Sulit Menelan Akibat Disfagia, Bisakah Disembuhkan?
Halodoc, Jakarta - Ketika makan terlalu cepat atau tidak mengunyah dengan benar, kita mungkin akan merasa susah menelan. Namun, jika terjadi terus-menerus kamu perlu waspada, karena mungkin saja itu gejala disfagia. Tidak hanya menyebabkan sulit menelan, disfagia juga memunculkan gejala-gejala lain seperti sakit saat menelan (odinofagia). Bisakah kondisi yang membuat pengidapnya tidak nyaman ketika makan ini disembuhkan?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa disfagia adalah kondisi kesulitan menelan, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari masalah pada saraf atau otot-otot di mulut, lidah, tenggorokan, kerongkongan, hingga gabungan dari hal-hal tersebut. Sumber masalah saraf atau otot yang membuat sulit menelan pun ada banyak penyebabnya. Beberapa di antaranya disebabkan oleh penyakit kronis yang mendasarinya, seperti stroke, akalasia, refluks asam lambung (GERD), hingga kanker kerongkongan.
Baca juga: Sulit Menelan? Kenali Gejala Disfagia
Secara umum, disfagia terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, disfagia oral karena otot lidah yang lemah. Kedua, disfagia faring karena otot tenggorokan yang bermasalah, sehingga tidak bisa mendorong makanan masuk ke lambung. Terakhir, disfagia esofagus karena adanya penyumbatan atau iritasi pada kerongkongan.
Bisa Disembuhkan dengan Mengidentifikasi Penyebabnya
Disfagia sebenarnya bukanlah kondisi yang dapat mengancam nyawa. Namun, perawatan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin mengintai. Sulit menelan lama-kelamaan bisa membuat seseorang malas makan dan nafsu makannya menurun. Akibatnya, tubuh pun terancam kekurangan asupan nutrisi penting.
Lantas apakah disfagia bisa disembuhkan? Jawabannya, sebagian besar iya. Dengan mengidentifikasi apa penyebabnya, dan melakukan pengobatan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya itu, disfagia dapat disembuhkan. Bahkan dalam kasus disfagia yang disebabkan oleh kanker mulut atau kanker esofagus, pengobatan tetap dapat dilakukan untuk meringankan gejala.
Seperti Apa Pengobatan untuk Disfagia?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengobatan untuk disfagia biasanya akan dilakukan sesuai penyebab yang mendasarinya. Apabila disfagia yang dialami adalah disfagia orofaring (mulut dan tenggorokan), perawatannya meliputi terapi menelan untuk meningkatkan kemampuan otot, respon gerak mulut, dan merangsang saraf yang akan memicu refleks menelan.
Baca juga: 9 Penyebab Disfagia yang Perlu Diketahui
Pilihannya lainnya dengan menemui ahli gizi guna meminta saran mengenai pola makan yang tepat, sekaligus memastikan pengidap mendapatkan diet yang sehat dan seimbang. Biasanya, pengidap akan dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan lunak serta cairan yang lebih memudahkan proses menelan.
Jika cara-cara di atas tidak berhasil, dokter dapat menyarankan pengidap disfagia untuk memasang tabung makanan untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh selama proses pemulihan penyakit. Pemasukkan makanan lewat tabung khususnya dilakukan bagi orang yang sudah mengalami komplikasi disfagia. Misalnya seperti pneumonia, malnutrisi, dehidrasi, atau kasus parah lainnya yang berisiko mengalami kurang gizi.
Disfafia orofaring biasanya cukup sulit diobati, terlebih jika disebabkan oleh kerusakan sistem saraf seperti akibat stroke. Kondisinya tidak bisa langsung sembuh bila hanya menggunakan obat atau operasi. Oleh karena itu, diperlukan perawatan yang efektif untuk hal ini.
Untuk kasus disfagia esofagus yang masalahnya bersumber dari kerongkongan, pilihan perawatannya adalah suntik botox. Perawatan ini berguna untuk melemaskan otot-otot kerongkongan yang kaku akibat akalasia. Perawatan juga bisa dilakukan dengan pemberian resep obat seperti proton pump inhibitors (PPI), untuk menurunkan asam lambung dan memperlebar saluran esofagus.
Baca juga: Inilah yang Tindakan Medis yang Dilakukan Jika Terkena Disfagia
Kasus-kasus lain dari disfagia esofagus biasanya dapat ditangani dengan operasi atau pembedahan guna memperbaiki penyempitan atau penyumbatan esofagus. Biasanya, penyempitan disebabkan oleh pertumbuhan tumor dalam kerongkongan atau otot esofagus yang kaku akibat akalasia.
Itulah sedikit penjelasan tentang disfagia. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan