Rasa Sakit di Telinga adalah Tanda Kanker Laring
Halodoc, Jakarta – Dilansir dari Macmillan Cancer Support menjelaskan bagaimana seorang laki-laki didiagnosis mengidap kanker tenggorokan setelah mengalami sakit telinga dan kesulitan menelan.
Menurut Cancer Treatment Centers of America, telinga, hidung, dan tenggorokan adalah area yang paling umum terkena kanker laring. Gejala kanker ini mungkin tergantung pada tempat kanker berkembang dan bagaimana penyebarannya. Bagaimana ini bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan? Baca pembahasannya di sini.
Bagaimana Kanker Laring Bisa Diidentifikasi?
Selain munculnya benjolan di tenggorokan, akan ada perubahan fisik yang signifikan yang mirip dengan kondisi yang kurang serius, seperti flu biasa. Perubahan suara, sakit kepala, sakit tenggorokan atau batuk mungkin merupakan gejala lainnya.
Baca juga: Waspada, Ini Penyebab Kanker Tenggorokan
Beberapa gejala umum dari kanker laring, yaitu:
-
Benjolan di hidung, leher atau tenggorokan, dengan atau tanpa rasa sakit;
-
Sakit tenggorokan yang persisten;
-
Kesulitan menelan;
-
Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan;
-
Sering batuk;
-
Suara berubah serak;
-
Nyeri telinga atau sulit mendengar;
-
Sakit kepala;
-
Bercak merah atau putih di mulut;
-
Bau mulut yang tidak bisa dijelaskan dengan kebersihan;
-
Hidung sering berdarah atau keluarnya cairan yang tidak biasa;
-
Kesulitan bernapas; dan
-
Ketidakmampuan untuk berbicara dengan normal.
Sebagian besar kanker laring disebabkan karena sel kanker berkembang dalam sel skuamosa yang melapisi laring. Kanker laring lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Kebanyakan orang dengan kanker laring berusia di atas 60 tahun.
Merokok adalah faktor risiko terbesar dengan lebih dari 95 persen orang yang mengidap penyakit ini adalah perokok. Penyalahgunaan alkohol juga bisa meningkatkan risiko. Diagnosis kanker laring dilakukan lewat proses biopsy dan pencitraan.
Baca juga: Hentikan Kebiasaan Merokok untuk Mencegah Kanker Tenggorokan
Untuk mendiagnosis kanker laring, seorang dokter awalnya memeriksa laring dengan tabung pengamat yang tipis dan fleksibel untuk melihat langsung laring (laringoskop) dan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi).
Biopsi paling sering dilakukan di ruang operasi dengan orang di bawah anestesi umum. Jika ternyata kanker dinyatakan positif, maka orang tersebut juga dapat menjalani tes selanjutnya untuk menentukan sejauh mana kanker telah menyebar, termasuk tes rontgen dada, pemindaian tomografi komputer (CT) leher dan dada, serta pemindaian tomografi emisi positron (PET).
Perawatan Kanker Laring
Pilihan perawatan untuk kanker laring adalah operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pun, perawatan kanker laring tergantung pada stadium dan lokasi kanker yang tepat. Untuk kanker stadium awal, dokter dapat menggunakan operasi atau terapi radiasi.
Ketika pita suara terpengaruh, dokter akan melakukan terapi radiasi ketimbang pembedahan untuk dapat mempertahankan suara normal orang tersebut. Namun untuk kanker laring tahap awal, dokter mungkin lebih suka bedah mikro daripada terapi radiasi, karena bisa seefektif dan tidak seperti radiasi, dapat diselesaikan dalam satu perawatan.
Bedah mikro menggunakan laringoskop (tabung penglihatan fleksibel). Tidak seperti pembedahan tradisional menggunakan pisau bedah yang dapat memengaruhi suara orang tersebut, bedah mikro menyebabkan lebih sedikit masalah dengan menelan dan berbicara.
Untuk tumor laring yang lebih besar yang mungkin telah menyebar sedikit ke jaringan di dekatnya, dokter dapat menggunakan terapi radiasi yang dikombinasikan dengan kemoterapi (disebut kemoradiasi). Namun, operasi masih mungkin diperlukan untuk menghilangkan kanker yang tersisa setelah terapi kemoradiasi.
Baca juga: Inilah Fakta Seputar Kanker Tenggorokan
Untuk perawatan kanker stadium lanjut, jika kanker laring telah menyebar ke tulang, dokter biasanya lebih memilih operasi untuk menghilangkan sebagian atau seluruh laring dan pita suara ini yang disebut laringektomi parsial atau total.
Proses perawatan ini akan diikuti dengan terapi radiasi dan kadang-kadang kemoterapi. Jika kanker terlalu lanjut untuk pembedahan atau terapi radiasi, kemoterapi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ukuran tumor, tetapi tidak mungkin memberikan penyembuhan.
Efek Samping Perawatan Kanker Laring
Radiasi dapat menyebabkan perubahan kulit (seperti peradangan, gatal, dan rambut rontok), jaringan parut, kehilangan selera, mulut kering, serta kadang-kadang kerusakan jaringan normal. Orang yang giginya terkena perawatan radiasi biasanya akan menyebabkan masalah gigi yang harus diobati lagi.
Untuk efek samping kemoterapi biasanya menyebabkan berbagai efek samping, tergantung pada obat yang digunakan. Efek samping ini dapat termasuk mual, muntah, gangguan pendengaran, dan infeksi.
Perawatan pembedahan dapat memengaruhi proses menelan dan berbicara. Dalam kasus seperti itu, rehabilitasi diperlukan. Sejumlah metode telah dikembangkan yang memungkinkan orang tanpa pita suara untuk bisa berbicara normal.
Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai kanker laring, bisa langsung tanyakan ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Referensi:
MSD Manual Consumer Version (Diakses pada 2019). Laryngeal Cancer
Express (Diakses pada 2019). Throat Cancer Warning – man’s earache turned out to be deadly tumour
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Throat Cancer
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan