Solusio Plasenta Bisa Sebabkan Syok Saat Persalinan
Halodoc, Jakarta - Menjaga kehamilan adalah hal yang penting dilakukan, mulai dari bulan pertama hingga akhirnya bayi lahir ke dunia. Kesehatan fisik dan pikiran orang tua harus senantiasa dalam kondisi yang prima agar tidak terjadi masalah selama kehamilan. Masalah kehamilan sebetulnya tidak hanya terjadi pada bayi di dalam kandungan, plasenta juga dapat mengalami gangguan yang pada akhirnya mengganggu keselamatan bayi.
Kondisi yang jarang terjadi tapi patut ditangani dengan benar karena dapat mengganggu keselamatan bayi adalah solusio plasenta (solutio placentae), atau disebut abrupsio plasenta (abruptio placentae). Kondisi ini menyebabkan plasenta terlepas dari dinding rahim sehingga menyebabkan pendarahan hebat atau syok saat persalinan atau sebelum persalinan. Plasenta memiliki fungsi yang penting selama proses kehamilan, karena bertugas memberikan nutrisi serta oksigen pada janin dalam kandungan.
Penyebab Solusio Plasenta
Dokter dan para peneliti hingga kini masih sulit menentukan penyebab pasti dari penyakit, tetapi beberapa faktor berikut disinyalir dapat menyebabkan terjadinya solusio plasenta, yaitu:
-
Kebiasaan merokok meski tengah hamil.
-
Hamil saat usia sudah menginjak 40 tahun.
-
Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
-
Pernah melahirkan bayi kembar.
-
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
-
Mengidap gangguan pembekuan darah.
-
Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan.
-
Air ketuban bocor atau pecah terlalu dini.
Gejala Solusio Plasenta
Solusio plasenta sering sekali terjadi pada trimester kedua kehamilan hingga beberapa minggu menjelang persalinan. Ibu wajib mencurigai kondisi seperti di bawah ini yang dapat menjadi pertanda ibu hamil mengalami solusio plasenta, antara lain:
-
Perdarahan yang disertai rasa nyeri, darah dapat berwarna merah kehitaman.
-
Syok dan anemia berat bisa terjadi, meskipun darah yang keluar hanya terlihat sedikit (padahal banyak perdarahan di dalam).
-
Dapat terjadi gawat janin hingga menghilangnya denyut jantung janin.
-
Bayi kurang gerak atau tidak bergerak seperti biasanya.
-
Nyeri punggung dan nyeri perut.
-
Rahim berkontraksi cepat dan disertai nyeri.
Diagnosis Solusio Plasenta
Cara memastikan seorang ibu hamil mengalami solusio plasenta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna mengetahui kontraksi rahim. Pemeriksaannya antara lain pemeriksaan darah atau USG untuk membantu mengetahui penyebab terjadinya perdarahan pada Miss V ibu hamil. USG dapat digunakan untuk melihat kondisi rahim dan kandungan, namun tidak selalu dapat mendeteksi adanya solusio plasenta. Pada solusio plasenta, detak jantung janin perlu dimonitor untuk mengetahui kondisi bayi dan dan mendeteksi adanya kondisi berbahaya bagi janin.
Perawatan Solusio Plasenta
Cara menangani ibu hamil yang mengalami solusio plasenta tergantung pada keadaan bayi yang dikandung, usia kehamilan, dan tingkat keparahan solusio plasenta. Plasenta yang sudah terlepas dari dinding rahim tidak bisa ditempelkan kembali, sehingga ibu hamil dengan usia kandungan di bawah 34 minggu wajib dilakukan perawatan di rumah sakit. Sementara ibu hamil yang sudah menginjak usia di atas 34 minggu wajib melakukan proses persalinan dengan jalan operasi caesar. Apabila ibu mengalami pendarahan yang cukup hebat, maka transfusi darah sangat dibutuhkan.
Itulah sebabnya ibu hamil wajib menjaga kesehatannya selama proses kehamilan. Apabila salah satu gejala solusio plasenta dirasakan oleh ibu, maka wajib memeriksakan ke dokter kandungan. Selain itu, ibu dapat mendiskusikannya dengan dokter ahli. Halodoc menyediakan layanan ngobrol langsung dengan dokter melalui Chat atau Voice/Video Call di mana dan kapan pun. Yuk, download aplikasi Halodoc segera di App Store atau Google play!
Baca juga: