Ternyata Hal-Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Alergi Obat
Halodoc, Jakarta – Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang disebut alergen. Jenis alergen umum yang dapat memicu reaksi alergi, termasuk serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan racun lebah. Orang juga memiliki alergi terhadap makanan dan obat tertentu.
Alergi adalah penyebab utama keenam penyakit kronis di Amerika Serikat. Lebih dari 50 juta orang Amerika setiap tahun mengidap penyakit tertentu atau kondisi yang terkait alergi, termasuk demam, asma, konjungtivitis atau mata merah, gatal-gatal, eksim atau dermatitis atopik, dan infeksi sinus atau sinusitis.
Alergi obat adalah reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap suatu obat tertentu. Obat apa pun, mulai dari tanpa resep, diresepkan, ataupun jamu mampu memicu alergi obat. Namun, alergi obat lebih mungkin terjadi pada obat-obatan tertentu.
Baca juga: Alergi Juga Bisa Diturunkan Dari Orangtua
Tanda dan gejala alergi obat yang paling umum adalah gatal-gatal, ruam, ataupun demam. Alergi obat dapat menyebabkan reaksi serius, termasuk kondisi yang mengancam jiwa yang memengaruhi banyak sistem tubuh (anafilaksis). Alergi obat tidak sama dengan efek samping obat, sebab reaksi yang diketahui mungkin tercantum pada label obat. Alergi obat juga berbeda dari toksisitas obat yang disebabkan oleh overdosis obat.
Baca juga: 7 Tanda Seseorang Kena Alergi Obat
Pemicu Risiko Alergi Obat
Alergi obat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi obat sebagai zat berbahaya, seperti virus atau bakteri. Setelah sistem kekebalan tubuh mendeteksi suatu obat sebagai zat berbahaya, ia akan mengembangkan antibodi khusus untuk obat itu. Ini bisa terjadi saat pertama kali kamu minum obat, tapi kadang-kadang alergi tidak berkembang sampai ada paparan berulang.
Baru mengalami gejala ketika kamu mengonsumsi kembali obat tersebut. Antibodi spesifik tersebut akan menandai obat dan menyerang sistem kekebalan tubuh secara langsung pada zat tersebut. Bahan kimia yang dikeluarkan oleh aktivitas ini menyebabkan tanda dan gejala yang terkait dengan reaksi alergi.
Kamu mungkin tidak menyadari paparan pertamamu terhadap suatu obat. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sejumlah kecil obat dalam suplai makanan, seperti antibiotik, mungkin cukup bagi sistem kekebalan untuk membuat antibodi terhadapnya.
Beberapa reaksi alergi dapat terjadi akibat proses yang agak berbeda. Para peneliti percaya bahwa beberapa obat dapat mengikat langsung ke jenis sistem kekebalan sel darah putih tertentu yang disebut sel T. Kondisi ini dapat menggerakkan pelepasan bahan kimia yang dapat menyebabkan reaksi alergi saat pertama kali kamu minum obat.
Baca juga: Yang Perlu Diperhatikan Jika Memiliki Alergi Obat
Siapa Saja yang Bisa Mengalami Alergi Obat?
Siapa saja dapat memiliki reaksi alergi terhadap suatu obat. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko tersebut, termasuk:
-
Riwayat alergi lain, seperti alergi makanan
-
Riwayat pribadi atau riwayat alergi obat
-
Peningkatan paparan obat, karena dosis tinggi, dan penggunaan berulang maupun jangka panjang
-
Penyakit-penyakit tertentu yang umumnya terkait dengan reaksi obat alergi, seperti infeksi dengan HIV atau virus Epstein-Barr.
Jika kamu memiliki alergi obat, pencegahan terbaik adalah menghindari obat tersebut dan mengetahui setiap reaksi tubuh ketika kamu mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ketika sedang melakukan pemeriksaan di rumah sakit, maka ada baiknya untuk menginformasikan petugas kesehatan mengenai riwayat kesehatan, termasuk jenis alergi terhadap obat-obatan tertentu.
Kalau ingin mengetahui lebih alergi obat serta hal-hal yang dapat meningkatkan risikonya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.