Waspadai Anemia pada Janin
Halodoc, Jakarta – Anemia janin terjadi ketika jumlah sel darah merah dan hemoglobin yang terdapat di dalam janin berada di bawah kadar normal. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan sel darah merah penting untuk menjaga fungsi normal darah, sehingga ketika berada di bawah kadar normal bisa memberikan efek samping termasuk komplikasi jantung.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Johns Hopkins Medicine disebutkan kalau penyebab lain anemia pada janin adalah ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan janin, yang disebut isoimunisasi. Informasi selengkapnya mengenai anemia pada janin bisa dibaca di bawah ini!
Ketidakcocokan Jenis Darah Ibu dan Janin
Tadi sudah disinggung kalau ketidakcocokan jenis darah ibu dan janin dapat meningkatkan risiko anemia pada janin. Dalam keadaan ini, antibodi dari ibu menghancurkan sel darah merah janin. Selain itu, infeksi virus yang mengganggu sumsum tulang janin untuk menghasilkan sel darah merah juga dapat menyebabkan anemia janin.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Rentan Alami Anemia Hemolitik
Anemia janin ternyata juga dapat terjadi pada kondisi genetik tertentu dan bayi yang mengalami gangguan metabolisme termasuk sindrom down. Beberapa kehamilan kembar di mana janin berbagi plasenta (kembar monokorionik) juga menempatkan risiko pada anemia janin.
Bagaimana mendiagnosis anemia pada janin? Diagnosis anemia janin yang sebenarnya dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tali pusar. Namun, prosedur ini bisa jadi sulit untuk dilakukan dan dapat menempatkan risiko kesehatan kehamilan dan terjadinya persalinan dini.
Baca juga: Waspadai Komplikasi yang Diakibatkan Anemia Hemolitik
Prosedur lain yang dinilai aman untuk mendiagnosis anemia janin adalah dengan mengukur aliran darah pada salah satu arteri di otak bayi dengan menggunakan ultrasonografi. Butuh informasi lebih lengkap mengenai anemia pada janin dan cara mendiagnosisnya, bisa kamu tanyakan langsung di Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Penanganan untuk Anemia Janin
Perawatan untuk bumil yang dengan anak yang mengalami anemia janin cukup bervariasi, tergantung pada penyebab kondisi. Pada bumil dengan kemungkinan RBC alloimunisasi (yang ditentukan berdasarkan kehadiran antibodi dalam darah), cara penanganannya adalah dengan menentukan jenis golongan darah ayah supaya tahu apakah bayi berada di tingkat risiko tertentu atau tidak. Jika ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, golongan darah bayi dapat dievaluasi menggunakan amniosentesis, atau dalam beberapa kasus dengan memeriksa darah ibu (menggunakan teknologi DNA bebas sel).
Bumil yang mengembangkan antibodi melawan golongan darah bayi, kemudian diuji selama kehamilan untuk menentukan tingkat antibodinya. Pengujian ini harus diulang setidaknya setiap empat minggu.
Jika bumil mengalami kehamilan yang rumit sebelumnya oleh karena anemia janin, pemeriksaan tingkat antibodi tidak membantu dalam kehamilan selanjutnya. Sebagai tambahan, tes lain yang harus dilakukan adalah USG, sebagai penilaian langsung tingkat sel darah merah bayi untuk mendiagnosis anemia janin. Tes-tes ini diperlukan ketika tingkat antibodi meningkat dan bayi berisiko mengalami anemia.
Untuk kondisi-kondisi tertentu, bayi memerlukan transfusi darah saat dalam kandungan. Prosedur ini dilakukan di rumah sakit. Darah ditransfusikan melalui jarum yang ditempatkan ke dalam vena umbilikalis. Kebanyakan bayi baru lahir dengan anemia janin sehat, meskipun tidak jarang mengalami penyakit kuning.
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Fetal Anemia Treatment.
Contemporary OB/GYN.net. Diakses pada 2020. Fetal Anemia.
Mercy.net. Diakses pada 2020. Fetal Anemia.