Radiasi Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Terkena Meningioma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Februari 2019
Radiasi Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Terkena MeningiomaRadiasi Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Terkena Meningioma

Halodoc, Jakarta – Saat ini, telepon genggam semakin tidak bisa terpisahkan dan menjadi bagian penting dalam menjalani aktivitas harian. Tapi, hal itu kerap menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang, terutama terkait radiasi yang dipancarkan dari telepon genggam. Banyak yang menyebut bahwa radiasi dari telepon genggam bisa memberi dampak yang buruk bagi kesehatan. Benarkah?

Radiasi yang dikeluarkan telepon genggam disebut bisa meningkatkan risiko kanker pada seseorang. Melansir NY Times, ilmuwan dari National Toxicology Program, melakukan penelitian terhadap tikus untuk melihat efek dari radiasi telepon genggam. Hasilnya, tikus yang terpapar radiasi selama sembilan jam terus-menerus memiliki risiko kanker. Ada sekitar 2–3 persen tikus yang terpapar radiasi selama dua tahun yang kemudian mengidap kanker otak mematikan.

Meski begitu, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal tersebut juga berlaku pada manusia. Belum ada bukti bahwa radiasi dari telepon genggam bisa menyebabkan seseorang terserang kanker. Meski begitu, ada baiknya untuk membatasi penggunaan telepon genggam saat tidak dibutuhkan, karena terlalu lama menatap layar ponsel bisa menyebabkan mata terasa lelah dan memicu sakit kepala.

Baca juga: Harus Tahu, Bedanya Kanker dan Tumor

Radiasi Telepon Genggam dan Meningioma

Radiasi dari telepon genggam juga dikhawatirkan sebagai pemicu meningioma. Kondisi ini terjadi karena adanya tumor pada meninges, yaitu selaput yang bertugas melindungi otak dan tulang belakang. Umumnya, tumor ini muncul di otak, namun juga bisa tumbuh pada tulang belakang.

Belum ada bukti bahwa radiasi telepon genggam bisa menjadi pemicu penyakit meningioma. Tapi, salah satu faktor pemicu penyakit ini ternyata adalah terapi radiasi alias radioterapi. Seseorang yang pernah menjalani radioterapi di kepala disebut memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit ini. Radioterapi adalah prosedur medis yang digunakan untuk menangani penyakit kanker.

Sebenarnya, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab meningioma. Tapi, selain radioterapi, berikut beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini.

1. Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu faktor risiko meningioma. Meski begitu, masih belum diketahui secara pasti apa kaitan antara obesitas dengan penyakit meningioma.

2. Jenis Kelamin

Kabar buruknya, penyakit ini ternyata lebih rentan menyerang wanita ketimbang pria. Meningioma lebih sering ditemukan pada wanita, ini diduga berkaitan dengan kondisi hormon pada wanita.

3. Riwayat Penyakit

Meningioma juga bisa muncul sebagai efek dari penyakit tertentu, salah satunya adalah neurofibromatosis tipe 2. Pengidap penyakit ini disebut lebih berisiko mengalami meningioma. Neurofibromatosis tipe 2 adalah penyakit kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.

Baca juga: Muncul Akibat Mutasi Gen, Inilah yang Dimaksud Neurofibromatosis Tipe 2

Gejala yang muncul sebagai penyakit ini bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung pada ukuran dan lokasi tumor yang muncul. Gejala umum yang sering muncul bertahap adalah sakit kepala yang semakin lama semakin memburuk, mual dan muntah, gangguan penglihatan, sulit berbicara, ingatan menurun, kejang, hingga kelemahan pada anggota tubuh.

Baca juga: 6 Gejala yang Muncul pada Anak Jika Terkena Tumor di Saraf

Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit meningioma dan kaitannya dengan radiasi telepon genggam dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!