Inilah Manfaat Mengonsumsi Makanan Manis
Halodoc, Jakarta - Makanan manis tidak melulu “jahat” dan menjadi penyebab diabetes. Makanan manis juga memiliki manfaat. Rasa manis pada makanan biasanya diperoleh dari gula atau karbohidrat sederhana yang terdapat dalam buah-buahan, gula pasir, gula jawa, gula batu, dan lainnya. Kamu juga dapat memperoleh pemanis buatan seperti sakarin dan aspartam yang terdapat pada sirup, gulali, permen, dan lainnya.
Selama ini banyak orang yang menganggap bahwa makanan manis dapat mengakitbkan sejumlah penyakit seperti obesitas, diabetes, kerusakan gigi, dan penyakit lainnya. Maka itu, ada orangtua yang melarang anaknya untuk makan makanan manis seperti permen dan cokelat, supaya terhindar dari kerusakan gigi. Padahal, makanan manis tidak selamanya menyebabkan penyakit. Makanan manis juga memiliki manfaat, antara lain:
1. Sumber Energi
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh. Agar bisa digunakan, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa yang nantinya akan mengalir melalui aliran darah ke sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi. Hanya saja tidak semua sel tubuh akan menggunakan glukosa sebagai energi. Misalnya, sel-sel pada otot dan hati akan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi. Glukosa yang tersimpan tersebut akan digunakan jika tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh atau saat tubuh kekurangan energi.
Baca juga: 4 Jenis Makanan Manis untuk Pengidap Diabetes
2. Memperbaiki Mood
Sebuah studi menunjukkan bahwa ada perubahan kimiawi di otak setelah seseorang mengonsumsi makanan manis, misalnya cokelat. Makanan manis mampu membuat otak melepaskan hormon serotonin dan membantu menstabilkan suasana hati hingga mencegah depresi.
Makanan manis juga bisa mengaktifkan pusat kesenangan di otak, meningkatkan produksi hormon dopamin, sehingga dapat membuat seseorang merasa bahagia setelah mengonsumsinya. Jadi, tidak heran jika beberapa orang akan memiliki makanan manis seperti cokelat dan es krim saat mereka sedang sedih atau bad mood.
3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Glukosa merupakan bahan bakar otak, sehingga mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan daya ingat, proses berpikir, dan konsentrasi. Hanya saja simpanan glukosa dalam hati dan otot, tubuh akan menggunakan lemak dan protein untuk mendapatkan energi. Namun, ketika lemak dan protein habis, tubuh akan menggunakan otot untuk mendapatkan tenaga. Hal ini lah yang membuat seseorang merasa lemas, mudah lelah, dan kehilangan konsentrasi.
Baca juga: Pengidap Diabetes Rentan Alami Selulitis
Pengidap Diabetes Tetap Bisa Mengonsumsi Makanan Manis
Pengidap diabetes sebenarnya masih dapat menikmati sesuatu yang manis dari waktu ke waktu. Hanya saja penting untuk mengetahui apa dampak makanan tertentu terhadap gula darah. Kuncinya adalah mengelola apa saja yang dapat dimakan. Contoh beberapa makanan penutup yang ramah diabetes yang mungkin tidak mengandung pemanis buatan dan aman untuk pengidap diabetes, yaitu:
- Granola (tanpa tambahan gula) dan buah segar.
- Biskuit graham dengan mentega kacang.
- Cokelat panas bebas gula ditaburi kayu manis.
- Puding bebas gula dengan topping bebas gula.
Banyak juga brand makanan manis yang membuat varian yang bebas gula atau tanpa gula, termasuk kue dan pai. Namun perlu diingat, bahwa hanya karena makanan ini tidak mengandung gula, bukan berarti mereka bebas karbohidrat atau kalori. Karenanya, mereka masih harus dinikmati dalam jumlah sedang.
Baca juga: Jangan Terlalu Lama Memasak Tomat, Ini Alasannya
Jika kamu memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan gula, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call, dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan dimana saja. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store atau Google Play!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Diabetes and Dessert.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Added sugars: Don't get sabotaged by sweeteners.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan