Risiko Bayi Tabung yang Mesti Diketahui Calon Orangtua
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan di National Institutes of Health, ada beberapa risiko bayi tabung yang bisa saja terjadi. Beberapa adalah tekanan darah tinggi, preeklampsia, retardasi pertumbuhan, perdarahan, dan tingkat kelahiran prematur.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, tingkat keberhasilan bayi tabung tergantung pada banyak faktor, seperti usia pasien dan masalah medis serta perawatan lainnya. Ingin tahu lebih lanjut mengenai informasi kesehatan ini, baca lebih lengkap di sini!
Prosedur Bayi Tabung
Bayi tabung adalah serangkaian prosedur kompleks yang digunakan untuk membantu kesuburan atau mencegah masalah genetik dan membantu konsepsi seorang anak. Prosedur bayi tabung adalah telur matang dikumpulkan (diambil) dari ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium.
Baca juga: Kapan Sebaiknya Proses Bayi Tabung Dilakukan?
Kemudian, sel telur yang dibuahi (embrio) atau telur (embrio) dipindahkan ke rahim. Satu siklus penuh bayi tabung memakan waktu sekitar tiga minggu. Terkadang langkah-langkah ini dibagi menjadi beberapa bagian dan prosesnya bisa lebih lama.
Prosedur bayi tabung adalah bentuk teknologi reproduksi terbaru yang paling efektif. Prosedur ini dapat dilakukan dengan menggunakan sel telur sendiri dan sperma pasangan. Mungkin juga melibatkan telur, sperma, ataupun embrio dari donor yang dikenal atau anonim.
Peluang untuk memiliki bayi yang sehat dengan menggunakan bayi tabung tergantung pada banyak faktor, seperti usia dan penyebab infertilitas. Selain itu, prosedur dapat memakan waktu, mahal dan invasif. Jika lebih dari satu embrio ditransfer ke rahim, bayi tabung dapat menghasilkan kehamilan dengan lebih dari satu janin (kehamilan ganda).
Sebelumnya dokter dapat membantu pasangan memahami cara kerja bayi tabung, risiko potensial, dan apakah metode perawatan infertilitas ini tepat untuk pasangan. Ingin tahu lebih lanjut mengenai bayi tabung dan prosesnya, tanyakan langsung ke Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk pasangan. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor pasangan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Peluang melahirkan bayi yang sehat setelah menggunakan prosedur bayi tabung tergantung pada berbagai faktor, termasuk:
- Usia Ibu
Makin muda usia, makin besar kemungkinan untuk hamil dan melahirkan bayi yang sehat menggunakan telur sendiri.
- Status Embrio
Pemindahan embrio yang berkembang dikaitkan dengan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan embrio yang kurang berkembang (dua atau tiga hari). Namun, tidak semua embrio bertahan dalam proses pengembangan.
- Sejarah Kehamilan
Wanita yang sebelumnya pernah melahirkan lebih mungkin untuk bisa hamil menggunakan bayi tabung daripada wanita yang tidak pernah melahirkan.
- Penyebab Infertilitas
Memiliki persediaan telur yang normal meningkatkan peluang untuk hamil menggunakan prosedur bayi tabung. Wanita yang memiliki endometriosis berat memiliki kemungkinan lebih kecil untuk hamil menggunakan prosedur ini daripada wanita yang memiliki infertilitas yang tidak dapat dijelaskan.
- Faktor Gaya Hidup
Wanita yang merokok biasanya memiliki lebih sedikit telur yang diambil selama prosedur bayi tabung dan mungkin keguguran lebih sering. Merokok dapat menurunkan peluang wanita untuk sukses menjalankan prosedur ini.
Baca juga: Ini Serba-serbi Bayi Tabung yang Perlu Diketahui
Obesitas juga dapat mengurangi peluang untuk hamil dan melahirkan. Penggunaan alkohol, obat-obatan rekreasional, kafein berlebihan, dan obat-obatan tertentu juga bisa berbahaya. Sekitar 12 hari hingga dua minggu setelah pengambilan sel telur, dokter akan menguji sampel darah untuk mendeteksi apakah kamu hamil.
Jika tidak hamil, kamu akan berhenti mengonsumsi progesteron dan kemungkinan mendapatkan menstruasi dalam waktu seminggu. Jika kamu tidak mendapatkan menstruasi atau mengalami pendarahan yang tidak biasa, hubungi dokter.