Tikus di Musim Hujan Bisa Sebabkan Leptospirosis yang Berakibat Fatal

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Maret 2019
Tikus di Musim Hujan Bisa Sebabkan Leptospirosis yang Berakibat FatalTikus di Musim Hujan Bisa Sebabkan Leptospirosis yang Berakibat Fatal

Halodoc, Jakarta – Di musim hujan seperti sekarang ini, tubuh memang lebih rentan terserang penyakit. Apalagi bila hujan sampai menimbulkan banjir. Pasalnya, ada beberapa penyakit yang mudah sekali menyebar saat banjir. Salah satunya adalah leptospirosis.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Leptospira interrogans ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Salah satu hewan penyebar leptospirosis adalah hewan pengerat, seperti tikus yang sering muncul pada saat banjir.

Jadi, bila kamu harus mengarungi genangan air yang sudah terkontaminasi oleh urine atau darah tikus yang sudah terinfeksi bakteri ini, maka berisiko tinggi mengalami leptospirosis. Karena itu, penting untuk mengetahui penyakit ini lebih jauh agar kamu bisa mewaspadai leptospirosis yang dapat berakibat fatal.

Cara Penyebaran Leptospirosis

Selain tikus, beberapa jenis hewan lainnya yang juga bisa menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing dan kelompok hewan ternak, seperti sapi atau babi. Bakteri leptospira dapat bertahan hidup selama beberapa tahun di dalam ginjal hewan yang terinfeksi yang kemudian dikeluarkan lewat urine hewan tersebut. Penyebaran penyakit ini dapat meningkat saat banjir, karena air seni hewan pembawa leptospirosis yang sudah mengontaminasi air, tanah, atau permukaan lain dapat mengalir dan menyatu dengan air banjir.

Baca juga: Musim Banjir Tiba! Waspadai 3 Penyakit Ini

Selain banjir, seseorang juga berisiko tinggi terkena leptospirosis bila bersentuhan langsung dengan air, tanah, dan makanan yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa penyakit tersebut. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit pada luka terbuka, kulit yang kering, atau lapisan lendir tubuh (seperti, mata, hidung, atau mulut).

Setelah memasuki tubuh, bakteri ini akan menyebar melalui aliran darah dan sistem getah bening pada organ-organ dalam tubuh. Meski demikian, bakteri ini tidak bisa ditularkan antar manusia, namun penularan masih bisa terjadi melalui air susu ibu atau hubungan intim.

Risiko penularan leptospirosis juga meningkat pada orang yang berkegiatan di luar ruangan atau sering bersentuhan dengan hewan pembawa penyakit tersebut. Orang-orang yang sering berenang atau menggunakan rakit dan perahu di sungai atau danau yang tercemar oleh bakteri leptospira, maupun orang yang berkemah di sekitar sungai atau danau tersebut juga berisiko tinggi terkena leptospirosis.

Jenis pekerjaan yang juga berisiko tinggi untuk mengidap leptospirosis, antara lain petani, peternak atau pengurus hewan, pekerja di pemotongan hewan, pembersih saluran pembuangan, dan pekerja tambang.

Baca juga: Waspada Leptospirosis, Penyakit yang Rentan Terjadi saat Banjir

Gejala Leptospirosis

Leptospirosis biasanya baru menunjukkan gejala secara tiba-tiba dalam waktu 2 minggu setelah pengidap terinfeksi. Pada sebagian kasus, gejala malah baru terlihat setelah satu bulan terinfeksi. Berikut gejala leptospirosis secara umum:

  • Demam

  • Sakit kepala

  • Mual

  • Muntah

  • Sakit perut

  • Meriang

  • Diare

  • Nyeri otot

  • Kulit atau area putih pada mata menguning.

Setelah gejala-gejala di atas muncul, pengidap leptospirosis biasanya akan pulih dalam waktu satu minggu karena sistem imunitas dapat mengalahkan infeksi. Tapi, sebagian pengidap dapat mengalami tahap kedua dari penyakit leptospirosis yang dikenal sebagai penyakit Weil. Gejala penyakit Weil, antara lain dada terasa nyeri serta kaki dan tangan yang bengkak.

Selama mengalami tahap kedua penyakit leptospirosis, bakteri juga berpotensi menyerang orang lain, sehingga menyebabkan kondisi menjadi lebih parah. Kondisi serius tersebut ditunjukkan dengan:

  • Gangguan paru-paru dengan gejala batuk, napas pendek, dan batuk berdarah.

  • Gangguan pada ginjal yang bisa berakhir menjadi gagal ginjal.

  • Gangguan pada otak yang ditunjukkan dengan gejala meningitis.

  • Gangguan pada jantung yang memicu peradangan jantung (miokarditis) atau gagal jantung.

Baca juga: Hati-Hati DBD yang Bisa Diketahui Lewat Air Liur

Itulah dampak serius bahkan fatal yang bisa disebabkan oleh leptospirosis. Karena itu, bila kamu mengalami gejala-gejala leptospirosis, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.