Selama Kehamilan, 3 Fungsi Otak Ini Akan Menurun
Halodoc, Jakarta - Tidak hanya mengubah penampilan fisik, kehamilan ternyata memengaruhi fungsi dan cara kerja otak, lho. Meski tidak benar-benar akan mengubah struktur, ukuran, maupun bagian-bagian otak, sejumlah penelitian melaporkan bahwa hormon kehamilan (estrogen dan progesteron), sedikit banyak akan menurunkan fungsi kognitif otak.
Namun tenang saja, perubahan fungsi otak selama kehamilan tidak akan mengubah IQ, kok. Perubahan yang terjadi lebih kepada apa yang menjadi perhatian dan prioritas. Berikut beberapa fungsi otak yang mengalami penurunan ketika wanita mengalami kehamilan.
1. Mudah Lupa
Salah satu fungsi otak yang paling terpengaruh saat kehamilan adalah daya ingat. Ibu hamil akan cenderung mudah lupa, ketimbang saat sebelum hamil. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan hormon oksitosin yang kemudian memengaruhi komunikasi sel-sel saraf di otak, sehingga membuat otak ibu hamil lebih sulit mengembalikan ingatan jangka pendek.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam The British Journal of Psychiatry pun mengungkapkan bahwa kecenderungan ibu hamil jadi pikun hanya terjadi pada masa trimester ketiga. Setelah melahirkan kemampuan mengingat ibu hamil umumnya akan kembali normal.
Namun uniknya, sebuah penelitian lain pada 2009 menemukan bahwa bagian otak yang berperan dalam mengatur memori pengenalan justru mengalami peningkatan kerja selama hamil daripada sebelumnya. Memori pengenal adalah kemampuan sadar untuk mengenali kejadian, objek, atau orang yang sebelumnya pernah ditemui.
2. Penurunan Kemampuan Sosial
Sebuah studi menemukan bahwa pada otak ibu hamil, ada penyusutan volume materi abu-abu otak, di area yang terkait dengan pemrosesan dan respon terhadap sinyal sosial. Namun, hilangnya volume otak pada area ini justru dapat menandakan proses pematangan dan spesialisasi otak, yang memungkinkan ibu hamil menjadi lebih fokus dan selaras dengan kebutuhan bayinya. Hal ini kemudian dikenal dengan istilah naluri keibuan.
Naluri ini juga turut dipengaruhi oleh peningkatan hormon dopamin sebagai penguat ikatan batin ibu dengan anak. Dopamin dapat memotivasi ibu untuk berbuat lebih banyak untuk calon anak-anaknya. Hal baiknya adalah, pengorbanan ini dapat membuat ibu merasa lebih baik dan bahagia.
3. Rentan Depresi
Satu dari 4 wanita usia produktif bisa mengalami depresi. Tidak heran jika gangguan mood ini juga bisa memengaruhi ibu hamil. Beberapa penelitian pun menyebutkan bahwa sekitar 10-15 persen wanita pada umumnya mengalami depresi saat hamil.
Gangguan mood, termasuk depresi, adalah penyakit kejiwaan yang melibatkan perubahan kimia otak. Selama kehamilan, perubahan hormon bisa memengaruhi zat kimia di otak, yang secara langsung berhubungan dengan depresi dan kecemasan. Tidak ada penyebab tunggal dari depresi. Risiko depresi dapat diperburuk oleh situasi hidup yang sulit, yang kemudian dapat memicu gejala depresi selama kehamilan.
Itulah sedikit penjelasan tentang fungsi-fungsi otak yang akan menurun ketika hamil. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play!
Baca juga: