Tidak Melulu Hubungan Intim, Hal Ini Bisa Menularkan HIV dan AIDS
Halodoc, Jakarta - Hingga kini masih banyak mitos yang keliru tentang penyakit HIV. Di masyarakat, penyakit ini mendapatkan stigma negatif, sehingga kadang penyebaran informasi tentang penyakit ini menjadi tidak tepat. Padahal penting untuk mengetahui seluk beluk penyakit ini agar bisa terhindar dari penyakit HIV.
Salah satu mitos yang kurang tepat mengenai penyakit ini melalui cara penularannya. Penting untuk diketahui bahwa penularan HIV tidak melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet. Pada banyak kasus, penularan HIV terjadi dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma. Yuk, pahami lebih dalam mengenai penularan HIV berikut ini.
Baca juga: Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV
Waspada Cara Penularan HIV Berikut Ini
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV menyebabkan kefatalan jika tidak diobati dengan benar. Apalagi ia dapat dengan mudah menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar hal-hal yang menjadi cara penularan HIV, yakni:
- Hubungan Seks Tidak Aman
Kebanyakan orang mengira bahwa penularan HIV karena hubungan seksual yang tidak aman, padahal ia hanya salah satu jenisnya saja. Masih banyak cara lain yang bisa sebabkan penularan HIV. Sementara itu, penularan HIV melalui hubungan seksual bisa terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko. Penularan HIV terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Cara untuk mencegahnya adalah kamu bisa menggunakan kondom saat berhubungan seks dan yang paling penting dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
- Penggunaan Jarum Suntik
Cara lain yang menyebabkan penularan HIV melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas akan membuat seseorang memiliki risiko tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
- Proses Kehamilan, Persalinan atau Menyusui
Menurut data, tidak sedikit penularan HIV yang terjadi akibat kehamilan, persalinan atau proses menyusui. Oleh karena itu, penting untuk bertanya pada dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan untuk menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.
- Transfusi Darah
Pada sebagian kasus, penularan HIV bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini sudah diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang sesuai prosedur yang aman, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda
Lantas, Bagaimana Cara Terbaik Mencegah HIV?
Sayangnya, belum ada obat ataupun vaksin untuk mencegah dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Mereka yang sudah terinfeksi hanya dapat mengendalikan infeksi tersebut dengan cara mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan. Dengan obat ini, maka pengidapnya mampu hidup lebih sehat karena jumlah virus bisa ditekan. Hasilnya, harapan hidup pengidapnya jadi lebih panjang. Sementara itu, beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah HIV, yaitu:
-
Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks;
-
Hindari perilaku seksual yang berisiko;
-
Hindari penggunaan jarum bekas;
-
Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP) atau metode konsumsi obat untuk mencegah HIV untuk mereka yang memiliki risiko tinggi tertular HIV.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai cara pencegahan HIV, kamu bisa tanya langsung dokter dengan cara chat di aplikasi Halodoc. Dokter asli di Halodoc akan menjawab semua pertanyaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan kamu.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases & Conditions: HIV/AIDS.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2019. HIV Transmission.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan