Meski Gemas, Bolehkah Ibu Hamil Menggendong Balita?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Maret 2018
Meski Gemas, Bolehkah Ibu Hamil Menggendong Balita?Meski Gemas, Bolehkah Ibu Hamil Menggendong Balita?

Halodoc, Jakarta – Siapa yang tahan melihat tingkah-polah balita yang sedang lucu-lucunya? Cara mereka berjalan, bermain, berinteraksi, pasti selalu mengundang keinginan yang melihat untuk mengelus bahkan menggendongnya. Kesenangan yang serupa juga terjadi pada ibu hamil. Menunggu si jabang bayi lahiran, tak ada salahnya menggendong balita dulu.

Menggendong balita saat hamil boleh-boleh saja, asalkan ibu hamil tahu cara menggendong balita dengan baik yang tidak membahayakan kandungannya. Supaya gemasnya tersalurkan tapi aman juga untuk ibu, yuk ikuti tips menggendong balita saat ibu sedang hamil ini:

  1. Tidak di Trisemester Pertama & Membungkuk

Tiga bulan pertama kehamilan adalah masa-masa yang harus dijaga benar. Asupan makan harus diperhatikan, menjaga emosi, mood terlebih jangan terlalu lelah, apalagi mengangangkat barang berat. Supaya amannya sih, ada baiknya membiarkan balita bermain di pangkuan saja. Toh, ibu hamil tetap bisa menggendong balita, kan. Lalu agar punggung dan perut aman, sebaiknya ibu hamil jangan membungkuk. Sebaiknya tekuk kaki saat hendak mengangkat balita.

  1. Bernapas dari Mulut

Menarik napas dari mulut sesaat sebelum mengangkat balita dapat membantu kesiapan ibu hamil untuk menerima beban balita. Menarik napas dari mulut juga menciptakan kontraksi di panggul, kedua kaki juga lebih sigap sehingga posisi fisik lebih siap menerima tambahan beban.

  1. Letakkan Balita di Pinggul

Jangan gunakan perut untuk menahan balita tetapi gunakan pinggul. Itupun posisikan balita miring, sehingga pinggul ibu hamil berada di antara kedua kakinya. Untuk melindungi perut, perhatikan juga gerakan balita. Jangan sampai balita melakukan gerakan mendadak hingga perut ibu hamil tanpa sengaja tertendang.

  1. Jangan Menggendong Balita yang Berat

Bukannya pilih kasih nih, tapi dengan kondisi perut besar, agak berisiko buat ibu menggendong balita saat hamil. Untuk menyalurkan kegemasan ibu masih bisa mengelus kepala Si Kecil atau mengajaknya bermain di lantai sembari duduk dalam posisi yang aman.

  1. Hindari Menggendong Balita yang Hiperaktif

Balita hiperaktif tidak tertebak, ibu hamil tidak tahu kapan Si Kecil bergerak atau bagaimana responnya saat ibu mengajaknya berinteraksi. Apalagi kalau balita sedang moody-nya, jangan sampai ibu hamil tertendang perutnya, deh.

  1. Jangan Menggendong Balita yang Sedang Sakit

Ibu hamil perlu untuk mengingat kondisinya, kalau ada jabang bayi di dalam perut. Sehingga apapun yang dilakukannya akan berisiko terhadap bayi dalam kandungan. Termasuk daya tahan fisik.

Kalau ibu masih punya pertanyaan mengenai apa yang tidak dan boleh dilakukan oleh ibu hamil, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat. Yuk!

  1.  

    Fakta Unik Kebiasaan Ibu Menggendong Anak

    Selain sebagai wujud afeksi yang menyenangkan ternyata ada beberapa fakta menarik seputar gendong-menggendong balita ini. Silahkan disimak!

    • Ibu lebih senang menggendong anaknya dari sisi sebelah kiri dan Journal Brain & Cognition menjelaskan alasan ilmiahnya karena letak jantung di sebelah kiri dan posisi ini  dianggap ibu sebagai hal yang aman dan nyaman untuk anaknya.
    • Masih terkait dengan menggendong bayi ataupun balita di sebelah kiri, selain keintiman, menggendong dengan posisi sebelah kiri juga membuat telinga kanan anak lebih dekat dengan mulut ibu. Situasi ini sedikit banyak membantu anak untuk belajar bahasa.
    • Penelitian dari US National Library of Medicine National Institutes of Health mengungkapkan kehadiran, kedekatan maupun sentuhan fisik seorang ibu tanpa adanya keterlibatan emosional akan menghambat eksplorasi bayi dalam perkembangan internal dan lingkungannya.
    • Ekspresi wajah, intonasi suara, perhatian, emosi, sentuhan, semata bukan hanya wujud rasa gemas saja akan kehadiran bayi tetapi juga bermanfaat untuk tumbuh-kembang bayi mengenal emosi dan ungkapan kasih sayang.