatan agar orang-orang sekitar kamu dapat menjaga kesehatannya supaya tidak terinfeksi.
- Selalu siap sedia kontak rumah sakit yang menangani kasus COVID-19.
Butuh informasi lebih lengkap mengenai COVID-19, penanganan, serta hal-hal lain terkait isu kesehatan, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit rujukan COVID-19 yang dekat tempat tinggalmu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Baca juga: Ini Update Virus Corona dan Kategori Identifikasinya
Sebagai kilas balik, awal Januari 2020 lalu WHO mendeklarasikan wabah COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Berbagai pertimbangan, akhirnya membuat WHO memutuskan untuk menunda deklarasi COVID-19 sebagai pandemi.
Pandemi terakhir yang terjadi secara global adalah pandemi flu H1N1 pada tahun 2009, yang menewaskan ratusan ribu orang. H1N1 pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat yang kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Selama pandemi H1N1, Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan ada 151.700–575.400 orang meninggal di seluruh dunia selama tahun pertama virus itu beredar. Secara global, 80 persen kematian akibat H1N1 diperkirakan terjadi pada orang berusia di bawah 65 tahun.