Pneumonia Bisa Sebabkan Bronkiektasis, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   05 Agustus 2019
Pneumonia Bisa Sebabkan Bronkiektasis, Ini AlasannyaPneumonia Bisa Sebabkan Bronkiektasis, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta - Jalur pernapasan adalah sebuah jalan pada paru-paru yang dapat membuat seseorang bernapas. Salah satu gangguan yang dapat menyerang pada organ tersebut adalah batuk. Namun, bagaimana jika batuk yang terjadi tidak kunjung sembuh? Mungkin saja kondisi tersebut disebabkan oleh bronkiektasis.

Gejala yang timbul ketika seseorang terserang bronkiektasis adalah batuk parah yang mengandung dahak. Batuk ini dapat terjadi dalam hitungan minggu hingga bulan. Tingkat keparahan yang terjadi ketika bronkiektasis menyerang dapat berbeda-beda pada setiap orang. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah pneumonia

Baca juga: Batuk Berdahak Tak Mereda, Waspada Bronkiektasis

Bronkiektasis Dapat Disebabkan oleh Pneumonia

Bronkiektasis adalah sebuah kondisi yang dapat menyebabkan saluran udara paru-paru melebar secara tidak normal. Gangguan ini terjadi dalam jangka panjang yang menyebabkan penumpukan lendir berlebih. Sehingga, paru-paru kamu menjadi lebih rentan terhadap infeksi, sehingga risikonya meningkat.

Penyakit ini dapat menyebabkan batuk yang persisten. Pengidapnya akan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan dahak. Gangguan ini dapat terjadi pada semua orang dengan semua rentang usia. Walau begitu, risiko paling tinggi terjadi pada wanita berusia di atas 60 tahun. Jika kamu memiliki faktor risiko ini, ada baiknya untuk bertanya pada dokter dari Halodoc mengenai cara mengatasinya.

Bronkiektasis yang terjadi dapat menyebabkan gangguan serius. Tanpa dilakukan perawatan, kamu mungkin mengalami gagal pernapasan ataupun gagal jantung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gangguan ini, salah satunya adalah pneumonia. Gangguan ini dapat berkembang menjadi bronkiektasis.

Pneumonia yang terjadi dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru kamu. Kondisi tersebut dapat menyebabkan cedera atau perubahan permanen pada saluran udara. Pneumonia yang terjadi dapat menyebabkan lendir berlebih pada paru-paru. Akibatnya, paru-paru menjadi tempat bagi virus dan bakteri untuk berkembang biak.

Infeksi yang timbul pada paru-paru tersebut disebut juga dengan paru-paru basah. Pneumonia pada anak-anak dapat sangat berbahaya dan mematikan. Terlebih lagi apabila penyebab radang pada paru tersebut berkembang menjadi bronkiektasis. Maka dari itu, selalu perhatikan kesehatan Si Kecil supaya terhindar dari pneumonia maupun bronkiektasis.

Baca juga: Ketahui 11 Penyebab Terjadinya Bronkiektasis

Cara Bronkiektasis Terjadi dan Penyebabnya

Paru-paru pada setiap orang akan penuh dengan saluran udara yang bercabang kecil, atau disebut dengan bronkus. Oksigen akan melewati saluran udarah ini dan berakhir pada alveoli. Pada akhirnya, oksigen akan diserap dan masuk ke aliran darah. Dinding bagian dalam bronkus akan dilapisi lendir yang melindungi kerusakan paru-paru.

Pada seseorang yang mengidap bronkiektasis, satu atau lebih dari bronkus dapat melebar secara tidak normal. Hal ini menyebabkan lebih banyak lendir dibandingkan saat normal. Hal tersebut membuat bronkus lebih rentan terhadap infeksi. Saat infeksi berkembang, bronkus akan rusak lebih parah dan penyebaran infeksi bertambah intens.

Umumnya, bronkiektasis menyebabkan paru-paru melebar bukan menyempit. Silia dan lendir dapat menutupi lapisan tabung bronkial. Lendir melindungi partikel yang merugikan masuk ke paru-paru. Lalu, silia berguna untuk menyapu partikel dan kelebihan lebih agar keluar dari paru-paru.

Ketika bronkiektasis terjadi, kerusakan terjadi pada silia yang berfungsi fatal pada tubuh. Hal yang terjadi adalah paru-paru tidak dapat membuang partikel dan lendir ke atas. Akhirnya, partikel dan lendir akan menumpuk. Hal tersebut akan membuat dahak yang ada sulit untuk bergerak meskipun dengan batuk. Saat dahak berkumpul, bakteri di dalamnya dapat membuat infeksi dan gangguan lainnya.

Baca juga: Kenali Lebih Dekat Peran Dokter Spesialis Paru dalam Medis