Waspada, Ini 5 Gejala dari Paronikia
Halodoc, Jakarta - Paronikia adalah infeksi kulit yang terjadi pada sekitar kuku, yang setidaknya menyerang salah satu jari tangan atau kaki. Infeksi ini terjadi pada sekitar tepi kuku bagian bawah atau samping. Gangguan kulit ini menimbulkan peradangan, pembengkakan, dan rasa tidak nyaman pada bagian sekitar kuku. Bahkan, bisa terbentuk abses yang berisi nanah.
Paronikia sendiri terbagi menjadi 2 (dua) jenis:
-
Paronikia akut, terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari. Infeksi tidak menyebar jauh ke jari, dan perawatan kulit yang dapat mengurangi gejalanya dalam waktu singkat.
-
Paronikia kronis, terjadi ketika gejala berlangsung hingga 6 (enam) minggu. Perkembangannya relatif lambat dan bisa menjadi lebih serius, juga sering memengaruhi beberapa bagian jari sekaligus.
Paronikia Mudah Menyebar, Segera Tangani dengan Perawatan Intensif
Paronikia bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Penyakit kulit ini mudah ditangani, tetapi pada kasus yang jarang terjadi, gangguan kulit ini bisa menyebar hingga ke seluruh jari tangan maupun kaki. Jika ini terjadi, kamu harus segera mendapatkan perawatan kulit intensif.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Sepatu yang Ujungnya Sempit Bisa Sebabkan Paronikia
Infeksi kuku paronikia terjadi ketika kulit di sekitar kuku menjadi rusak, memungkinkan kuman atau bakteri untuk masuk dan menginfeksi. Bakteri atau jamur yang paling umum menyebabkan gangguan kuku ini adalah Staphylococcus dan Streptococcus pyogenes. Penyebab lain yang mungkin bisa menimbulkan paronikia seperti kebiasaan menggigit kuku, memotong kuku terlalu pendek, melakukan perawatan kuku manikur, sering mengisap jari dan kuku yang bertumbuh ke dalam.
Gejala dari Paronikia
Gejala paronikia akut dan kronis sangat mirip. Perbedaannya ada pada kecepatan serangan dan lama infeksi. Pada kasus akut, infeksi berkembang dengan cepat tetapi tidak berlangsung dalam waktu lama, sementara pada kasus kronis, perkembangan infeksi berjalan sangat lambat dan berlangsung hingga berminggu-minggu.
Baik paronikia akut dan kronis memiliki gejala sebagai berikut:
-
Kemerahan kulit pada area sekitar kuku, terutama pada bagian samping dan bawah.
-
Kulit menjadi lembut dan empuk pada area sekitar kuku yang terkena infeksi.
-
Terbentuk lepuhan atau abses, terkadang disertai munculnya nanah.
-
Perubahan bentuk, warna, dan tekstur kuku yang terinfeksi.
-
Kuku mudah terlepas.
Baca juga: Ketahui Penanganan Pertama untuk Mengatasi Paronikia
Paronikia bisa disembuhkan dengan perawatan kulit rumahan. Jika muncul nanah, kamu bisa merendam area yang terinfeksi dengan air hangat beberapa kali dalam sehari dan mengeringkannya dengan sempurna. Jika infeksi lebih parah, dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk mengonsumsi obat antibiotik. Jika diperlukan, nanah dari abses yang muncul harus dikeluarkan, tapi pastikan kamu tidak melakukannya sendirian.
Menjaga kebersihan kuku menjadi tindakan pencegahan yang penting untuk mencegah terjadinya paronikia. Jaga selalu tangan dan kaki agar tidak muda terserang infeksi bakteri, tentu saja dengan cuci tangan dan kaki setelah beraktivitas di luar rumah. Hindari aktivitas yang memicu terjadinya paronikia, seperti menggigit, memotong kuku terlalu pendek, atau melakukan perawatan manikur.
Baca juga: Perlu Tahu, Faktor Risiko yang Bisa Sebabkan Paronikia
Jika infeksi kamu cukup parah atau kamu mengidap paronikia kronis, kamu mungkin perlu perawatan intensif. Kamu dapat bertanya pada dokter obat apa yang bisa digunakan untuk meringankan gejalanya. Caranya dengan download aplikasi Halodoc, karena di aplikasi ini, ada layanan Tanya Dokter yang bisa kamu gunakan kapan saja. Setelah mendapatkan resep, kamu juga bisa menebusnya langsung di aplikasi Halodoc.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan