Waspada Parental Burnout yang Bisa Dialami Orangtua
Halodoc, Jakarta - Mendidik dan membesarkan anak merupakan salah satu tanggung jawab terbesar orangtua. Bukan hanya membangun karakter baik pada anak, mendidik anak dengan pola asuh yang tepat tentunya juga membantu anak bertumbuh dan berkembang dengan lebih optimal. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan kualitas hidup maupun kesehatan mental yang lebih baik.
Baca juga: Ibu Muda, Ini 4 Tips Urus Anak Tanpa Kelelahan
Namun, tahukah kamu bahwa mendidik atau mengasuh anak merupakan hal yang paling berat? Meskipun kondisi ini disertai dengan dukungan pasangan, kondisi keluarga yang baik, hingga anak-anak yang ceria. Mendidik anak bisa menjadi salah satu hal yang cukup menantang. Maka dari itu, tidak heran banyak orangtua yang mengalami kondisi parental burnout. Yuk, kenali lebih banyak mengenai parental burnout agar orangtua dapat menghindari kondisi ini!
Parental Burnout Dapat Dialami Orangtua
Bukan hanya pekerja kantoran, nyatanya sindrom kelelahan atau burnout pun bisa dialami oleh orangtua. Banyak yang mengatakan menjadi orangtua merupakan hal yang menyenangkan dan membahagiakan. Meskipun hal tersebut tidak salah, tetapi memiliki peran menjadi orangtua terkadang cukup melelahkan. Karena itu, parental burnout sangat mungkin dialami oleh para orangtua.
Parental burnout merupakan kondisi yang dialami oleh orangtua ketika merasakan kondisi kelelahan secara fisik maupun mental. Banyak orangtua yang mengabaikan kondisi ini karena merasa bersalah atau malu mengakui bahwa ia mengalami kelelahan. Namun, parental burnout yang tidak segera diatasi justru dapat memengaruhi pola asuh yang diterapkan pada anak.
Bukan hanya memengaruhi pola asuh, parental burnout yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada orangtua. Mulai dari gangguan tidur, depresi, hingga berbagai gangguan kesehatan fisik lainnya.
Baca juga: Stres Mengurus Newborn? Ibu, Lakukan 3 Hal Ini
Ibu, Kenali Gejala Parental Burnout untuk Penanganan Dini
Meskipun tidak semua orangtua akan mengalami parental burnout, tetapi menurut Dr. Ammy Imms, pendiri The Burnout Project dan penulis Burnout Your First Ten Steps, menjelaskan ada beberapa orangtua yang rentan mengalami kondisi ini. Mulai dari single parents, memiliki anak dengan kondisi gangguan kesehatan mental, orangtua yang pernah memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, hingga orangtua yang menerapkan pola asuh perfectionist.
Menurut Profesor Moira Mikolajczak dari Universitas Louvain di Belgia, beberapa gejala dari parental burnout hampir serupa dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Untuk itu, perlu tim medis yang tepat untuk mengidentifikasi kondisi parental burnout. Namun, menurutnya ada beberapa tanda besar yang menjadi gejala parental burnout.
1.Kelelahan
Kondisi kelelahan dapat dialami orangtua, mulai dari fisik hingga mental. Kelelahan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan, tidak dapat berpikir jernih, hingga kondisi fisik yang mengalami rasa lelah tak kunjung reda. Bahkan, dengan istirahat pun, rasa lelah ini kerap dirasakan oleh orangtua.
2.Kehilangan Motivasi dalam Mengasuh Anak
Jika ibu merasa kehilangan motivasi dalam mengasuh anak, sebaiknya segera minta bantuan pada psikolog untuk penanganan kondisi ini. Gunakan Halodoc dan tanya langsung pada psikolog mengenai masalah yang kamu alami.
3.Merasa Nyaman saat Jauh dari Anak
Kelelahan yang dirasakan akibat mengasuh anak membuat orangtua merasa nyaman saat berada jauh dari anak. Kondisi ini membuat orangtua dan anak akan memiliki hubungan yang kurang baik sehingga memengaruhi kondisi tumbuh kembang anak. Tidak jarang, orangtua dengan kondisi parental burnout juga memilih untuk menarik diri dari orang lain.
Selain itu, ada beberapa tanda lain yang menjadi gejala parental burnout. Mulai dari kehilangan minat pada hal yang disukai, perubahan nafsu makan, sering mengalami gangguan cemas, lebih mudah tersinggung, hingga mengalami gangguan tidur.
Lakukan Ini untuk Atasi Parental Burnout
Parental burnout yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan dampak buruk pada orangtua dan juga anak. Untuk itu, kondisi ini perlu diatasi dengan baik. Selain mengunjungi psikolog atau dokter untuk meminta bantuan untuk mengatasi kondisi ini, kamu juga bisa meminta bantuan pada keluarga atau kerabat terdekat untuk mengasuh anak.
Menurut Katayune Kaeni, Psy. D., yang merupakan seorang psikolog, tidak ada salahnya untuk mengambil waktu istirahat sejenak dari anak-anak. Lakukan hal yang menyenangkan dan membantu meredakan gejala parental burnout. Pergilah bersama pasangan berdua ke tempat menyenangkan atau hanya sekedar menonton bioskop.
Baca juga: Kelelahan Mengasuh Bayi Picu Baby Blues Syndrome, Ini Faktanya
Jangan lupa penuhi istirahat. Saat anak tertidur, ibu juga bisa memenuhi kebutuhan istirahat. Selain itu, penuhi kebutuhan nutrisi dan gizi agar kondisi kesehatan ibu tetap optimal. Jika dalam beberapa minggu kondisi ini tidak membaik, jangan ragu kunjungi rumah sakit terdekat untuk segera lakukan pemeriksaan.
Referensi:
First Five Years. Diakses pada 2021. Coping with Parental Burnout and Stress.
Nassau Daily Voice. Diakses pada 2021. Identifying Signs and Symptoms of Parental Burnout.
Parents. Diakses pada 2021. 15 Signs of Caregiver Burnout and How to Recover.
Psychology Today. Diakses pada 2021. The Burnout We Can’t Talk About: Parental Burnout.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan