Ini Prosedur Screening Retina untuk Memeriksa Retinopati Prematuritas
Halodoc, Jakarta – Retinopati prematuritas (ROP) adalah gangguan mata yang berpotensi menyebabkan kebutaan. Kebanyakan kasus ini terjadi pada bayi prematur dengan berat kurang dari 1,25 kilogram atau lahir sebelum minggu ke-31 kehamilan. Semakin kecil ukuran bayi, semakin besar kemungkinannya terkena ROP. Gangguan ini merupakan penyebab paling umum kebutaan pada usia dini.
Baca Juga: 9 Macam Tanda Kelainan Mata pada Anak
Gejala ROP meliputi pergerakan mata abnormal, mata juling, rabun jatuh yang tergolong parah, dan pupil terlihat putih (leukocoria). Segera bicara pada dokter jika Si Kecil menunjukkan tanda dan gejala ROP. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kebutaan dini. Lantas, bagaimana ROP didiagnosis?
Diagnosis Retinopati Prematuritas dengan Screening Retina
Sesuai dengan namanya, screening retina dimaksudkan untuk memeriksa kondisi retina mata secara menyeluruh. Tujuannya untuk mendeteksi adanya kerusakan retina atau masalah yang berkaitan dengan menurunnya fungsi retina. Misalnya retinopati prematuritas, glaukoma, ablasio retina, diabetic retinopathy, dan degenerasi makula.
Screening retina termasuk pemeriksaan wajib bagi bayi lahir prematur. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkesinambungan dan berdasarkan dua hal. Apabila bayi lahir di bawah usia kandungan 30 minggu, pemeriksaan ROP dilakukan setelah bayi berusia empat minggu. Sementara bagi bayi lahir di atas usia 30 minggu, pemeriksaan ROP dilakukan pada saat bayi berusia dua minggu.
Selain screening retina, pemeriksaan wajib bagi bayi lahir prematur adalah rontgen, pemeriksaan pendengaran OAE (otoacoustic emission), USG kepala, dan magnetic resonance imaging (MRI). Keseluruhan pemeriksaan dilakukan untuk meminimalkan gangguan kesehatan yang rentan diidap bayi lahir prematur.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Pemeriksaan Mata Anak?
Begini Prosedur Pelaksanaan Screening Retina
Prosedur screening retina menggunakan mesin pemindai retina ganda yang menggabungkan optical coherence tomography (OCT) dan sistem kamera fundus. Prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Berikut prosedur umum yang dijalani saat melakukan screening retina:
-
Obat tetes mata diberikan untuk melebarkan pupil sehingga dokter bisa melihat bagian dalam mata dengan lebih jelas. Lalu, dokter memfoto bagian dalam mata.
-
Cairan warna khusus disuntikkan ke dalam urat nadi pada lengan. Seiring dengan cairan warna khusus yang mengalir dan bersirkulasi di dalam mata, dokter akan memfoto kembali bagian dalam mata. Hasil foto digunakan untuk menentukan pembuluh darah mata yang rusak, bocor, atau tertutup.
Screening retina menghasilkan gambar pemeriksaan silang terhadap retina. Gambar yang dihasilkan bisa menunjukkan ketebalan retina dan mengidentifikasi kebocoran cairan ke dalam jaringan retina.
Pilihan Pengobatan Retinopati Prematuritas
Pengobatan ROP pada bayi meliputi terapi laser atau krioterapi. Kedua prosedur ini dilakukan untuk menghancurkan pinggiran retina yang tidak memiliki pembuluh darah normal dan memperlambat pertumbuhan pembuluh darah abnormal. Efek samping yang perlu diwaspadai adalah hancurnya sebagian penglihatan bagian samping. Perlu diketahui kedua prosedur dilakukan pada bayi dengan ROP tingkat lanjut, terutama stadium III dengan "penyakit tambahan).
Pilihan pengobatan lainnya adalah sabuk sklera (menempatkan karet silikon di sekitar mata dan mengencangkannya) dan vitrektomi (pengangkatan vitreous dan menggantinya dengan larutan garam).
Baca Juga: 4 Cara Jaga Kesehatan Mata Anak
Itulah fakta retinopati prematuritas pada bayi yang perlu diketahui. Kalau Si Kecil punya keluhan pada mata, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan