Tidur Setelah Sahur, Bolehkah?
Halodoc, Jakarta - Melawan rasa kantuk bukanlah hal mudah, apalagi rasa kantuk yang muncul tepat setelah sahur. Namun, sebesar apapun rasa kantuk yang datang, keinginan untuk tidur tersebut sebaiknya tidak boleh langsung diikuti. Sebab, tidur setelah sahur tidak baik untuk kesehatan sehingga tidak begitu dianjurkan oleh para ahli.
(Baca juga: 6 Jenis Makanan Sehat yang Cocok untuk Sahur)
Setelah sahur, otak akan memerintahkan darah untuk mengalir ke seluruh organ tubuh guna membantu pencernaan. Kemudian, sel darah merah (trombosit) akan membantu mencerna makanan agar zat gizi bisa didistribusikan ke seluruh tubuh. Hal inilah yang kemudian menyebabkan tubuh terasa lelah sehingga ingin tidur.
Dampak Buruk Tidur Setelah Sahur
Makanan yang baru masuk ke dalam tubuh harus dicerna terlebih dahulu. Sebab, beberapa zat gizi membutuhkan waktu lama untuk dicerna secara optimal di dalam tubuh. Misalnya karbohidrat selama dua jam, protein selama tiga jam, dan lemak selama empat jam untuk bisa dicerna dalam tubuh. Jadi, minimal dua jam setelah makan sahur kamu baru bisa tidur lagi.
(Baca juga: 5 Nutrisi yang Paling Dibutuhkan Tubuh Saat Puasa)
Jika kamu langsung tidur, maka seluruh oksigen akan berpindah ke lambung sehingga mengganggu kinerja lambung dalam mencerna makanan. Jumlah oksigen di dalam otak juga akan berkurang dan makanan yang belum dicerna secara optimal akan berbalik dari lambung ke kerongkongan. Akibatnya, kamu rentan mengalami gangguan pencernaan dan penyakit seperti berikut ini:
1. Penimbunan Lemak
Tubuh hanya membutuhkan sedikit energi untuk berada di fase tidur. Sehingga, makanan yang kamu makan saat sahur tidak akan digunakan untuk kebutuhan beraktivitas, melainkan lebih banyak akan ditimbun menjadi lemak. Kondisi inilah yang membuat seseorang rentan mengalami perut buncit atau obesitas jika tidur setelah sahur.
2. Peningkatan Asam Lambung
Jika kamu mengidap maag atau refluks asam lambung (GERD), sebaiknya kamu menghindari tidur setelah sahur. Sebab, saat kamu berada di posisi berbaring, makanan yang belum dicerna secara optimal akan berbalik ke kerongkongan dengan membawa asam lambung. Asam lambung di kerongkongan inilah yang bisa menimbulkan iritasi dan luka yang memicu maag atau refluks asam lambung. Gejala yang ditimbulkan berupa rasa nyeri di ulu hati atau perut kiri bagian atas, rasa panas di dada, rasa asam di mulut, sakit tenggorokan, dan gejala lainnya.
3. Gangguan Saluran Pencernaan
Posisi berbaring bisa menghambat proses pengosongan lambung. Jika kondisi ini terus terjadi, maka kamu rentan mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut, sembelit, atau diare. Gangguan tersebut tergantung pada bahan makanan apa yang kamu konsumsi saat sahur. Jadi sebaiknya, kamu perlu memperbanyak buah dan sayur saat sahur agar proses pencernaan menjadi lancar.
4. Stroke
Jenis stroke yang berkaitan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah strok penyumbatan. Ini bisa terjadi karena tidur setelah makan membuat seluruh oksigen berpindah ke lambung dan mengurangi jumlah oksigen yang ada di dalam otak. Jika dibiasakan, maka otak akan kekurangan oksigen dan rentan mengalami strok.
(Baca juga: Lapar Setelah Bangun Tidur? Mungkin Ini Alasannya)
Jika kamu punya keluhan kesehatan saat puasa, sebaiknya kamu segera bicara dengan dokter. Kabar baiknya, saat ini kamu sudah bisa bicara pada dokter tanpa perlu repot ke luar rumah. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play, lalu kamu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, ayo gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga untuk mendapatkan rekomendasi saran dari dokter tepercaya.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan