Tanpa Gejala, Perdarahan Subarachnoid Bisa Sebabkan Stroke
Halodoc, Jakarta - Seseorang yang kepalanya terbentur ketika mengalami kecelakaan bermotor atau cedera saat berolahraga dapat menyebabkan trauma pada otak. Salah satu jenis trauma pada otak yang sering terjadi adalah perdarahan subarachnoid.
Trauma ini seringnya tidak terdeteksi dengan cepat karena tidak ada gejala khusus yang timbul. Faktanya, sekitar 50 persen dari total kejadian yang pernah terjadi, perdarahan subarachnoid dapat berakhir fatal. Menurut data, satu dari delapan orang dapat meninggal sebelum dilakukan penanganan.
Perdarahan subarachnoid adalah salah satu jenis stroke yang terjadi karena adanya perdarahan di ruang subarachnoid. Ruang tersebut berada pada lapisan pelindung otak (meningen). Perdarahan subarachnoid terjadi karena pecah atau rusaknya pembuluh darah pada selaput pelindung otak.
Selaput pelindung otak mempunyai tiga lapis jaringan, yaitu lapisan durameter, arachnoid, dan piameter. Untuk ruang subarachnoid sendiri berada di antara lapisan arachnoid dan piameter. Ruang ini memiliki cairan serebrospinal yang salah satu fungsinya untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang.
Lalu, apabila terjadi benturan keras dan menimbulkan perdarahan di ruangan subarachnoid, dapat menyebabkan kerusakan otak yang membuat pengidapnya mengalami lumpuh pada tubuh, kecacatan fisik, koma, hingga kematian. Perdarahan subarachnoid dapat menyebabkan stroke dengan kisaran 5-10 persen. Selain itu, perbandingan terjadinya kematian oleh perdarahan ini yaitu sekitar satu berbanding empat.
Gejala Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid dapat terjadi tanpa ada gejala satu pun pada pengidapnya. Walau begitu, gejala utama yang dirasakan oleh pengidap perdarahan subarachnoid adalah sakit kepala parah yang dapat muncul secara tiba-tiba. Gejala lainnya yaitu leher terasa kaku, terasa nyeri di daerah bahu, mual dan muntah, penurunan kesadaran, dan mengalami gejala stroke.
Gejala dari gangguan ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan pengidapnya dapat mengalami penurunan kesadaran. Jika sudah mengalami kondisi ini, pengidap harus segera mendapat penanganan secara medis. Jika di sekitarmu ada yang mengalami gejala seperti ini tidak lama setelah kepalanya mengalami benturan, langsung bawa ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan.
Penyebab Perdarahan Subarachnoid
Ada dua penyebab terjadinya perdarahan subarachnoid, yaitu traumatik dan non-traumatik. Perdarahan subarachnoid traumatik terjadi karena cedera kepala berat, seperti kepala terbentur sesuatu yang keras. Cedera tersebut yang membuat pembuluh darah di otak pecah, sehingga terjadi perdarahan subarachnoid.
Lalu, penyebab terjadinya perdarahan subarachnoid non-traumatik adalah pecahnya aneurisma pada otak. Aneurisma pada pembuluh darah otak dapat membengkak dan membuat dinding pembuluh darah menipis. Hal tersebut dapat membuat perdarahan dan gumpalan pada ruang subarachnoid. Perdarahan ini terjadi diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, mengonsumsi obat pengencer darah, dan terjadinya pembekuan darah.
Mencegah Perdarahan Subarachnoid
Untuk mencegah terjadinya perdarahan subarachnoid, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan:
-
Berolahraga yang teratur.
-
Pola makan sehat.
-
Menurunkan berat badan pada orang yang obesitas.
-
Berhenti merokok.
-
Mengurangi konsumsi alkohol.
-
Gunakan pelindung kepala ketika mengendarai motor atau berolahraga yang berisiko.
-
Cegah potensi terjadinya tekanan darah tinggi.
-
Deteksi dini apabila terjadi potensi gangguan di otak.
Itulah pembahasan tentang perdarahan subarachnoid yang dapat terjadi tanpa gejala. Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami benturan keras di kepala, segera diskusikan dengan dokter dari Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store. Kamu juga bisa beli obat di Halodoc, lho. Tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan dalam waktu satu jam.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan