PSBB Dilonggarkan, Begini Panduan Perawatan Kesehatan Anak
Halodoc, Jakarta – Sejauh ini masih belum jelas bagaimana penyebaran virus corona ke anak dan bagaimana dampaknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh University College London juga menunjukkan kebimbangan, walaupun hasil penelitian tersebut menyebutkan sebagian anak memiliki lebih sedikit peluang untuk terkena virus.
Gejala infeksi virus corona yang tidak tertebak sampai kepada sindrom mirip Penyakit Kawasaki menjadi hal yang patut diwaspadai. Apalagi hampir seluruh dunia akan menerapkan new normal. Indonesia sendiri juga berencana melonggarkan PSBB pada awal Juni nanti.
Anak Tetap Sehat saat PSBB Dilonggarkan
Data kesehatan yang dipublikasikan oleh Kids Health.org, menyebutkan kalau sejauh ini penyebaran infeksi corona ke anak diperoleh dari orang-orang yang tinggal bersama anak atau anggota keluarga.
Virus ini biasanya menyebabkan infeksi yang lebih ringan pada anak-anak daripada orang dewasa atau orang tua. Namun, ada kasus di mana anak mengalami gejala yang lebih serius, yaitu kadang-kadang beberapa minggu setelah terinfeksi virus.
New normal membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi dengan kondisi pandemi saat ini. Sangat penting untuk orangtua ketahui bagaimana panduan perawatan kesehatan anak di tengah kondisi pandemi, apalagi setelah PSBB dilonggarkan. Kalau Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seperti ini:
1. Harus Tetap Mengikuti Protokol Kesehatan
Hal itu artinya walaupun PSBB dilonggarkan kita tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2. Adaptasi Tumbuh Kembang dan Kesehatan Anak
Walaupun dalam suasana yang dibatasi seperti saat ini, tetapi sangat penting buat orangtua untuk tetap memerhatikan tumbuh kembang dan kesehatan anak. Bila orangtua punya pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk mengontak dokter di aplikasi Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
3. Pelayanan Imunisasi Tetap Dilakukan
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ada, layanan kesehatan anak harus tetap dilakukan termasuk juga dengan imunisasi.
4. Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini
IDAI menyarankan supaya anak-anak usia dini melakukan pembelajaran di rumah. Ini dapat dilakukan dengan dampingan orangtua.
5. Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh tetap menjadi opsi mengingat sekolah bisa menjadi lokasi di mana kerumunan berlangsung.
6. Pembatasan Fisik
Mengingat anak-anak kerap melakukan kontak fisik dengan temannya saat bermain, ada baiknya orangtua memberikan pemahaman kepada anak untuk menjaga interaksi fisik dengan teman-temannya.
Jangan lupa untuk senantiasa mencuci tangan sehabis beraktivitas serta menggunakan masker saat berada di luar. Jangan menyentuh benda-benda yang tidak perlu disentuh. Tidak perlu beraktivitas di luar saat merasa badan tidak fit, serta jauhi ataupun jaga jarak dengan orang yang menunjukkan gejala sakit.
Memberikan pengertian kepada anak dan anggota keluarga yang lain adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan bersama. Corona dapat menyebar sebelum seseorang memiliki gejala, bahkan ketika seseorang tidak memiliki gejala.
Anak-anak biasanya senang menyentuh mata, hidung, dan mulutnya. Cobalah untuk memberikan pemahaman supaya anak tidak menyentuh area tersebut. Gunakan pembersih atau lap untuk membersihkan dan menjaga higienitas permukaan dan benda yang banyak disentuh anak.
Jangan lupa untuk selalu update dengan kondisi mengenai corona, menjalankan imbauan dari Kementerian Kesehatan, terutama jika ada orang dengan coronavirus di daerah tempat tinggalmu.
Saat ini kita memang sedang dalam kondisi sulit, tetapi jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental keluarga. Butuh curhat dan dukungan emosional? Bisa banget lho curhat dengan psikolog yang ada di Halodoc!
Referensi: