Sering Diabaikan, Inilah Penyebab Utama Asam Urat
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami nyeri sendi yang mendadak dalam waktu singkat dan kemudian hilang dan kambuh kembali beberapa bulan setelahnya? Waspada karena ini bisa menjadi gejala dari penyakit asam urat. Parahnya lagi, para pengidap penyakit asam urat bisa mengalami gejala kronis akibat serangan asam urat berulang yang terjadi dalam kurun waktu yang lama.
Nyeri pada asam urat umumnya terjadi pada jempol kaki, lutut, atau pergelangan kaki. Umumnya nyeri ini terasa makin parah saat malam hari. Tidak hanya itu, beberapa pengidap asam urat akut juga mengalami demam selama nyeri menyerang. Gejala seperti yang disebutkan tadi memang mengganggu aktivitas, dan penyakit asam urat ini bisa terjadi karena beberapa hal yang diabaikan.
Baca juga: Cegah Asam Urat Kambuh, Konsumsi 4 Makanan Ini
Penyebab Utama Asam Urat
Beberapa hal sepele yang bisa sebabkan asam urat, antara lain:
-
Makanan dan Minuman. Ini merupakan penyebab utama asam urat yang kerap kamu sepelekan. Saat kamu konsumsi makanan yang memiliki kadar purin tinggi seperti jeroan (hati, ampela, paru, usus), makanan laut (kepiting, kerang, udang, cumi) dan daging merah, risiko asam urat akan meningkat. Selain jenis makanan tersebut, minuman manis dan alkohol juga menyebabkan peningkatan asam urat.
-
Obat-obatan. Penyebab asam urat yang lain adalah mengonsumsi obat tertentu. Beberapa jenis obat-obatan mampu sebabkan peningkatan asam urat, misalnya obat diuretik (obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh) serta aspirin. Tidak hanya itu, proses penyembuhan cidera atau operasi, serta kondisi medis tertentu bisa sebabkan asam urat.
-
Kelebihan berat badan. Penyebab asam urat selanjutnya adalah kelebihan berat badan. Hal ini bisa membuat tubuh memproduksi lebih banyak asam urat, sehingga kadarnya bisa melonjak di dalam tubuh. Kondisi ini bisa membuat ginjal mengalami kesulitan untuk membuang asam urat dari dalam tubuh.
-
Memiliki Riwayat pada Keluarga. Ini merupakan penyebab yang sering diwaspadai juga. Apabila ada salah satu atau beberapa anggota keluarga memiliki riwayat asam urat, maka risiko kamu mengalami masalah ini jadi meningkat.
Tidak hanya itu risiko juga akan meningkat apabila:
-
Baru saja mengalami cedera atau menjalani operasi.
-
Mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula.
-
Memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sindrom metabolik, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol tinggi, leukemia, anemia, sleep apnea, hipertensi, dan obesitas.
-
Mengalami kekurangan cairan, sehingga tubuh kamu akan sulit mengeluarkan zat asam tersebut melalui urine.
Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika kamu mengalami gejala asam urat yang cukup mengganggu aktivitas kamu. Kunjungi rumah sakit segera dan buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk cara yang lebih praktis.
Baca juga: Perbedaan Rematik dan Asam Urat
Bagaimana Cara Mengobati Asam Urat?
Sayangnya belum ada obat asam urat yang bisa membuat seseorang benar-benar sembuh dari penyakit ini. Meski begitu, terdapat beberapa jenis obat yang mampu mengendalikan dan meringankan gejala yang muncul, antara lain:
-
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) untuk mengobati serangan asam urat mendadak dan parah. Jenis obat ini antara lain ibuprofen, naproxen, diclofenac, dan etoricoxib.
-
Steroid bisa digunakan sebagai obat asam urat alternatif selain NSAID. Obat jenis ini tersedia dalam bentuk oral maupun suntikan yang bisa langsung dimasukkan ke persendian.
-
Colchicine membantu mengurangi risiko kekambuhan. Dokter bisa meresepkan obat asam urat ini, bila NSAID tidak cocok. Pada beberapa kasus, obat ini dapat memberikan efek samping seperti diare, mual, dan kram perut.
-
Obat yang mengontrol tingkat asam urat dalam darah seperti allopurinol, probenesid, dan febuxostat.
Baca juga: Bikin Nyeri Sendi, Begini Tips Mengobati Asam Urat
Jadi, jika kamu ingin terhindar dari serangan asam urat kelak, kamu harus rutin minum obat asam urat yang diresepkan oleh dokter dan mengubah kebiasaan buruk kamu dan mulai menjalani kebiasaan hidup sehat.
Referensi:
University of Maryland Medical Center. Diakses pada 2019. Gout.
WebMD. Diakses pada 2019. Gout-Topic Overview.