Terdengar Murmur Jantung di Pemeriksaan Kehamilan, Awas Gejala PDA
Halodoc, Jakarta - Memang enggak sedikit penyakit bawaan yang bisa dialami Si Kecil setelah keluar dari rahim ibu. Salah satunya Patent ductus arteriosus (PDA), yaitu kelainan jantung bawaan yang biasanya dialami oleh bayi dengan kelahiran prematur. Kondisi ini terjadi ketika ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir.
Ductus arteriosus ini merupakan darah yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Saluran ini harusnya menutup secara otomatis dalam 2–3 hari kehidupan. Ibu mesti waspada dengan penyakit ini, sebab PDA bisa memicu berbagai masalah kesehatan pada anak bila tak ditangani. Misalnya, memicu hipertensi pulmonal, aritmia, dan gagal jantung.
Dokter biasanya akan menentukan diagnosis PDA dari pemeriksaan fisik suara jantung. Dalam kebanyakan kasus, pengidap PDA akan memiliki suara jantung abnormal, yaitu murmur. Lalu, seperti apa sih gejala PDA pada bayi?
Baca juga: Benarkah Bayi Prematur Rentan Idap PDA?
Tak Cuma Suara Jantung yang Abnormal
Gejala PDA pada bayi bervariasi tergantung pada ukuran defek dan apakah bayi lahir cukup bulan atau prematur. PDA yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala, bahkan tidak terdeteksi untuk beberapa waktu sampai dewasa. Gejala PDA pada bayi dengan ukuran besar dapat memperlihatkan tanda-tanda gagal jantung segera setelah lahir.
Dokter mungkin pertama-tama mencurigai adanya kelainan jantung selama pemeriksaan rutin setelah mendengar adanya murmur jantung bayi melalui stetoskop.
Gejala PDA pada bayi besar yang ditemukan selama masa bayi atau masa kanak-kanak dapat menimbulkan:
-
Kemampuan makan yang buruk dan menyebabkan pertumbuhan yang buruk.
-
Sesak napas.
-
Gangguan pertumbuhan.
-
Jantung berdetak cepat.
-
Berkeringat saat menangis atau makan.
-
Nafas cepat atau sesak nafas yang terus-menerus.
-
Mudah lelah.
Baca juga: Melahirkan Normal, Ibu Mewariskan Bakteri untuk Si Kecil
Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya
Penyebab PDA tidak diketahui. Faktor genetika mungkin memainkan peran efek pada satu atau lebih gen dapat mengakibatkan gagalnya ductus arteriosus untuk menutup secara normal setelah lahir.
Faktor risiko mengidap PDA, yaitu:
-
Lahir prematur. PDA terjadi lebih sering pada bayi yang lahir terlalu dini dibandingkan pada bayi yang dilahirkan dalam keadaan cukup bulan.
-
Riwayat keluarga dan kondisi genetik lainnya. Riwayat keluarga cacat jantung dan kondisi genetik lainnya, seperti Sindrom Down, meningkatkan risiko memiliki PDA.
-
Infeksi Rubella selama kehamilan. Jika mengidap campak Jerman (Rubella) selama kehamilan, risiko bayi akan cacat jantung meningkat. Virus Rubella dapat melintasi plasenta dan menyebar ke sistem sirkulasi bayi, sehingga merusak pembuluh darah dan organ, termasuk jantung.
-
Lahir di tempat yang tinggi. Bayi yang lahir di atas 10.000 kaki (3.048 meter) memiliki risiko PDA yang lebih besar daripada bayi yang lahir di tempat yang lebih rendah.
-
Bayi perempuan. PDA dua kali lebih umum pada anak perempuan.
Baca juga: Kenali Geriatric Pregnancy, Kehamilan di Usia Lanjut yang Penuh Risiko
Mau tahu lebih jauh mengenai penyakit di atas? Atau Si Kecil memiliki keluhan kesehatan lainnya? Ibu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan