Sering Kena Angin Malam, Benarkah Rentan Alami Paru-Paru Basah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Maret 2019
Sering Kena Angin Malam, Benarkah Rentan Alami Paru-Paru Basah?Sering Kena Angin Malam, Benarkah Rentan Alami Paru-Paru Basah?

Halodoc, Jakarta - Sebagai penduduk yang tinggal di negara tropis, kita jarang sekali merasakan suhu dingin yang parah. Pakaian-pakaian tebal pun sebetulnya tidak terlalu diperlukan, kecuali saat kamu berencana untuk naik gunung. Meski begitu, sebaiknya tetap gunakan luaran seperti jaket, hoodie, parka, atau jenis lainnya saat berada di luar rumah saat malam hari.

Hal ini bertujuan untuk menghindarkan dari paparan angin malam yang diduga menjadi penyebab paru-paru basah. Hal ini banyak dipercaya karena angin malam terasa lebih dingin ketimbang angin siang hari. Namun, apakah mitos ini benar? Simak ulasannya berikut!

Tentang Penyakit Paru-Paru Basah

Paru-paru basah dalam dunia medis bukan sebuah penyakit, melainkan gejala dari penyakit tertentu. Dalam dunia medis paru-paru basah dikenal dengan efusi pleura, penyebab paru-paru basah adalah kelebihan cairan di pleura, yaitu selaput yang melapisi dinding rongga dada.

Selaput pleura ini terletak di antara paru-paru dan dinding rongga dada manusia. Selaput ini sedikit berair agar paru-paru dalam rongga dada tidak saling menggesek. Namun, pleura bisa jadi kelebihan cairan jika tubuh mengalami gangguan kesehatan.

Beberapa penyakit atau gangguan kesehatan yang menjadi penyebab paru-paru basah:

  • Infeksi virus dan bakteri seperti pneumonia atau tuberkulosis.

  • Penyakit autoimun seperti lupus atau rematik (rheumatoid arthritis).

  • Penyakit hati seperti sirosis.

  • Gagal jantung kongestif.

  • Komplikasi bedah jantung.

  • Emboli paru.

  • Kanker paru atau limfoma.

  • Penyakit ginjal.

Jadi, kabar yang mengatakan bahwa angin malam menjadi penyebab paru-paru basah hanya mitos belaka. Kena angin di malam hari tidak membuat paru-paru atau pleura kelebihan cairan karena kondisi ini baru terjadi akibat beberapa penyakit yang tadi disebutkan.

 

Namun, paru-paru basah juga disebabkan oleh virus dan bakteri, misalnya Streptococcus pneumoniae (penyebab pneumonia) atau Mycobacterium tuberculosis (penyebab tuberkulosis) yang penyebarannya melalui udara, alat makan, dan kontak dengan orang yang terinfeksi.  

Siapa pun bisa tertular penyakit-penyakit ini, terutama orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Udara di malam hari lebih rentan menyebabkan infeksi bakteri atau virus. Bukan karena ada lebih banyak organisme yang hidup di malam hari, tetapi karena reaksi tubuh diri sendiri terhadap udara dan angin di malam hari.

Baca Juga:  Apakah Efusi Pleura Bisa Disembuhkan?

 

Efek Angin Malam untuk Tubuh

Meski tidak secara langsung menjadi penyebab paru-paru basah, tidak bisa dipungkiri juga bahwa angin malam hari memengaruhi tubuh terutama pernapasan. Angin yang berhembus pada malam hari terasa lebih kering dan dingin, jadi saat dihirup lewat hidung atau mulut, udara yang masuk membuat hidung dan saluran pernapasan jadi kering.

 

Udara dingin ini memicu produksi lendir yang berlebihan agar saluran napas tidak kering. Sayangnya, lendir ini menjebak virus dan bakteri masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya paru-paru basah.

 

Selain memengaruhi produksi lendir dalam sistem pernapasan, angin malam memiliki efek negatif untuk tubuh. Ketika udara yang dingin dan kering dihirup lewat hidung, pembuluh darah di hidung menyempit sehingga suplai darah yang mengandung sel-sel darah putih pun berkurang. Padahal sel darah putih ini adalah senjata sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit. Hasilnya, tubuh menjadi rentan terinfeksi virus dan bakteri.

Baca Juga: Benarkah Paparan Kipas Angin saat Tidur Bisa Sebabkan Efusi Pleura?

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab paru-paru basah dan cara penanganannya, kamu bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.