Perlu Tahu Penyakit Langka Exploding Head Syndrome
Halodoc, Jakarta – Di antara jenis gangguan tidur yang mungkin pernah kamu dengar, Exploading Head Syndrome atau Sindrom Kepala Meledak terdengar yang paling sensasional. Meski tergolong langka, tapi penyebab Exploading Head Syndrome ini masih belum sepenuhnya diketahui.
Mereka yang mengalami penyakit ini pasti paham betul betapa frustasinya menjalani tidur setiap malam. Sementara, mereka yang tidak tahu biasanya akan bingung karena baru mengetahui bahwa ledakan tersebut mengacu pada suara di kepala saat tidur, bukan ledakan kepala secara fisik.
Gejala Penyakit
Exploading Head Syndrome (EHS) sendiri termasuk ke dalam sejenis parasomnia, yakni gangguan tidur yang terjadi selama transisi antara tidur dan bangun atau antara berbagai tahapan tidur. Penderita EHS kerap mendengar suara di kepala mereka. Suara tersebut pun bervariasi, mulai dari denging halus, tembakan, suara simbal, kembang api, teriakan, pintu membanting, petir, bahkan sampai dentuman yang cukup keras.
Sebelum penderita mendengar suara tersebut, beberapa detik sebelumnya mereka akan mengalami gangguan penglihatan, seperti melihat cahaya yang terlalu terang, mirip seperti yang dialami penderita migrain. Selain itu, EHS juga memicu sakit kepala ringan, sensasi panas pada tubuh, dan gerak reflek yang tidak terkendali.
Meski suara ledakan tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi sensasi tersebut kerap membuat pengidapnya sulit untuk tidur kembali. Penyakit ini pun tergolong tidak berbahaya dan tidak menyakitkan secara fisik. Namun, kecemasan dan ketakutan tadi berkontribusi pada insomnia dan kelelahan di siang hari saat pengidap menjalani aktivitas.
(Baca juga: Tips Jitu Atasi Gangguan Tidur Pengidap Alzheimer )
Penyebab
Hingga kini, peneliti belum menemukan secara pasti penyebab Exploading Head Syndrome ini. Mereka bahkan telah mengeksplorasi bagian penyebab yang cukup potensial, semisal telinga bagian dalam, kejang di lobus temporal, atau perdarahan pada bagian otak tertentu.
Teori yang banyak dipercaya penyebab Exploading Head Syndrome ini adalah kesalahan di batang otak Reticular Formation. Bagian ini sendiri mengatur transisi antara bangun dan tidur, serta refleks motorik dan kontrol otot. Selama masa tidur dan bangun pun biasanya orang akan mengalami hypnagogic, yakni istilah ilmiah kejang otot spontan yang mungkin kamu alami saat tidur.
Peneliti pun yakin bahwa kondisi seperti tersentak ini terjadi akibat miskomunikasi antara neuron dalam pembentukan reticular. Saat tidur pun, otak akan mengatur neuron pendengaran, visual, dan sistem gerak untuk tidur juga demi mencegah reaksi fisik saat mengalami mimpi. Nah, kelumpuhan tidur dan EHS ini dipercaya terjadi akibat salah sasaran selama proses tersebut.
EHS terjadi akibat neuron di otak terbangun sebelum otot dan bagian tubuh lain. Dalam kasus EHS, bagian otak yang memproses suara bisa jadi mengalami peningkatan. Sementara, gelombang otak alfa yang terkait dengan rasa kantuk masih tidak aktif.
Peneliti menemukan bahwa EHS lebih rentan menyerang orang-orang dengan tingkat stres yang tinggi. Sindrom ini lebih banyak juga terjadi pada wanita, rentang usianya juga berkisar pada wanita dengan usia di atas 50 tahun.
Perawatan
Perawatan yang paling umum untuk dilakukan pada pengidap ini adalah dengan menjaga kualitas tidur. Kamu juga perlu menghilangkan stres, seperti dengan menambahkan aroma terapi pada kamar dan melakukan beberapa gerakan relaksasi. Pastikan kamarmu dalam kondisi gelap dan tenang, sehingga tidurmu akan lelap. Jaga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dan hindari kafein, alkohol, makanan pedas, asin, dan manis yang berlebihan.
(Baca juga: Tetap Pulas Meski Sedang Banyak Pikiran)
Yang paling penting adalah untuk segera menghubungi dokter. Kini kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah ini. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!