Terkena Infeksi Nosokomial, Apakah Berbahaya?
Halodoc, Jakarta – Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat karena kontaminasi lingkungan rumah sakit. Penularan biasanya terjadi melalui petugas kesehatan, pasien, peralatan rumah sakit, atau prosedur intervensi.
Tempat infeksi yang paling umum adalah aliran darah, paru-paru, saluran kemih, dan luka bedah. Meskipun setiap bakteri dapat menyebabkan infeksi nosokomial, tapi ada peningkatan insiden patogen multidrug-resistant (MDR) yang menyebabkan infeksi yang didapat di rumah sakit.
Peningkatan ini dapat dijelaskan dengan penggunaan antibiotik yang sembarangan dan kurangnya langkah-langkah kebersihan, terutama di kalangan staf medis. Patogen yang resisten terhadap berbagai obat yang umum terlihat termasuk Staphylococcus aureus yang resisten methicillin (MRSA), bakteri penghasil beta-laktamase spektrum luas (ESBL), dan enterococci resistant vancomycin-resistant (VRE).
Baca juga: Kunjungan ke Rumah Sakit Bisa Sebabkan Infeksi Nosokomial
Pilihan antibiotik untuk mengobati infeksi dengan patogen ini didasarkan pada profil resistensi seseorang dan seringkali memerlukan metode isolasi ketat tambahan untuk pasien. Faktor risiko seseorang terkena infeksi nosokomial adalah:
-
Usia di atas 70 tahun
-
Berada di rumah sakit dalam waktu lama, misalnya dikarenakan opname ataupun menjaga orang yang sedang sakit
-
Kontak dengan staf medis (misalnya, desinfeksi tangan, pakaian, dan permukaan kontak yang tidak memadai, seperti peralatan dan perabot)
-
Melalui udara dalam ruangan (dapat terkontaminasi oleh tetesan dari pasien yang terinfeksi, staf, atau prosedur, seperti bronkoskopi)
-
Penyakit metabolik (terutama diabetes mellitus) dan imunosupresi
-
Menggunakan antibiotik secara rutin
-
Instrumen invasif dan benda asing: kateter, kateter intravena, tabung endotrakeal
-
Kondisi yang memerlukan sejumlah besar prosedur intervensi (misalnya, Syok, trauma besar, gagal ginjal akut, koma)
-
Berada dalam satu ruangan tanpa ventilasi
Baca juga: 3 Faktor Risiko Seseorang Terkena Infeksi Nosokomial
Seberapa Berbahaya?
Perhatian terhadap strategi pencegahan sederhana dapat secara signifikan mengurangi tingkat penularan penyakit. Sering mencuci tangan tetap menjadi satu-satunya intervensi terpenting dalam pengendalian infeksi.
Penggunaan sarung tangan, baju, dan masker memiliki peran dalam mencegah infeksi, tetapi sering digunakan secara tidak tepat, sehingga meningkatkan biaya layanan yang tidak perlu. Sementara mikroorganisme yang mematikan dapat dibiakkan dari stetoskop dan mantel putih, perannya dalam penularan penyakit.
Infeksi nosokomial dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian. Contohnya, ketika pasien rumah sakit mengalami kesulitan bernapas, mereka sering diintubasi. Prosedur ini melibatkan penempatan tabung plastik ke batang tenggorokan. Dalam pengaturan perawatan intensif, tabung sering dipasang ke ventilator mekanis.
Mesin memompa udara ke paru-paru pasien, membuatnya tetap hidup, tetapi juga meningkatkan risiko infeksi pernapasan. Ini menciptakan peluang bagi pneumonia untuk masuk melalui pipa, yang mengarah pada kemungkinan kematian.
Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kateter adalah salah satu jenis infeksi yang paling sering terjadi di rumah sakit. Ketika kateter ditempatkan dalam kondisi tidak steril atau digunakan terlalu lama, kuman dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Baca juga: 4 Jenis Tes Mikrobiologi Sesuai dengan Penyakitnya
Ketika rumah sakit tidak selalu berhasil menjaga situs bedah tetap bersih dan mencegah infeksi. Hal ini menyebabkan pasien mengalami demam, pembengkakan dan penumpukan cairan. Tanpa perawatan yang tepat, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius.
Mengetahui infeksi yang didapat di rumah sakit paling berbahaya dan cara mencegahnya dapat membantu pasien tetap aman dan membangun hubungan yang lebih baik dengan penyedia layanan kesehatannya.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai infeksi nosokomial, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan