Tahukah Penyebab Polip Payudara?
Halodoc, Jakarta – Benjolan yang muncul pada payudara terkadang membuat wanita alami panik dan cemas. Sebaiknya perhatikan dengan baik benjolan yang muncul pada payudara. Benjolan yang muncul pada payudara tidak selalu menandakan kondisi yang serius atau kanker. Ada beberapa benjolan yang muncul pada payudara dan bersifat jinak, seperti polip payudara.
Baca juga: Tidak Selamanya Benjolan di Payudara Berbahaya, Ini Cirinya
Polip payudara atau papiloma intraduktal merupakan tumor yang sifatnya jinak dan berasal dari tumor kecil pada saluran susu di payudara. Tumor ini terbentuk dari kelenjar, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah. Tumor ini sering terjadi pada wanita antara usia 35 sampai 55 tahun.
Ketahui Penyebab Polip Payudara
Saat polip atau tumor tunggal tumbuh pada saluran susu besar, biasanya akan tumbuh di dekat puting. Tumor berupa benjolan kecil ini disebut papiloma intraduktal soliter dan dapat menyebabkan keluarnya cairan dari puting atau perdarahan. Jenis benjolan ini tidak ada kaitannya dengan kemungkinan terkena risiko kanker yang lebih tinggi. Belum diketahui apa yang menyebabkan tumor jinak ini.
Tumor yang tumbuh pada saluran susu yang lebih jauh dari puting biasanya memunculkan sekumpulan tumor kecil. Tumor jenis inilah yang membuat risiko kanker payudara kamu lebih tinggi. Kondisi ini disebut juga multiple papilloma.
Selain papiloma intraduktal, ada juga tumor yang disebut dengan papilomatosis. Ini merupakan kondisi yang menunjukkan adanya pertumbuhan berlebih atau abnormal pada sel-sel yang berada di saluran susu, menandakan tingginya risiko terkena kanker payudara.
Umumnya, papilo disebabkan oleh kesamaan eksternal dengan kutil lunak pada batang (dalam bentuk papilla), yang muncul di permukaan kulit, pada selaput lendir mulut, nasofaring, dan pita suara.
Untuk waktu yang lama, diyakini bahwa papiloma payudara tidak ada hubungannya dengan human papillomavirus (HPV) itu sendiri, yang berjumlah lebih dari 130 jenis. Hal yang paling umum adalah virus kulit dan anogenital yang ditularkan melalui kontak.
Setidaknya 40 jenis HPV menginfeksi daerah serviks. Dalam mempelajari mekanisme karsinogenesis kelenjar susu, ditemukan bahwa prevalensi DNA papillomavirus pada spesimen biopsi neoplasia kanker payudara hampir 26 persen. Jenis virus HPV-16 dan HPV-18, menurut data American National Cancer Institute, terkait dengan 80 persen kasus klinis tumor ganas serviks.
Sebuah studi pada bidang onkologi molekuler dan imunoterapi membuktikan bahwa integrasi DNA virus ini ke dalam kromosom sel inang tidak hanya berperan penting dalam pengembangan kanker serviks, tetapi juga dikaitkan dengan neoplasma onkologis kolon dan rektum. Selain itu, papiloma dapat memengaruhi kelenjar ludah, paru-paru, kandung kemih dan jaringan lambung. Jadi, mungkin etiologi papiloma payudara akan segera terbentuk secara definitif.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Benjolan Payudara
Gejala Polip Payudara
Kemunculan papiloma payudara agak sulit dikenali sendiri gejalanya, sehingga sangat penting untuk mendiskusikannya dengan dokter. Papiloma intraduktal juga dapat menyebabkan pembesaran payudara, benjolan, atau pun rasa sakit, meskipun terkadang benjolan tidak dapat dirasakan. Tidak ada salahnya untuk segera periksakan kondisi yang kamu alami pada rumah sakit terdekat agar gejala yang kamu alami dapat diatasi.
Apabila dokter mencurigai adanya papiloma intraduktal, dokter dapat merekomendasikan USG payudara untuk pengidap. Tes ini lebih efektif menunjukkan papiloma dibandingkan mammogram. Tes lain yang mungkin dilakukan yaitu:
-
Biopsi payudara untuk memeriksa jaringan sel-sel kanker;
-
Pemeriksaan mikroskopis payudara untuk mencari sel-sel kanker;
-
Ductogram atau X-ray yang menggunakan kontras zat warna dan disuntikkan ke saluran susu.
Ini Cara Atasi Polip Payudara
Standar pengobatan untuk kondisi ini biasanya melibatkan operasi untuk menghilangkan papiloma dan bagian saluran susu yang terkena. Jaringan ini kemudian akan diuji untuk mendeteksi adanya sel-sel kanker. Jika tes pada jaringan yang telah diangkat tersebut menunjukkan sel-sel kanker, kamu mungkin akan membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Operasi pengangkatan papiloma intraduktal biasanya hanya dilakukan untuk satu papiloma saja, dan hasilnya hampir selalu baik. Namun, wanita yang memiliki multiple papiloma dan wanita yang berusia di bawah 35, akan didiagnosis untuk mengetahui sejauh mana peningkatan risiko kanker payudara.
Baca juga: Terdapat Benjolan Payudara, Berbahayakah?
Tidak ada cara khusus yang dilakukan untuk mencegah tumbuhnya papiloma intraduktal. Namun, mendeteksi payudara sendiri di rumah setiap bulan, memeriksakan payudara secara rutin di dokter, dan menjalani mammogram secara rutin dapat mengurangi risiko dan membantu kamu mengatasi kanker lebih dini.