Waspadai Kejang Demam pada Anak
Halodoc, Jakarta - Kejang demam merupakan kondisi yang terjadi ketika adanya kenaikan drastis pada temperatur tubuh Si Kecil. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh adanya infeksi dalam tubuh. Selain infeksi, kejang demam ini dapat terjadi karena adanya respons dari otak terhadap kenaikan suhu yang drastis pada hari pertama demam.
Baca juga: Jangan Keliru, Inilah Bedanya antara Kejang dan Epilepsi
Si Kecil yang berusia enam bulan sampai lima tahun akan rentan mengalami kejang demam. Berdasarkan durasinya, kejang demam dapat terbagi menjadi dua, yaitu:
-
Kejang demam sederhana, yaitu kejang yang durasinya hanya terjadi selama kurang dari 15 menit. Kejang jenis ini akan terjadi pada seluruh bagian tubuh dan tidak terulang.
-
Kejang demam kompleks, yaitu kejang yang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit. Kejang jenis ini dapat terulang kembali setelah 24 jam terjadinya kejang yang pertama.
Kejang demam pada Si Kecil sering dihubungkan dengan penyakit epilepsi dan risiko keterbelakangan mental. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan orangtua menjadi sangat khawatir terhadap kondisi Si Kecil.
Waspadai Kejang Demam pada Si Kecil
Salah satu jenis kejang demam, yaitu kejang kompleks sering dikaitkan dengan ada risiko epilepsi yang terjadi setelah kejang. Kejang demam sendiri merupakan kejang yang terjadi saat adanya peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius. Gejalanya pun beragam, seperti melotot, gerakan tubuh yang menyentak, otot-otot pada tubuh yang mengalami kekakuan, bahkan dalam kasus yang jarang terjadi, terdapat busa atau muntah yang keluar dari dalam mulut.
Ibu jangan panik jika gejala-gejala tersebut tiba-tiba muncul pada Si Kecil. Jika hal tersebut terjadi, ibu bisa diskusikan langsung dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc untuk menuntun ibu melakukan pertolongan pertama pada Si Kecil. Yuk, download aplikasinya segera pada Google Play atau App Store!
Baca juga: Alasan Stres Bisa Sebabkan Kejang
Jika Si Kecil Mengalami Kejang Demam, Begini Langkah Penanganannya
Jika Si Kecil mengalami kejang demam, penting bagi ibu untuk tetap tenang saat menangani Si Kecil. Kejang ini biasanya terjadi pada awal kenaikan drastis suhu tubuh Si Kecil. Sebagai langkah penanganan pertama, ibu bisa memberikannya obat penurun panas agar suhu tubuh kembali menurun dan membuat Si Kecil menjadi lebih nyaman dengan kondisi tubuhnya.
Namun, jika kejang terjadi untuk yang kedua kalinya saat ibu belum sempat mengunjungi rumah sakit, beberapa hal yang dapat ibu lakukan di rumah, antara lain:
-
Keluarkan makanan sesuatu yang berada dalam mulut Si Kecil untuk menghindarinya tersedak. Saat sedang kejang, jangan berikan anak obat apapun.
-
Ibu yang panik pasti akan menahan gerakan kejang anak. Hal ini jangan dilakukan ya, bu! Ibu hanya harus meletakkan Si Kecil pada permukaan yang empuk, seperti kasur tipis pada lantai.
-
Jika kejang telah terjadi selama 10 menit, segera panggil ambulans atau membawa ke instalasi gawat darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
-
Letakkan Si Kecil dengan tidur menyamping dengan salah satu tangan yang berada di bawah kepala sebagai bantalan. Hal ini dilakukan agar Si Kecil tidak menelan muntahnya sendiri.
Baca juga: Enggak Hanya Kejang, Ini 4 Gejala Lain Epilepsi
Jika kejang terjadi selama lebih dari 10 menit dan disertai dengan sesak napas, kaku pada leher, muntah, serta mengantuk. Kondisi ini merupakan indikasi keadaan yang berbahaya. Jadi, segera hubungi tim medis secepatnya ya, bu!
Referensi:
NHS Choices UK (2019). Febrile seizures.
Mayo Clinic (2019). Febrile seizure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan