Waspada, Pneumonia Membuat Orang Sulit Bernapas
Halodoc, Jakarta – Pneumonia, disebut juga paru-paru basah, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantong udara paru-paru (alveoli). Peradangan disebabkan karena penumpukan cairan atau nanah di dalam alveoli. Hal ini yang membuat pengidap pneumonia mengalami sesak napas. Agar kamu lebih waspada, ketahui gejala pneumonia di sini.
Baca Juga: Yang Terjadi Saat Seseorang Terkena Pneumonia
Waspadai Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia berkembang tiba-tiba atau perlahan selama 24-48 jam. Di antaranya meliputi demam, keringat berlebih, menggigil, batuk (kering ataupun berdahak), sesak napas, nyeri dada saat menarik napas atau batuk, mual, muntah, diare, penurunan nafsu makan, tubuh lemas, serta detak jantung menjadi cepat. Pada pengidap berusia lebih dari 65 tahun, pneumonia muncul tanpa gejala demam, tapi disertai penurunan kesadaran.
Sekumpulan gejala tersebut muncul ketika infeksi kuman mengalahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga menimbulkan peradangan pada paru-paru. Infeksi yang sering terjadi disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri dalam udara. Sedangkan infeksi lain bisa disebabkan oleh jamur atau mikoplasma.
Seseorang berisiko tinggi mengidap pneumonia jika berusia kurang dari dua tahun atau lebih dari 65 tahun, aktif merokok, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, pengidap HIV/AIDS atau orang yang sedang menjalani kemoterapi), dan mengidap penyakit kronis (seperti asma atau PPOK).
Baca Juga: Ini Beda Pneumonia dan Bronkitis, Penyakit yang Sama-Sama Menyerang Paru
Diagnosis dan Pengobatan Pneumonia
Pneumonia didiagnosis melalui pemeriksaan pulse oximetry (pengukuran kadar oksigen dalam darah), foto rontgen dada, tes darah, tes urine, dan pemeriksaan sampel dahak. Jika pengidap berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki gejala lebih serius, dokter melakukan pemeriksaan penunjang berupa CT scan, kultur cairan pleura, atau bronkoskopi.
Pengidap pneumonia sebaiknya dirawat di rumah sakit ketika berusia lebih dari 65 tahun, mengalami penurunan fungsi ginjal, tekanan darah rendah, sesak napas, suhu di bawah normal, dan detak jantung abnormal. Atau pada anak-anak, dianjurkan dirawat di rumah sakit jika sering tidur, lemas, sesak napas, kadar oksigen rendah, dan dehidrasi. Berikut ini pilihan pengobatan bagi pengidap pneumonia:
-
Konsumsi obat, seperti obat pereda nyeri, batuk, dan antibiotik. Obat-obatan ini diberikan pada kasus pneumonia yang tergolong ringan.
-
Perawatan mandiri di rumah. Di antaranya dengan cukup istirahat, perbanyak minum cairan, dan tidak melakukan aktivitas berlebih.
-
Perawatan di rumah sakit, berupa pemberian antibiotik melalui suntikan, penambahan oksigen, dan rehabilitasi paru. Pada kasus yang parah, pengidap ditempatkan di dalam ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernapasan atau ventilator.
Proses penyembuhan tergantung pada jenis pneumonia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pengidap. Lama waktu perawatan juga tergantung pada gejala yang dirasakan. Pengidap yang berusia muda biasanya bisa kembali menjalani aktivitas secara normal dalam waktu satu minggu. Pengidap lain mungkin memerlukan waktu lebih lama dan masih merasakan lelah selama beberapa waktu. Sedangkan jika gejala pneumonia tergolong parah, waktu penyembuhan bisa mencapai beberapa minggu.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengobati Pneumonia
Itulah gejala pneumonia yang perlu diwaspadai. Kalau kamu mengalami gejala tersebut, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!