Vaksin DPT Cegah Difteri Bukan Cuma pada Anak-Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Juni 2019
Vaksin DPT Cegah Difteri Bukan Cuma pada Anak-AnakVaksin DPT Cegah Difteri Bukan Cuma pada Anak-Anak

Halodoc, Jakarta – Difteri merupakan infeksi hidung dan tenggorokan yang memang lebih sering dialami oleh anak-anak. Namun, hal ini bukan berarti orang dewasa terbebas sama sekali dari risiko terkena penyakit ini. Karena itu, sebagai upaya untuk mencegah penyakit difteri, baik anak-anak maupun orang dewasa dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi difteri (vaksin DPT). Yuk, ketahui pentingnya vaksin DPT untuk orang dewasa.

Merupakan singkatan dari difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus, vaksin DPT memang merupakan vaksin kombinasi yang diberikan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut yang dapat menyebabkan kematian.

  • Difteri – infeksi bakteri yang bisa menghambat jalur napas di tenggorokan, sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan.
  • Pertusis – gangguan saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala-gejala, seperti batuk dan pilek, terutama pada anak-anak ketika mereka mengambil napas dalam-dalam. Penyakit ini menjadi sangat berbahaya bila dialami oleh bayi berusia di bawah satu tahun, karena bisa menimbulkan komplikasi serius.
  • Tetanus – penyakit saraf yang bisa menyerang siapa saja dari segala usia. Tetanus terjadi ketika ada bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka dan kemudian menghasilkan racun.

Vaksin DPT sebenarnya mengandung bakteri difteri, pertusis, dan tetanus yang sudah dilemahkan. Vaksin ini diberikan dengan tujuan untuk memicu sistem kekebalan tubuh manusia untuk menghasilkan antibodi yang akan mampu melawan infeksi dari ketiga penyakit tersebut bila sewaktu-waktu menyerang.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Inilah Pentingnya Vaksin untuk Mencegah Difteri

Siapa Saja yang Memerlukan Vaksin DPT?

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar vaksin DPT diberikan kepada anak-anak sejak usia balita. Vaksin DPT sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu vaksin campuran DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak.

Imunisasi DPT merupakan imunisasi dasar dan lanjutan yang wajib diberikan secara rutin dan lengkap pada anak-anak. Imunisasi dasar dimulai sejak bayi belum genap berusia satu tahun, yang diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Selanjutnya, anak akan diberikan imunisasi lanjutan atau booster pada usia 18 bulan dan usia 5 tahun.

Tidak hanya pada bayi dan anak-anak, vaksin DPT juga perlu diberikan pada orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Orang dewasa atau wanita hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi DPT sama sekali.
  • Orang yang akan berkunjung atau traveling ke negeri dengan kasus DPT yang tinggi.
  • Petugas kesehatan yang berpotensi tinggi untuk berhadapan dengan pengidap DPT.
  • Pengasuh anak (babysitter) yang mengurus bayi baru lahir.
  • Wanita hamil yang menginjak trimester ketiga usia kehamilan, yaitu sekitar minggu ke-26 sampai ke-36. Walaupun sudah pernah mendapatkan suntik DPT, pemberian vaksin DPT ulang bertujuan untuk mencegah calon bayi terserang batuk rejan.

Baca juga: Perlukah Vaksinasi Difteri Ulang Saat Dewasa?

Cara Mendapatkan Vaksin yang Benar

Hal yang perlu kamu ingat adalah vaksin DPT hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis profesional. Bagi orangtua yang memiliki anak berusia 1 tahun sampai kurang dari 18 tahun yang belum mendapatkan vaksin DPT, sebaiknya segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sedangkan vaksinasi difteri pada orang dewasa, bisa dilakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan pemerintah atau swasta.

Baca juga: Ini 2 Cara Cegah Difteri yang Sebabkan Kematian

Jadi, vaksin DPT tidak hanya penting untuk diberikan pada anak-anak, tapi juga orang dewasa untuk mencegah penyakit difteri yang sangat mudah menular melalui udara. Setelah melakukan vaksinasi, pastikan untuk mencatat dan menyimpan data imunisasi kamu dengan baik. Bila kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang vaksin DPT, tanyakan saja pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.