Tidak Hanya Nyeri Dada, Ketahui 14 Tanda Lain Penyakit Jantung
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh U.S Food & Drug, disebutkan kalau penyakit jantung adalah penyebab utama kematian perempuan. Laki-laki lebih sering mengalami serangan jantung, tetapi tingkat kematian karena serangan jantung jauh lebih tinggi dialami oleh perempuan.
Mengetahui fakta demikian, disarankan untuk kamu awas dan waspada terhadap tanda serangan jantung untuk menghindari dan melakukan penanganan terbaik. Gejala utama dari serangan jantung adalah nyeri di bagian dada. Meski begitu, ketika penyakit jantung menyerang, tak hanya nyeri dada saja yang bisa dialami. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Bukan Hanya Nyeri Dada
Serangan jantung disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Meskipun begitu, biasanya masalah pada jantung menunjukkan gejala yang sama. Nyeri dada bukan menjadi satu-satunya tanda serangan jantung. Ada sejumlah gejala lainnya yang bisa muncul yang tergantung pada jenis kondisi yang dialami.
Baca juga: Benarkah Minyak Zaitun Baik untuk Kesehatan Jantung?
- Jantung berdebar atau detak jantung justru melambat.
- Pusing.
- Demam.
- Irama jantung berubah.
- Nyeri di bagian leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan.
- Mual.
- Ruam di kulit.
- Sesak napas atau napas menjadi pendek.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Pingsan atau terasa mau pingsan.
- Batuk kering yang tak kunjung membaik.
- Mudah lelah saat beraktivitas.
- Warna kulit membiru (sianosis).
- Pembengkakan di lengan, perut, tungkai, ataupun sekitar mata.
Penyakit jantung yang tak ditangani dengan tepat, tak menutup kemungkinan bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi:
- Gagal jantung. Terjadi saat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa terjadi akibat penyakit jantung koroner (PJK), infeksi jantung, hingga penyakit kelainan jantung.
- Stroke. Kondisi ketika arteri ke otak tersumbat, sehingga tak menerima aliran darah yang cukup.
- Aneurisma. Kondisi ketika terjadinya pembesaran di dinding arteri yang bila pecah dapat menyebabkan kematian.
- Jantung berhenti mendadak. Dapat terjadi saat fungsi jantung berhenti mendadak. Alhasil, pengidapnya tak bisa bernapas dan kehilangan kesadaran. Namun yang bikin resah, bila tak ditangani dengan cepat, maka hal ini bisa mengakibatkan kematian.
Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai penyakit jantung dan penanganannya, tanyakan langsung saja di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Mereka yang Berisiko Terkena Penyakit Jantung
Pertambahan usia bisa meningkatkan risiko arteri mengalami kerusakan, termasuk juga menyempit serta otot jantung yang melemah atau menebal. Umumnya laki-laki lebih besar berisiko mengalami penyakit jantung tetapi risiko perempuan meningkat setelah menopause.
Baca juga: Ketahui Ciri Lemah Jantung dan Cara Mencegahnya
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terutama jika orangtua mengalaminya sebelum usia 55 tahun. Gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung.
Apakah kamu perokok? Nikotin dapat merusak pembuluh darah. Menjalani kemoterapi juga merentankan seseorang untuk mengalami gangguan jantung. Obat kemoterapi tertentu dan terapi radiasi untuk kanker dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Pola makan yang tinggi lemak, garam, gula, dan kolesterol juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung. Pun, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh darah termasuk juga mempersempit pembuluh darah yang mengalir.
Referensi:
US Food & Drugs. Diakses pada 2020. Research on Heart Disease in Women.
WebMD. Diakses pada 2020. Never Ignore These 11 Heart Symptoms.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan