Waspada, Bayi Lahir Prematur Rentan Terkena Bronkiolitis
Halodoc, Jakarta - Dari berbagai macam penyakit yang bisa menyerang paru-paru Si Kecil, bronkiolitis merupakan salah satu penyakit yang mesti diwaspadai. Ibu perlu tahu, sebenarnya hingga usia dua tahun bayi belum sepenuhnya aman dari bahaya bronkiolitis.
Gangguan pernapasan ini merupakan infeksi pada saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam saluran pernapasan kecil di paru-paru (bronkiolus). Dalam banyak kasus, keluhan kesehatan ini disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus (RSV). Virus inilah yang menyebabkan peradangan pada bronkiolus.
Bagaimana dengan gejala bronkiolitis? Anak yang mengidap bronkiolitis akan terlihat seperti sedang pilek. Pendek kata, seperti gejala batuk ringan dan hidung meler. Namun, gejala itu akan berkembang beberapa hari kemudian. Di tahap inilah anak akan lebih sering mengalami batuk kering yang disertai dengan mengi dan demam.
Baca juga: Bayi Tanpa Asi Berpotensi terkena bronkiolitis
Pertanyaannya, apa sih yang membuat anak kecil rentan terhadap penyakit ini? Lalu, benarkah bayi yang lahir prematur berisiko terserang bronkiolitis?
Prematur dan Bronkiolitis, Apa Kaitannya?
Kira-kira apa dampak dari kelahiran prematur di masa mendatang? Nah, menurut penelitian dari Department of Medicine di Imperial College London, remaja yang lahir prematur memiliki beberapa tanda bahaya biologis terhadap kesehatan di masa depan. Dengan kata lahir, bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Kok bisa?
Alasannya jelas, sebab waktu perkembangan dan pertumbuhan di dalam kandungan yang lebih kurang, ketimbang anak yang lahir dalam usia kandungan normal. Bayi yang lahir prematur ini cenderung memiliki kondisi fisik yang lemah karena perkembangan dan pertumbuhan yang belum sempurna. Nah, masalah yang sering kali terjadi adalah masalah pernapasan. Kok bisa?
Hal ini terjadi karena organ paru-paru yang belum terbentuk dengan sempurna. Dalam beberapa kasus, bayi prematur ini bisa mengalami kekurangan surfaktan, sehingga menyebabkan sindrom gangguan pernapasan. Tak cuma itu, kasus ini kadang kala bisa menyebabkan penyakit paru-paru kronis pada bayi.
Nah, karena bronkiolitis berkaitan erat dengan paru-paru, bisa saja kondisi di atas jadi pemicu Si Kecil terserang penyakit ini. Yang perlu diingat, tak semua bayi prematur rentan terhadap penyakit atau sering sakit. Pasalnya, ada beberapa faktor yang berperan mulai dari asupan nutrisi setelah lahir, kebersihan lingkungan sekitar, hingga pola asuh.
Anak Kecil Lebih Rentan
Selain respiratory syncytial virus (RSV), sejumlah virus lain juga bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis. Contohnya, virus parainfluenza, influenza, adenovirus, dan rhinovirus. Anak-anak biasanya akan tertular virus tersebut saat berada di dekat pengidap penyakit ini. Misalnya, melalui paparan atau percikan air liur dari batuk atau bersin. Penularan penyakit ini juga bisa melalui barang-barang yang sudah terkontaminasi virus, misalnya mainan.
Baca juga: Kenali Gangguan Pernapasan Bronkitis
Nah, saat barang yang sudah terkontaminasi virus dipegang oleh Si Kecil dan mereka menyentuh mulut atau hidung, maka kemungkinan besar akan terjadi penularan. Selain itu, apa sih yang membuat anak kecil lebih rentan terserang penyakit ini? Berikut penjelasan menurut para ahli:
-
Sering terpapar asap rokok.
-
Tak mendapatkan ASI, sehingga tidak memiliki sistem imun yang baik. Pasalnya, tubuh tak akan berkembang optimal bila tidak didukung nutrisi ASI.
-
Berusia kurang dari tiga bulan.
-
Memiliki penyakit paru-paru atau jantung.
-
Sering melakukan kontak dengan anak-anak lain.
-
Tinggal di lingkungan yang padat.
Si Kecil memiliki masalah pernapasan? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan