Sering Diabaikan, Sembelit Bisa Jadi Pertanda Gonore
Halodoc, Jakarta – Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae, yang menginfeksi lapisan uretra, leher rahim, rektum, dan tenggorokan atau selaput yang menutupi bagian depan mata (konjungtiva dan kornea).
Gonore biasanya menyebar melalui kontak seksual. Pengidapnya biasanya mengeluarkan cairan dari Mr. P atau Miss V dan sangat mungkin mengalami buang air kecil lebih sering dan mendesak. Gonore hampir selalu menyebar melalui kontak seksual. Setelah satu episode hubungan intim vaginal tanpa kondom, peluang penyebaran dari wanita yang terinfeksi ke pria adalah sekitar 20 persen, dengan peluang penyebaran dari pria yang terinfeksi ke wanita mungkin lebih tinggi.
Jika wanita hamil terinfeksi, bakteri dapat menyebar ke janin selama kelahiran yang dapat menyebabkan konjungtivitis pada bayi baru lahir. Banyak orang dengan gonore juga memiliki penyakit menular seksual lainnya, seperti infeksi klamidia, sifilis, ataupun infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Mengindikasi Bahaya dari Gejalanya
Biasanya gonore hanya menimbulkan gejala di lokasi infeksi awal. Pada beberapa orang, infeksi menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain, terutama ke kulit, persendian, atau keduanya.
Beberapa pria memiliki gejala minimal. Gejala mulai dalam waktu sekitar 2-14 hari setelah infeksi. Pria merasakan ketidaknyamanan ringan di uretra (tabung yang membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh). Ketidaknyamanan ini diikuti beberapa jam kemudian oleh nyeri ringan, hingga berat selama buang air kecil, keluarnya nanah berwarna kuning-hijau dari penis, dan seringnya keinginan untuk buang air kecil.
Bukaan di ujung penis bisa menjadi merah dan bengkak. Bakteri kadang-kadang menyebar ke epididimis (tabung melingkar di atas setiap testis), yang menyebabkan skrotum membengkak dan terasa empuk saat disentuh.
Sembelit juga Bisa Jadi Pertanda Gonore
Beberapa wanita memiliki gejala minimal atau tidak sama sekali. Dengan demikian, gonore dapat dideteksi hanya selama skrining rutin atau setelah diagnosis infeksi pada pasangan pria mereka. Gejala biasanya tidak dimulai sampai setidaknya 10 hari setelah infeksi. Beberapa wanita hanya merasakan sedikit ketidaknyamanan ringan di area genital dan mengeluarkan nanah dari Miss V. Namun, sebagian lain memiliki gejala yang lebih parah, seperti sering ingin buang air kecil dan sakit saat buang air kecil. Gejala-gejala ini berkembang ketika uretra juga terinfeksi.
Bakteri umumnya menyebar ke saluran genital dan menginfeksi saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim (saluran tuba). Infeksi ini yang disebut salpingitis, yang menyebabkan sakit perut bagian bawah yang parah, terutama selama hubungan intim.
Infeksi menyebar ke lapisan rongga perut (peritoneum), menyebabkan peritonitis atau penyakit radang panggul yang dapat mengakibatkan sakit parah di perut bagian bawah. Wanita yang memiliki penyakit radang panggul memiliki peningkatan risiko infertilitas dan kehamilan yang salah penempatan (ektopik), yang dapat menyebabkan perdarahan internal yang berbahaya.
Seks anal dengan pasangan yang terinfeksi dapat menyebabkan gonore pada rektum. Infeksi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi mungkin membuat buang air besar terasa sakit. Gejala lain termasuk sembelit, gatal, perdarahan, dan keluarnya cairan dari dubur.
Daerah di sekitar anus dapat menjadi merah dan mentah, dan tinja dapat dilapisi dengan lendir dan nanah. Ketika seorang dokter memeriksa rektum dengan tabung penglihatan (anoscope), lendir dan nanah dapat terlihat di dinding rektum.
Seks oral dengan pasangan yang terinfeksi dapat menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Biasanya, infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi tenggorokan mungkin sakit.
Jika cairan yang terinfeksi bersentuhan dengan mata, maka konjungtivitis gonokokal dapat terjadi, sehingga menyebabkan pembengkakan kelopak mata dan keluarnya nanah dari mata. Pada orang dewasa, seringkali hanya satu mata yang terinfeksi. Bayi baru lahir biasanya mengalami infeksi di kedua mata. Kebutaan dapat terjadi jika infeksi tidak diobati dini.
Baca juga: