Tindakan Medis Ini Harus Dilakukan untuk Atasi Gagal Hati
Halodoc, Jakarta - Gagal hati adalah kondisi yang berbahaya karena menyebabkan organ hati tidak mampu berfungsi normal sebagaimana mestinya. Jika tidak ditangani dengan cepat, maka kondisi ini menyebabkan kematian. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan diagnosis tepat untuk mengetahui tingkatan gagal hati yang terjadi.
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk perkembangan gejalanya, gagal hati digolongkan menjadi tiga, yaitu gagal hati akut (fulminant hepatic failure atau FHF), gagal hati sub-akut (late-onset hepatic failure) dan gagal hati kronis (chronic decompensated hepatic failure).
Pada gagal hati akut, hati tidak dapat berfungsi dalam waktu 8 jam setelah faktor penyebab mulai menimbulkan kerusakan pada organ hati. Sementara jika kegagalan fungsi hati terjadi dalam waktu dan jangka waktu 8 hingga 26 minggu, maka disebut gagal hati sub-akut. Sedangkan pada gagal hati kronis, kerusakan terjadi secara perlahan, bisa dalam waktu beberapa tahun, sampai organ hati akhirnya mengalami kegagalan fungsi.
Baca Juga: Inilah Cara Alkohol Pengaruhi Kesehatan Liver
Mengatasi Gagal Hati dengan Transplantasi
Pengidap gagal hati wajib menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk mengobati gangguan yang terjadi pada organ hati dan mencegah terjadinya komplikasi lanjutan. Jika penyakit hati masuk ke dalam tahap gagal hati, maka pilihan terbaik adalah melakukan transplantasi hati. Namun, dokter juga memberikan sejumlah obat untuk menyembuhkan keracunan. Gagal hati jenis ini biasanya disebabkan oleh overdosis asetaminofen atau keracunan jamur.
Sayangnya dalam banyak kasus, kegagalan hati akut tidak dapat dipulihkan secara tuntas. Maka dari itu, transplantasi hati adalah pilihan terbaik. Transplantasi hati dapat meningkatkan hidup seseorang menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hidup bersama organ hati yang telah rusak. Tentu saja, ini diikuti perawatan lain dan gaya hidup sehat.
Proses transplantasi hati adalah tindakan medis berupa pengangkatan organ hati seseorang dan menggantinya dengan organ hati lain yang berada dalam kondisi sehat dan berasal dari donor. Proses transplantasi ini bisa dilakukan secara sepenuhnya atau sebagian. Artinya, pendonor bisa menyumbangkan sebagian atau semua organ hati miliknya. Donor hati biasanya berasal dari dua sumber, yaitu dari orang yang baru meninggal dunia atau dari orang yang masih hidup. Donor ini memiliki beberapa persyaratan khusus yang wajib dipatuhi semisal permohonan persetujuan atau serangkaian tes tertentu.
Proses pemindahan hati ini melewati tiga tahap, yaitu tahap operasi pendonor, operasi back table dan operasi transplantasi pada penerima. Namun, tubuh sering melakukan penyerangan terhadap jaringan hati baru tersebut karena dianggap sebagai jaringan asing. Kondisi ini disebut penolakan graft, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan hati yang baru menjadi rusak.
Cara untuk mencegahnya adalah dokter meresepkan obat imunosupresan yang harus dikonsumsi oleh penerima transplantasi hati seumur hidupnya. Meski begitu, penerima perlu waspada terjadinya beberapa komplikasi lain setelah proses pencangkokan sehingga penerima wajib melakukan gaya hidup sehat.
Baca Juga: Begini Prosedur Transplantasi Liver
Punya keluhan di organ hati atau masalah kesehatan lainnya? Tidak usah panik, kamu bisa lo bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan