Sering Begadang? Waspada Risiko Alzheimer

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 September 2021
Sering Begadang? Waspada Risiko AlzheimerSering Begadang? Waspada Risiko Alzheimer

“Sering disepelekan, nyatanya memiliki waktu tidur yang cukup sangat membantu dalam menjaga kesehatan, terutama kesehatan otak. Tidur yang cukup ternyata mampu mengurangi risiko munculnya penyakit serius yang berkaitan dengan otak, misalnya penyakit Alzheimer, demensia, dan penurunan fungsi otak.”

Halodoc, Jakarta - Tidur menjadi hal yang sangat penting bagi kesehatan. Ketika tidur, otak akan memperbaiki sel-selnya yang sudah bekerja selama satu hari penuh. Jika seseorang kurang tidur dan sering begadang, perbaikan sel pada otak tidak akan berlangsung optimal sehingga memungkinkan munculnya plak-plak yang menyebabkan penyakit Alzheimer

Alzheimer sendiri adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir serta berbicara. Saat fase awal, gejala penyakit Alzheimer adalah  mudah lupa, baik itu lupa akan nama tempat maupun mengenai hal yang sepele. Jika penyakit ini berkembang semakin parah, gejala yang muncul pun semakin meningkat, bahkan gejala terburuk adalah pengidap mengalami delusi dan halusinasi.

Banyak hal yang membuat seseorang memiliki risiko tinggi terserang penyakit Alzheimer. Selain karena faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia, ternyata kurang tidur juga bisa menjadi salah satu alasan munculnya masalah kesehatan ini.

Baca juga: Sering Lupa Ternyata Bukan Tanda Alzheimer

Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Alzheimer

Kurang tidur karena terlalu sering begadang akan memicu dampak negatif pada kesehatan, baik fisik maupun mental. Selain pola tidur menjadi berantakan, kamu juga akan rentan mengalami hipertensi dan obesitas. Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Neurology ternyata turut mengungkapkan bahwa kurang tidur juga bisa membuat otak menjadi kacau dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti yang berasal dari Radboud University Medical Center di Nijmegen, Belanda. Sebanyak 26 pria berusia paruh baya menjadi partisipan dalam studi tersebut. Semuanya diminta untuk begadang selama semalam, lalu dilakukan analisis terhadap kadar protein yang disebut amyloid beta yang terdapat dalam otak para partisipan. 

Amyloid beta merupakan sejenis protein yang memegang peran terhadap terjadinya penyakit Alzheimer. Semakin tinggi kadar protein ini dalam otak, tentu akan semakin tinggi juga risiko seseorang mengidap penyakit ini. Hasil studi menyebutkan, hal paling sederhana, seperti tidur yang tidak nyenyak bisa membuat kadar amyloid pada otak meningkat. Sementara pada orang-orang yang begadang, kadarnya naik hingga sebesar 6 persen. 

Baca juga: Terapkan Pola Makan Ini agar Tidur Lebih Nyenyak

Apabila kebiasaan buruk ini terus dilanjutkan, kadar amyloid beta yang terdapat pada otak bisa mengalami pengendapan hingga mengakibatkan proses rekam memori menjadi terganggu. Akhirnya, seseorang bisa mengalami lupa alias pikun. Masalah yang terjadi pada memori otak ini juga sangat mungkin menjadi pemicu munculnya gangguan kesehatan lainnya, seperti gangguan kepribadian dan masalah pada pengambilan keputusan yang keduanya merupakan tanda umum Alzheimer. 

Namun, para peneliti juga mendapati bahwa kadar amyloid beta bisa mengalami penurunan apabila seseorang memiliki kualitas tidur yang baik, juga waktu tidur malam yang cukup. Oleh karena itu, para peneliti berujar bahwa kualitas tidur memang memegang peranan paling penting terhadap kondisi kesehatan otak. 

Baca juga: Inilah Cara-cara Berinteraksi dan Merawat Pengidap Alzheimer

Jadi, mulai sekarang sebaiknya kamu mengurangi begadang, apalagi jika tidak ada alasan khusus mengapa kamu melakukannya. Dapatkan waktu istirahat cukup, dan pastikan tidurmu nyenyak sehingga kamu bisa terbangun keesokan harinya dengan tubuh yang lebih segar dan suasana hati serta pikiran yang lebih baik. 

Namun, jika masalah tidur ini sulit diatasi, kamu bisa menanyakan pada pakarnya bagaimana cara yang tepat menanganinya. Download dan pakai aplikasi Halodoc untuk bertanya jawab dengan dokter, atau membuat janji jika kamu harus berobat ke rumah sakit terdekat. 

Referensi: 
Sharon Ooms, et al. 2014. Diakses pada 2021. Effect of 1 Night of Total Sleep Deprivation on Cerebrospinal Fluid β-Amyloid 42 in Healthy Middle-Aged Men: A Randomized Clinical Trial. JAMA Neurology 71(8): 971-977.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Lack of sleep may increase Alzheimer's risk.