Usia Berapa Wanita Harus Sadar Kanker Serviks?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Februari 2020
Usia Berapa Wanita Harus Sadar Kanker Serviks?Usia Berapa Wanita Harus Sadar Kanker Serviks?

Halodoc, Jakarta - Setelah kanker payudara, kanker serviks menduduki posisi kedua sebagai penyakit kanker yang menyumbang angka kematian paling tinggi di dunia. Sayangnya, penyakit kanker yang hanya menyerang wanita ini tidak bisa diobati, tetapi pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dan komplikasi terburuk yang mungkin terjadi. 

Mulanya, kanker serviks berisiko terjadi pada wanita berusia sekitar 45 tahun ke atas. Sayangnya, kini penyakit mematikan satu ini lebih mudah terjadi pada remaja wanita, bahkan ditemukan kasus kanker serviks pada remaja perempuan usia 21 hingga 22 tahun. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki posisi teratas dengan jumlah pengidap kanker serviks paling banyak. Setidaknya, setiap tahun ada 26 perempuan yang kehilangan nyawa karena penyakit ini. 

Pentingnya Skrining Kesehatan untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Sebagian besar kasus kanker serviks tidak terdeteksi karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Ini yang membuat penyakit satu ini selalu mengalami keterlambatan penanganan, karena gejala yang turut terlambat terdiagnosis. Gejala yang umum terjadi adalah keluarnya bercak darah ketika berhubungan intim atau cairan dengan bau yang menyengat. Rasa sakit pada panggul pun tidak terlalu teridentifikasi. 

Baca juga: Mengidap Kanker Serviks, Bisakah Disembuhkan?

Artinya, kamu perlu melakukan skrining kesehatan untuk mendeteksi dini gejala kanker serviks. Biasanya, skrining ini sudah disarankan untuk kamu yang sudah berhubungan intim, karena penularan virus HPV yang menyebabkan kanker serviks terjadi lebih banyak karena hubungan intim, terutama jika sering berganti pasangan dan tidak menggunakan alat pelindung. 

Pap smear juga dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala dini dari kanker serviks. Nah, bagi wanita yang sudah berusia di atas 21 tahun dan sudah aktif secara seksual, bisa melakukan pap smear. Lakukan skrining pap smear ini paling tidak 3 tahun sekali.

Apabila pemeriksaan kesehatan dilakukan sejak dini dan terdiagnosis muncul gejala kanker serviks, pengobatan yang dilakukan dapat membantu penyembuhannya. Namun, jika kanker serviks sudah berkembang lebih buruk, bahkan hingga stadium 3 atau 4, efektivitas pengobatannya juga semakin rendah. 

Baca juga: Kenali 7 Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Jadi, kamu tidak boleh malas melakukan pengecekan kesehatan, terlebih jika kamu telah memenuhi standar perempuan yang berisiko mengalami kanker serviks. Kalau bisa menggunakan bantuan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter bagaimana prosedur yang harus dipenuhi untuk menjalani skrining kanker serviks. Lalu, dengan aplikasi yang sama, kamu juga bisa memanfaatkan layanan Cek Lab

Mencegah Kanker Serviks

Memang, tidak ada cara yang bisa mencegah terjadinya kanker serviks sepenuhnya. Namun, melakukan skrining kesehatan untuk deteksi dini sudah menjadi langkah tepat untuk memerangi penyakit mematikan ini. Kamu bisa melakukan tindakan pencegahan dengan mendapatkan vaksin kanker serviks. Meski kamu sudah mendapatkan vaksin, bukan berarti kamu terbebas dari masalah kesehatan ini, jadi tetap lakukan pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: Kanker Serviks Bisa Menyebar ke 6 Bagian Tubuh Ini

Penting pula untuk diketahui adalah melakukan hubungan intim yang aman. Setidaknya, kamu tidak berganti pasangan, karena virus HPV yang menyebabkan kanker serviks bisa menular dari berbagai cara hubungan intim. Hindari kebiasaan merokok dan selalu jaga kebersihan, minimal mencuci tangan dengan sabun setelah kamu beraktivitas dari luar rumah, setelah menggunakan toilet, dan sebelum makan. Menjaga kebersihan penting untuk menangkal masuknya berbagai penyakit.

Referensi: 
NHS. Diakses pada 2020. Prevention Cervical Cancer.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Cervical Cancer.
Krueger, Hans., PhD., et al. 2013. Diakses pada 2020. What is the Most Appropriate Age to Start Screening Women for Cervical Cancer? BC Medical Journal Vol. 55(6): 282-286.