Selain Merokok, Kebiasaan Ini Menjadi Penyebab Infeksi pada Paru-Paru

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Oktober 2018
Selain Merokok, Kebiasaan Ini Menjadi Penyebab Infeksi pada Paru-ParuSelain Merokok, Kebiasaan Ini Menjadi Penyebab Infeksi pada Paru-Paru

Halodoc, Jakarta – Kebiasaan merokok dikenal sebagai salah satu pemicu terjadinya infeksi paru-paru alias pneumonia. Penyakit yang juga dikenal dengan istilah paru-paru basah ini terjadi karena adanya infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru.

Infeksi pada organ ini menyebabkan sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru membengkak dan dipenuhi cairan. Nah, kebiasaan merokok diduga menjadi pemicu dan bisa menyebabkan kondisi ini semakin buruk. Sebab, merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru, sehingga menyebabkan paru-paru basah.

Secara umum, penyakit ini ditandai dengan munculnya gejala-gejala, seperti batuk, demam, hingga kesulitan bernapas. Meski bisa menyerang siapa saja, tapi penyakit ini pernah tercatat sebagai penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia. Organisasi kesehatan dunia alias WHO menyebut bahwa infeksi paru-paru menjadi pemicu kematian setidaknya 15 persen anak di bawah usia 5 tahun.

Selain perokok aktif, infeksi paru-paru juga berisiko tinggi pada beberapa golongan orang. Mulai dari bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, lansia di atas usia 65 tahun, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, hingga orang yang memiliki riwayat penyakit kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Infeksi paru-paru alias pneumonia terjadi karena serangan bakteri, yaitu streptococcus pneumonia. Namun selain itu, penyakit ini ternyata juga bisa terjadi karena serangan virus lain atau faktor penyebab penyakit lainnya. Mulai dari virus flu atau pilek yang kemudian berkembang menjadi pneumonia, serangan jamur karena kekebalan tubuh yang rendah, hingga pneumonia yang terjadi karena pengidapnya menghirup objek asing, seperti makanan atau minuman.

Infeksi paru-paru ini juga bisa terjadi karena pengaruh dari lingkungan sekitar. Adalah penyebaran kuman penyebab penyakit dari lingkungan umum atau tempat tertentu, misalnya rumah sakit. Penyakit ini tidak boleh diremehkan dan harus segera mendapat penanganan medis untuk menghindari dampak buruk yang mungkin bisa terjadi.

Gejala dan Pengobatan Infeksi Paru-paru

Umumnya, gejala yang muncul karena kondisi ini bisa berbeda antara satu orang dan orang lainnya. Hal itu tergantung pada tingkat keparahan dan perbedaan virus atau bakteri yang menginfeksi. Usia dan kondisi tubuh pengidapnya juga turut menentukan gejala yang muncul karena penyakit ini.

Meskipun demikian, ada beberapa gejala umum yang sering terjadi sebagai tanda dari infeksi paru-paru. Seperti demam, berkeringat dan menggigil, serta batuk kering atau batuk berdahak. Biasanya dahak yang keluar memiliki warna kuning, hijau, bahkan bisa disertai keluarnya darah.

Infeksi paru-paru juga bisa menyebabkan gejala napas yang terasa pendek dan terengah-engah, sakit pada dada ketika menarik napas, diare, mudah lelah, hingga mual dan muntah. Gejala, seperti kesulitan bernapas dan sakit pada dada sebaiknya tidak diabaikan dan harus segera mendapat pengobatan yang tepat.

Untuk mengobati penyakit ini, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik. Namun jika gejala yang ditunjukkan masih tergolong ringan, pengidap infeksi paru-paru biasanya akan ditangani dengan obat, banyak minum air putih, dan istirahat yang cukup. Jika gejala dirasa semakin buruk dan tidak membaik seiring berjalannya waktu, maka segera temui dokter dan mintalah untuk diresepkan obat baru yang lebih efektif untuk mengatasi gejala.

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.

Baca juga: