Tanda Fimosis pada Bayi dan Cara Mengatasinya
“Tanda fimosis pada bayi bisa berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah kulup yang mengalami penonjolan saat buang air kecil dan ketidakmampuan untuk menarik kulup sepenuhnya di usia 3 tahun.”
Halodoc, Jakarta – Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang. Biasanya tanda yang terlihat adalah penis memiliki cincin di sekitar ujungnya. Fimosis bisa terjadi pada bayi dan orang dewasa.
Fimosis yang terjadi pada bayi biasanya menyebabkan pengetatan pembukaan pada kulup. Ini normal pada bayi yang baru lahir, dan seiring waktu, kulup ini akan mengendur dan dapat ditarik ke bawah dengan lebih mudah. Informasi selengkapnya mengenai tanda fimosis pada bayi serta cara menanganinya bisa kamu baca di sini!
Tanda Fimosis pada Bayi
Tanda fimosis pada bayi bisa berbeda-beda, beberapa di antaranya adalah:
- Kulup yang mengalami penonjolan saat buang air kecil.
- Ketidakmampuan untuk menarik kulup sepenuhnya, pada usia 3 tahun.
- Ujung penis yang membengkak saat saat kulup ditarik ke belakang.
- Rasa sakit.
- Tidak bisa menarik kulup kembali ke ujung penis
- Ujung penis berwarna merah tua atau biru.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Aliran urine yang mengalami penurunan.
Kulup pada umumnya mengalami pengencangan ketika bayi baru lahir, dan akan mengendur saat anak berusia 2 tahun. Selama tahun-tahun antara usia 2-6 tahun, kulup mengendur dan mulai terpisah dari kepala penis. Fimosis juga bisa terjadi setelah masa kanak-kanak.
Fimosis ditemukan pada hampir semua bayi baru lahir, dan kemudian kulup berubah secara bertahap sehingga dapat ditarik kembali. Diperkirakan hanya satu persen orang yang masih mengalami fimosis saat berusia 16 tahun.
Nah, jika Si Kecil mengalami fimosis, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Fimosis dengan tepat.
Cara Menangani Fimosis pada Bayi
Fimosis fisiologis (kongenital) biasanya tidak memerlukan pengobatan. Biasanya, fimosis akan sembuh dengan sendirinya. Berbeda dengan fimosis patologis yang disebabkan karena penyakit tertentu yang akan membutuhkan penanganan spesifik.
Untuk menangani fimosis pada bayi, dokter akan menyarankan menggunakan krim steroid untuk dioleskan ke kulit penis bayi. Dokter juga akan merekomendasikan orang tua untuk mulai meregangkan kulup dengan lembut setelah sekitar dua minggu menggunakan krim steroid.
Orang tua harus meregangkan kulit kulup dengan sangat lembut, menariknya sejauh yang mungkin bisa dilakukan, tanpa anak merasakan sakit. Jika cara-cara ini tidak bisa memberikan efek yang signifikan pada fimosis yang dialami bayi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah operasi.
Kemungkinan besar dokter akan menyarankan bayi untuk menjalani sunat jika balanitis xerotic obliterans yang menjadi penyebab fimosis, dan krim steroid tidak bisa membantu mengatasi masalah.
Balanitis xerotica obliterans atau dikenal sebagai lichen sclerosus, adalah bercak peradangan putih yang dapat menyerang tidak hanya laki-laki melainkan juga perempuan. Pada laki-laki, daerah yang terkena biasanya melibatkan kulup dan kelenjar penis, yang disebut balanitis xerotica obliterans.
Itulah informasi mengenai tanda fimosis pada bayi dan cara mengatasinya. Kalau anak menunjukkan kondisi demikian, orang tua bisa segera buat janji pemeriksaan ke rumah sakit lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga!