Terapi Imun untuk Pengidap Kanker, Efektif atau Tidak?
Halodoc, Jakarta - Imunoterapi atau terapi imun merupakan sebuah perawatan untuk pengidap kanker. Terapi imun ini memanfaatkan sistem kekebalan tubuh (imun) manusia untuk melawan kanker. Terapi ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan pertumbuhan dan perkembangbiakan sel kanker dalam tubuh. Kedua, yaitu dengan memberikan zat khusus buatan manusia yang memiliki fungsi dan sifat seperti imun, misalnya protein imun.
Obat nivolumab pada terapi imun yang diberikan secara rutin dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan menyebabkan sedikit efek samping pada pengidap kanker kepala dan leher. Obat nivolumab juga memiliki respon lebih tinggi terhadap sel kekebalan tumor (TAIC) yang memainkan peran penting terhadap pertumbuhan tumor.
Baca juga: Inilah Penyebab dan Pengobatan Penyakit Graves
Tidak Efektif bagi Semua Pengidap Kanker
Walaupun terapi imun membantu kekebalan tubuh pengidap kanker, tingkat keberhasilan pengobatan dengan terapi ini terhadap sel kanker bergantung kepada tingkat sel kekebalan tubuh pengidap. Sel kekebalan yang berada di lingkungan sekitar tumor, memainkan peran penting bagaimana pengidap merespon terapi imun.
Sayangnya, tidak semua pengidap kanker dapat merespon pengobatan ini. Sebab setiap orang memiliki sel kekebalan tubuh yang berbeda. Begitu pun dengan sel kanker yang ada pada tubuh setiap orang pun berbeda. Namun, untuk saat ini, terapi imun cukup dapat ditoleransi dengan baik dan dapat berlanjut tanpa batas waktu. Tidak seperti kemoterapi dan radiasi, terapi imun meninggalkan sel sehat tanpa kerusakan.
Untuk beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap terapi ini. Artinya, pengobatan harus segera dihentikan sampai efek sampingnya dapat ditangani.
Baca juga: Inilah yang Tindakan Medis Lakukan Jika Terkena Disfagia
Sayangnya, imunoterapi atau terapi imun ini belum banyak disediakan di setiap rumah sakit di seluruh dunia. Di Indonesia pun pengobatan imunoterapi untuk kanker ini masih dalam proses pengembangan dan penelitian. Namun, beberapa jenis terapi imun yang sudah diteliti dan diterapkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang adalah sebagai berikut:
-
Antibodi Monoklonal
Terapi ini adalah suatu imun buatan manusia yang dapat menargetkan sel kanker tertentu. Antibodi yang diinjeksikan dalam tubuh ini akan menempel pada sel yang bermasalah, sehingga sel tersebut dapat langsung dilawan.
-
Vaksin Kanker
Vaksin adalah salah satu cara untuk membantu tubuh melawan penyakit. Vaksin yang diberikan akan memicu reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap antigen tertentu, yaitu zat yang dapat mendorong produksi antibodi. Dengan vaksin tersebut, sistem imun pun akan bereaksi untuk mendeteksi dan mencegah sel kanker.
Baca juga: Faktor Risiko dan Pengobatan Penyakit Addison
-
Terapi T-Cell
Terdapat dua bentuk terapi T-cell yang saat ini digunakan untuk mengobati kanker. Pertama, para ahli akan mengambil sel imun kamu yang sebenarnya mampu mendeteksi dan mencegah tumbuhnya kanker, tapi jumlahnya terlalu sedikit atau responnya terlalu lemah. Sel imun tersebut kemudian digandakan di laboratorium dan disuntikkan kembali dalam tubuh, supaya reaksinya jadi lebih kuat. Kedua, sel imun kamu akan direkayasa sedemikian rupa supaya dapat bekerja lebih efektif dalam mendeteksi dan menghentikan pertumbuhan kanker dalam tubuh.
Seperti pada terapi perawatan kanker lainnya, imunoterapi untuk kanker ini juga memunculkan efek samping bagi pengidapnya. Biasanya, efek samping yang paling terasa adalah rasa sakit, gatal, atau pembengkakan pada bagian tubuh yang disuntik dengan imun. Perhatikan jika efek samping muncul, bisa ringan, parah, bahkan fatal.
Sebelum memutuskan untuk melakukan perawatan kanker dengan terapi kanker, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan