Waspada Komplikasi yang Diakibatkan Delirium Tremens
Halodoc, Jakarta - Ketika seseorang yang terbiasa mengonsumsi alkohol memutuskan untuk berhenti, akan terjadi efek kebingungan yang disebut dengan delirium tremens dalam istilah medisnya. Halusinasi, disorientasi, perilaku mengacau, sampai perubahan emosi menjadi beberapa bentuk efek kebingungan yang terjadi ketika seseorang mengalami delirium tremens. Sederhananya, delirium tremens adalah proses detoksifikasi alkohol yang terbilang parah.
Tidak hanya karena peminum alkohol yang memutuskan untuk berhenti mengonsumsi alkohol, delirium tremens bisa terjadi karena berbagai hal lain, termasuk infeksi, cedera pada kepala, hingga penyakit yang menyerang seseorang dengan riwayat konsumsi alkohol yang terbilang berat. Kondisi ini diperburuk dengan pengidap yang tidak cukup mendapatkan asupan makanan.
Apa Saja Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Delirium Tremens?
Meski ada beberapa penyakit cenderung tidak menimbulkan gejala pada tahapan yang ringan, tentu saja semua penyakit pasti ada gejalanya. Sayangnya, beberapa gejala dari banyak penyakit terbilang mirip, jadi kamu perlu tahu gejala khas lain dari penyakit tertentu. Kalau kamu ragu, kamu bisa bertanya langsung pada dokter agar mendapatkan diagnosis yang akurat. Kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc, caranya tinggal pilih dokternya dan chat kapan saja.
Baca juga: 5 Faktor Penyebab Delirium Tremens
Pada kasus delirium tremens, gejala khas yang muncul termasuk tubuh mengalami tremor, perubahan pada fungsi mental, cepat marah dan mengalami agitasi, mengalami disorientasi dan kebingungan, kemampuan fokus berkurang, hasrat kegembiraan yang berlebihan, paranoid atau selalu merasa takut, tidur lelap berlebihan, bahkan bisa lebih dari sehari, halusinasi, cepatnya mengalami perubahan suasana hati, kejang, hipersensitivitas pada cahaya dan sentuhan, lebih aktif atau hiperaktif, hingga pingsan.
Jika penanganan tidak segera dilakukan atau penanganan tidak sempurna, delirium tremens bisa berujung pada komplikasi yang terbilang serius. Komplikasi ini termasuk depresi pernapasan bahkan pernapasan berhenti, aritmia atau detak jantung menjadi tidak teratur, pneumonitis aspirasi, hingga sedasi yang terbilang berlebihan. Ini artinya, kamu memiliki keinginan untuk tidur yang terjadi secara berlebihan.
Baca juga: Inilah 7 Jenis Delirium yang Perlu Diketahui
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang terbilang panjang pun kebiasaan mabuk akan membuat seseorang menjadi ketergantungan pada alkohol, dan ini adalah faktor risiko tertinggi dari delirium tremens.
Tidak hanya itu, orang-orang yang berusia muda dan sudah mengenal bahkan mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga cenderung mengalami kelainan ini karena kondisi penyalahgunaan alkohol. Adanya riwayat keluarga, depresi dan permasalah mental, serta lingkungan juga berpengaruh terhadap delirium tremens.
Pencegahan Delirium Tremens
Delirium tremens adalah kondisi darurat medis, karena banyaknya orang yang menyalahgunakan bahkan kecanduan alkohol. Sebaiknya kamu tidak menyentuh alkohol bahkan mengonsumsinya secara berlebihan demi menghindari terjadinya delirium tremens. Kalau diperlukan, kamu bisa berkunjung ke psikolog untuk membantu kamu mengurangi kecanduan yang dialami.
Baca juga: Pemeriksaan untuk Diagnosis Delirium Tremens
Jangan lupa untuk selalu memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter. Pasalnya, konsumsi alkohol, terlebih untuk seseorang yang sudah mengalami kecanduan alkohol cenderung lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
Referensi:
Medscape. Diakses pada 2019. Delirium Tremens (DTs).
Healthline. Diakses pada 2019. Alcohol Withdrawal Delirium.
Verywell Mind. Diakses pada 2019. What It’s Like to Go Through the DTs.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan