Temperamen Mudah Berubah, Mungkin Gejala Serangan Panik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 November 2018
Temperamen Mudah Berubah, Mungkin Gejala Serangan PanikTemperamen Mudah Berubah, Mungkin Gejala Serangan Panik

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu tanpa sebab merasa panik atau khawatir secara berlebihan terhadap sesuatu? Jika iya, bisa jadi rasa takut yang muncul tersebut adalah gejala serangan panik. Secara umum, serangan panik adalah satu kondisi yang menyebabkan timbulnya rasa takut berintensitas tinggi yang datang tiba-tiba dan tanpa penyebab yang nyata.

Orang yang mengalami serangan panik bisa menunjukkan sejumlah gejala tertentu, misalnya merasa mengalami serangan jantung dan merasa dirinya sekarat, padahal sebenarnya tidak. Kondisi ini juga bisa menyebabkan pengidapnya merasa sangat takut dan hilang kontrol, hingga menyebabkan temperamen mudah berubah. Meski demikian, sebenarnya serangan panik itu sendiri tidak berbahaya.

Serangan panik pada seseorang bisa hilang dan biasanya hanya dialami 102 kali sepanjang hidup. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan serangan panik terjadi secara berulang dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kabar buruknya, serangan panik disebut lebih banyak dialami oleh wanita berusia remaja. Dengan kata lain, laki-laki, anak-anak, dan lansia cenderung memiliki risiko lebih sedikit untuk mengalami kondisi ini.

Kondisi serangan panik bisa menyebabkan seseorang mengalami rasa takut yang berulang dan terjadi terus-menerus. Jika serangan ini terus berlanjut dan mencapai tahap yang lebih parah, artinya kondisi tersebut sudah masuk dalam tahap gangguan panik (panic disorder).

Penyebab dan Gejala Panik

Serangan panik bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, sebab gejalanya bisa menyerang kapan saja tanpa ada peringatan sebelumnya. Kondisi ini juga sering menyerang tanpa kenal waktu, mulai dari saat menyetir kendaraan, mandi, bahkan saat sedang tidur di malam hari. Meski demikian, seiring berjalannya waktu biasanya serangan panik bisa diantisipasi dan diketahui situasi yang menyebabkan munculnya gejala.

Banyak yang menduga bahwa kondisi ini merupakan bentuk respon tubuh sebagai pertahanan, terutama saat berada di dalam situasi yang mengancam. Pasalnya, serangan yang muncul biasanya bersifat sama dan berulang. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membenarkan pendapat tersebut.

Pada sebagian besar kasus serangan panik, rasa khawatir biasanya muncul tanpa ada penyebab nyata yang memicu serangan terjadi. Ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kondisi ini, mulai dari faktor genetika atau riwayat keluarga, pernah mengalami kejadian traumatis, seperti pelecehan fisik, temperamen yang rentan terpengaruh oleh stres dan emosi negatif, hingga faktor perubahan besar dalam hidup. Orang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi kafein secara berlebihan juga disebut lebih berisiko mengalami serangan panik.

Gejala dari kondisi ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan bisa mencapai “puncaknya” dalam hitungan menit. Serangan panik biasanya berlangsung selama 5—20 menit, bahkan bisa sampai satu jam. Ada beberapa gejala yang muncul saat serangan panik menyerang, mulai dari keluar keringat secara berlebihan, merasa bahwa dirinya sedang diintai satu hal yang berbahaya, percaya bahwa akan ada malapetaka yang datang, merasa takut, sesak napas, gemetar, kram perut, pusing, mual muntah, hingga nyeri pada dada.

Setelah mengalami serangan panik, pengidap kondisi ini biasanya akan merasa sangat kelelahan. Jika menemukan orang yang mengalami serangan panik, segera cari bantuan medis untuk mengatasinya. Sebab selain karena serangan panik, gejala yang muncul juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan lain.

Cari tahu lebih lanjut seputar serangan panik dan cara mengatasinya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: