Apa Tujuan Dilakukan Pemeriksaan EEG dan Brain Mapping
Halodoc, Jakarta – Electroencephalography (EEG) merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan cakram logam kecil bernama elektroda yang diletakkan pada kulit kepala. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi aktivitas listrik di otak. Umumnya, EEG adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit epilepsi. Pada pemeriksaan ini, alat yang digunakan akan merekam aktivitas sel-sel otak dan menunjukkannya sebagai garis bergelombang.
EEG kuantitatif (qEEG) adalah analisis EEG yang dilakukan secara digital. EEG kuantitatif juga dikenal sebagai pemetaan otak alias brain mapping. Baik EEG dan qEEG bisa digunakan oleh para ahli untuk mengevaluasi fungsi otak. Hasil pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk melacak perubahan fungsi otak yang bisa terjadi karena berbagai intervensi, misalnya konsumsi obat-obatan tertentu.
Baca juga: Ketahui Penjelasan Tentang Electroencephalography (EEG)
Sebenarnya, hampir semua pencitraan yang dilakukan pada saraf bisa dianggap sebagai bagian dari pemetaan otak. Hal ini dapat dipahami sebagai bentuk neuroimaging yang lebih tinggi untuk menghasilkan gambar otak yang lebih lengkap. Gambaran otak yang didapatkan akan dilengkapi dengan hasil pemrosesan atau analisis data tambahan, baik yang didapat dari pencitraan maupun non-pencitraan. Lantas, apa tujuan dilakukannya pemeriksaan ini?
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau dan menilai kesehatan otak secara keseluruhan. Otak manusia merupakan bagian tubuh yang cukup penting dan memegang peran besar dalam kehidupan. Kabar buruknya, otak juga bisa mengalami gangguan dan kerusakan, sama seperti organ lainnya di dalam tubuh. Salah satu kondisi yang bisa menyerang bagian tubuh ini adalah kecanduan. Pemeriksaan EEG bisa dilakukan untuk mengukur dampak yang ditimbulkan kecanduan pada jaringan saraf.
Selain untuk pemeriksaan karena indikasi penyakit, EEG dan brain mapping juga dapat dilakukan untuk mengetahui potensi dan kerja otak. Ada beberapa orang yang disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini, termasuk orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau yang memiliki kecanduan alkohol. Selain itu, EEG dan brain mapping juga disarankan pada orang yang berisiko memiliki gangguan pada otak, misalnya memiliki riwayat penyakit yang berdampak pada otak, misalnya demensia hingga masalah neurofisiologis.
Baca juga: Ini Prosedur Melakukan Pemeriksaan Electroencephalography
Prosedur Pemeriksaan EEG dan Brain Mapping
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang menyerupai penutup kepala, dan diletakkan pada kulit kepala. Perangkat lunak tersebut kemudian akan menangkap impuls listrik di otak dan hasil dari pemeriksaan ini akan menunjukkan pola gelombang otak dari berbagai bagian. Rangkaian pemeriksaan ini umumnya tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 15 menit.
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan kemudian akan diubah menjadi laporan peta otak visual. Kemudian, laporan tersebut akan dianalisis untuk mengidentifikasi area yang mengalami gangguan atau menjadi penyebab masalah muncul. Hasil dari laporan tersebut akan menampilkan hasil dan format yang jelas dan ringkas, sehingga bisa dengan mudah dipahami.
Tes EEG dan brain mapping dilakukan oleh dokter dan tenaga medis. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit yang menyediakan peralatan EEG dan brain mapping. Namun, tentu saja hal ini tidak dilakukan secara sembarangan. Sebelum menjalani tes ini, kamu harus mendapat rekomendasi dari dokter, tentunya setelah melakukan pemeriksaan sebelumnya.
Baca juga: 8 Penyakit yang Bisa Didiagnosis Lewat Pemeriksaan EEG
Nah, itulah tujuan dilakukan pemeriksaan EEG dan brain mapping. Bila kamu ingin mengetahui tentang prosedur pemeriksaan ini lebih jauh, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan