Sering Mengorok, Waspada Gejala Obstructive Sleep Apnea
Halodoc, Jakarta - Obstructive Sleep Apnea atau OSA terjadi ketika sesuatu menutup sebagian atau seluruh jalan napas bagian atas ketika sedang tidur. Kondisi ini membuat diafragma dan otot dada bekerja lebih keras untuk membuka jalan napas yang terhambat dan menarik udara ke paru-paru.
Akhirnya, kamu bernapas seperti tersedak atau mendengus. Tidur menjadi tidak nyenyak, tetapi kamu tidak menyadari kalau mengalami gangguan napas ini. Kondisi ini pun dapat mengurangi aliran oksigen ke organ vital dan membuat irama jantung menjadi tidak teratur. Inilah mengapa kamu perlu mengetahui lebih dalam mengenai gejala obstructive sleep apnea.
Sebenarnya, obstructive sleep apnea terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks untuk memungkinkan pernapasan normal. Otot ini mendukung struktur, termasuk langit-langit lunak, amandel, dan lidah. Ketika otot rileks, saluran napas menyempit atau menutup ketika bernapas. Ini dapat menurunkan tingkat oksigen dalam darah dan menyebabkan penumpukan karbon dioksida.
Baca juga: Obstructive Sleep Apnea Sering Dialami Laki-Laki, Mengapa?
Sementara itu, otak merespon ini sebagai gangguan dan mengirimkan sinyal yang membuat kamu terbangun, sehingga jalan napas kembali normal. Namun, periode ini begitu singkat, sehingga kamu dapat tidak mengingatnya. Kamu bisa terbangun dengan napas tersengal, dengusan, atau dengkuran.
Pola ini bisa berulang hingga 30 kali dalam satu jam, atau bahkan lebih banyak lagi dan membuat tidur terganggu. Biasanya, kamu terbangun keesokan harinya dalam keadaan mengantuk dan tubuh tidak segar.
Apa Saja Gejala Obstructive Sleep Apnea?
Tanda dan gejala obstructive sleep apnea mencakup:
-
Mengantuk atau kelelahan di siang hari.
-
Mulut kering atau tenggorokan sakit ketika bangun tidur.
-
Sakit kepala di pagi hari.
-
Sulit konsentrasi, mudah lupa, lekas marah, dan mudah depresi.
-
Berkeringat di malam hari.
-
Gelisah ketika tidur.
-
Sering terbangun mendadak dengan napas terengah.
-
Mengorok dengan suara keras.
Baca juga: Ganggu Tidur, Kenali Fakta Obstructive Sleep Apnea
Sementara itu, gejala yang terjadi pada anak mungkin tidak sejelas yang terjadi pada orang dewasa, yaitu:
-
Mengompol.
-
Tersedak atau ngiler.
-
Berkeringat berlebih di malam hari.
-
Mengalami gangguan perilaku dan gangguan belajar.
-
Gigi gemeletuk ketika tidur.
-
Gelisah ketika tidur.
-
Posisi tidur yang tidak biasa, seperti tidur di tangan atau terduduk.
Siapa saja bisa mengalami gangguan pernapasan ini. Namun, faktor tertentu bisa meningkatkan risikonya, seperti:
-
Berat badan berlebih. Tumpukan lemak di sekitar jalan napas bagian atas dapat menghalangi pernapasan. Namun, ada pula beberapa orang kurus yang mengalami OSA.
-
Jalan napas yang sempit. Mungkin, kamu memiliki jalan napas yang sempit sejak lahir atau pembesaran kelenjar gondok yang bisa menghalangi jalan napas.
-
Tekanan darah tinggi. OSA sering terjadi pada mereka yang memiliki riwayat hipertensi.
-
Perokok dan pengidap diabetes pun lebih berisiko mengalami obstructive sleep apnea.
-
Hidung tersumbat kronis. OSA terjadi dua kali lebih sering pada mereka yang memiliki hidung tersumbat pada malam hari.
Baca juga: Inilah 3 Gangguan Tidur yang Perlu Diketahui
Nah, itu tadi beberapa gejala obstructive sleep apnea yang perlu kamu ketahui. Lalu, bagaimana tindakan pencegahannya? Jangan asal ya, kamu sebaiknya bertanya langsung pada dokter, agar mendapatkan jawaban yang lebih akurat. Tidak perlu ke rumah sakit atau klinik, sekarang tanya dokter jauh lebih mudah dengan adanya aplikasi Halodoc. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasi Halodoc ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan