Stres Tinggi saat Hamil, Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Halodoc, Jakarta - Kehamilan bisa menimbulkan berbagai emosi bagi ibu, termasuk stres, tapi ini normal terjadi. Stres adalah reaksi normal terhadap perubahan besar pada kehamilan. Namun terlalu banyak stres saat hamil, bisa membuat ibu kewalahan dan berdampak pada kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Stres tingkat tinggi yang berlangsung lama bisa menyebabkan masalah kesehatan pada ibu hamil, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Selama kehamilan, stres bisa meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Untuk itu ibu hamil penting mendiskusikan stres pada dokter spesialis kandungan.
Baca juga: 4 Tanda Kurang Gizi selama Kehamilan
Waktu yang Tepat Ke Dokter Spesialis Kandungan
Jika ibu merasa stres atau depresi saat hamil, sebaiknya segera bicarakan pada dokter spesialis kandungan melalui aplikasi Halodoc. Semakin cepat perawatan, semakin baik juga ibu merasa lebih baik. Bicarakan juga tentang kesehatan ibu dan janin secara keseluruhan dan masalah kesehatan mental pada dokter spesialis kandungan.
Akan lebih baik jika dokter mengetahui riwayat kesehatan ibu secara lengkap, jika terjadi sesuatu selama kehamilan. Jangan tunda untuk berbicara pada dokter spesialis kandungan terutama jika terjadi gejala stres berikut ini:
- Peningkatan kadar kortisol, epinefrin, dan norepinefrin, disadari atau tidak.
- Peningkatan detak jantung atau jantung berdebar-debar.
- Sakit kepala.
- Sakit punggung.
- Perut sakit atau tidak nyaman.
- Menggeretakkan gigi.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kelelahan yang berlebihan.
- Kesulitan tidur.
- Kehilangan selera makan.
- Makan berlebihan.
- Perasaan khawatir, frustasi, marah, atau sedih.
- Tidak ingin bertemu orang banyak.
- Kebutuhan yang berlebihan untuk berada di sekitar orang lain, atau takut sendirian.
Mengapa ibu hamil yang mengalami stres tinggi harus berdiskusi dengan dokter spesialis kandungan? Hal ini karena stres yang berkelanjutan bisa memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin dalam kandungan. Beberapa ibu hamil mungkin juga mengalami pikiran obsesif, khawatir atau cemas, marah, gangguan makan, dan kesulitan bersantai.
Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Trimester Awal Kehamilan
Stres kronis juga bisa menimbulkan masalah pada janin dalam kandungan. Hal ini bisa berdampak pada pertumbuhan bayi yang belum lahir dan lamanya kehamilan. Stres juga bisa meningkatkan risiko masalah pada perkembangan fisik dan mental bayi di masa depan, serta masalah perilaku di masa kanak-kanak.
Hal yang dikhawatirkan, efek stres ibu saat hamil muncul di kemudian hari, terkadang bertahun-tahun kemudian. Perlu diketahui, anak-anak cenderung memiliki gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) setelah stres prenatal. Kondisi ini berhubungan dengan pengembangan depresi saat remaja.
Bagi beberapa ibu, setelah bayi lahir justru memiliki serangkaian pemicu stres baru. Jika stres saat merawat bayi, cobalah tidur lebih banyak saat bisa dan konsumsi makanan sehat. Minta pasangan untuk menjaga bayi secara bergantian, sehingga ibu bisa melakukan sesuatu untuk diri sendiri seperti berjalan-jalan, menulis jurnal, atau berbicara dengan teman.
Ketahuilah bahwa tidak apa-apa untuk mengatakan tidak jika terlalu banyak kunjungan setelah melahirkan atau memprioritaskan si kecil dibanding rumah yang rapi.
Baca juga: 5 Jenis Makanan Sehat untuk Ibu Hamil
Mengelola Stres Selama Kehamilan
Penting untuk menjaga kesehatan mental selama kehamilan, bahkan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Untuk mengurangi stres, ibu bisa mencoba beberapa cara berikut:
- Perhatikan pemicu yang membuat ibu stres dan perhatikan apa yang terjadi saat merasa stres.
- Cobalah untuk memperlambat aktivitas, istirahat, dan jangan terlalu membebani diri sendiri.
- Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang agar ibu dan bayi tetap sehat.
- Bicaralah pada seseorang tentang kekhawatiran dan perasaan ibu.
- Aktivitas fisik dan relaksasi juga bisa mengurangi stres.
Itulah yang perlu diketahui tentang pentingnya berdiskusi dengan dokter spesialis kandungan saat ibu hamil mengalami stres tinggi.