Remaja Mudah Marah, Ini Penyebabnya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Desember 2019
Remaja Mudah Marah, Ini PenyebabnyaRemaja Mudah Marah, Ini Penyebabnya

Halodoc, Jakarta - Masa remaja sering dikaitkan dengan emosi yang tidak stabil. Pada masa tersebut, remaja mungkin akan mudah marah padahal tidak ada penyebab yang jelas. Remaja terbilang labil dan sedang dalam pencarian jati diri menuju dewasa.

Walau begitu, pasang-surutnya emosi yang terjadi sehingga mudah marah harus segera diketahui penyebabnya. Dengan begitu, anak akan menjadi lebih tenang dan mungkin juga menurunkan stres yang tengah dirasakannya. Berikut adalah beberapa penyebab remaja terbilang mudah marah!

Baca juga: Anak Mudah Marah dan Tersinggung, Hati-Hati Gejala ODD

Penyebab Remaja Mudah Marah

Kemarahan adalah ekspresi yang akan dikeluarkan oleh remaja karena banyak hal. Beberapa perilaku kemarahan tersebut akan berhenti hingga dirinya menemukan penyebab kemarahannya yang akan meredakan emosinya sendiri. Walau begitu, umumnya penyebab remaja mudah marah adalah karena perasaan emosi dan kejadian yang sedang terjadi, bukan dari perilaku.

Kemarahan yang terjadi pada remaja mungkin saja menjadi hal yang menakutkan, walaupun pada dasarnya tidak menyebabkan bahaya. Hal tersebut mungkin akan terjadi berupa kekerasan pada fisik dan verbal, prasangka buruk, hingga gangguan psikosomatik. Kelainan mudah marah ini dapat menghancurkan hubungan dengan orang lain, mengganggu kesehatan fisik, hingga berpengaruh pada masa depannya.

Hal tersebut juga mungkin mempunyai sisi positif karena dirinya menunjukkan apabila sedang ada masalah. Memang rasa mudah marah tersebut dapat timbul karena rasa takut. Maka dari itu, kamu sebagai orangtua, harus membantu untuk mengatasinya. Berikut beberapa penyebab remaja mudah marah:

  1. Merasa Ditindas

Salah satu penyebab seorang remaja mudah marah adalah dirinya sedang merasa ditindas. Orang tersebut sedang belajar untuk mandiri dan memandang sebagian besar otoritas sebagai suatu penindasan pada orang lain. Dirinya akan mencoba banyak kepribadian dan mencocokannya dengan dirinya. Selain itu, pengaruh lingkungan juga dapat membuatnya berubah dengan drastis.

Jika ibu mempunyai pertanyaan terkait pertumbuhan remaja, diskusikan saja dengan psikolog di Halodoc. Ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan! Selain itu, ibu juga dapat membeli obat tanpa perlu ke luar dari rumah dengan aplikasi tersebut.

Baca juga: Emosi Meledak-Ledak, Tanda Mental yang Tidak Stabil?

  1. Depresi

Depresi juga dapat menyebabkan seorang remaja menjadi lebih mudah untuk marah. Hal ini disebabkan penumpukan rasa sedih dan tertekan setelah berbulan-bulan tertahan. Hal ini terkadang disertai dengan perasaan putus asa, berkurangnya energi, dan tidak merasa ada kesenangan yang diberikan oleh orang sekitarnya.

  1. Perasaan Cemas

Perasaan cemas yang tidak kunjung surut juga dapat menjadi penyebab remaja menjadi mudah marah. Memang, rasa cemas akan timbul ketika terjadi suatu peringatan yang penting dan merasakan situasi yang berbahaya atau sulit. Walau begitu, jika perasaan tersebut tidak kunjung surut, emosi menjadi tidak stabil dan menyebabkan lebih mudah untuk marah.

  1. Kebingungan secara Sosial

Semua remaja pasti akan masuk ke lingkungan sosial yang baru ketika akan memasuki tahun ajaran baru. Dirinya akan mulai menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya dan mungkin merasakan perbedaan latar belakang, serta cara bersosialisasi. Terkadang, proses tersebut terbilang sulit untuk dilalui.

Baca juga: 5 Gangguan Mental yang Kerap Dialami Anak Milenial

  1. Pubertas

Remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Dirinya tidak mengerti semua yang dirasakannya dan tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dirinya sulit untuk mengontrol emosi yang pada akhirnya diekspresikan secara meledak-ledak.

Remaja memang menghadapi banyak masalah emosi pada tahap ini. Dirinya akan menghadapi pertanyaan mengenai identitas, hubungan, tujuan, hingga perpisahan. Selain itu, hubungan antara anak dan orangtua akan berubah setelah memasuki fase remaja yang akan berkembang hingga dewasa.

Referensi:
Psych Central. Diakses pada 2019. Teenage Anger
Your Tango. Diakses pada 2019. 10 Reasons Why Teens Are Angry