Sutopo Wafat, Ketahui 4 Hal Tak Terduga yang Bisa Sebabkan Kanker Paru
Halodoc, Jakarta - Sejak dikabarkan tutup usia pada Minggu (7/7) lalu, hingga saat ini ucapan duka dan belasungkawa tak henti mengalir untuk keluarga Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Sejak didiagnosis kanker paru pada Desember 2017 lalu, Sutopo yang dikenal sebagai sosok yang gigih dan pekerja keras, menghembuskan napas terakhirnya saat menjalani perawatan di Guangzhou, China.
Sebelumnya, pria yang dianugerahi penghargaan Asian of The Year 2018 ini berangkat ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan kanker paru. Sayangnya, sel kanker yang bersarang di paru-parunya telah menyebar. Kanker paru, seperti yang diidap Sutopo, adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dalam organ paru-paru. Kanker ini telah lama dikenal sebagai salah satu jenis kanker yang mematikan.
Kebiasaan merokok disebut-sebut menjadi dalang dari munculnya penyakit ini. Baik untuk perokok aktif maupun pasif. Hal ini karena rokok mengandung 60 zat racun berbeda, yang dapat menyebabkan kanker. Zat racun tersebut dikenal sebagai zat karsinogenik.
Baca juga: Hentikan Kebiasaan Merokok untuk Mencegah Kanker Paru
Jika seseorang merokok 25 batang sehari, berarti orang tersebut berisiko 25 kali lebih besar untuk mengidap kanker paru daripada orang yang tidak merokok. Selain itu, mengonsumsi tembakau lain dengan cara berbeda, seperti cerutu atau kunyah, juga dapat menyebabkan kanker paru dan kanker lainnya, seperti kanker esofagus dan mulut.
Namun, dalam berbagai pemberitaan, Sutopo dikenal sebagai orang yang memiliki gaya hidup sehat semasa hidupnya, dan bukan perokok. Lantas, adakah hal-hal lain (yang mungkin tidak diduga) yang bisa menyebabkan munculnya kanker paru?
Jawabannya, ada. Meski bukan perokok dan sudah merasa menjalani hidup sehat, risiko kanker paru tetap bisa meningkat, karena beberapa hal yang mungkin tidak kamu waspadai, berikut ini:
1. Riwayat Keluarga
Risiko kanker paru dapat meningkat jika memiliki orangtua atau saudara dengan riwayat kanker paru juga. Bahkan risiko mengidap kondisi yang sama bisa meningkat menjadi 2 kali lipat.
Baca juga: Waspada Gejala Awal Kanker Paru
2. Polusi Udara
Hidup di lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi, seperti di kota-kota besar, dapat meningkatkan risiko kanker paru. Hal ini karena polusi udara mengandung berbagai partikel mikro, yang mencakup zat asam, bahan kimia, logam, tanah, dan debu. Partikel-partikel mikro yang terhirup itu dapat dengan mudah menyusup ke dalam paru-paru atau darah, dan memicu munculnya sel kanker.
3. Paparan Zat Kimia
Salah satu zat kimia yang disebut-sebut dapat menyebabkan penyakit kanker paru adalah radon. Zat tersebut diyakini menjadi penyebab 20.000 kasus kanker paru setiap tahun, dan itu menjadikannya penyebab utama kanker paru pada non-perokok di Amerika Serikat.
Radon adalah zat kimia yang dapat melepaskan partikel radioaktif yang merusak sel dalam paru-paru manusia. Menghirup partikel ini untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan mutasi sel yang terkait dengan kanker paru-paru.
Selain radon, menghirup atau menelan serat asbes secara konsisten juga dapat memicu kanker paru. Kondisi ini bisa dialami di tempat kerja, khususnya lahan-lahan konstruksi, bahkan di rumah sendiri.
Adapun zat kimia lain yang dikaitkan dengan risiko kanker paru adalah:
-
Arsenik.
-
Knalpot diesel.
-
Beberapa bentuk silika.
-
Kromium.
-
Nikel.
-
Berilium.
-
Admium.
-
Tar dan jelaga.
Baca juga: 4 Makanan Penyebab Kanker Paru-Paru
4. Mengidap HIV
Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV, memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker paru. Namun, belum diketahui pasti apakah hal ini karena tingkat merokok yang lebih tinggi pada mereka yang mengidap HIV atau memang akibat infeksi itu sendiri.
Itulah sedikit penjelasan tentang hal tak terduga yang bisa sebabkan kanker paru. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!