Perlu Tahu 6 Efek Samping Diet Keto

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Oktober 2018
Perlu Tahu 6 Efek Samping Diet KetoPerlu Tahu 6 Efek Samping Diet Keto

Halodoc, Jakarta - Belakangan ini, banyak orang telah sadar pentingnya kesehatan dengan cara menjaga berat badan ideal. Orang-orang pun mulai melakukan berbagai cara untuk mencapai hal tersebut, salah satunya adalah dengan diet. Saat ini, diet yang sedang populer adalah diet keto, yaitu diet yang dilakukan dengan cara membatasi asupan karbohidrat dalam pola makan. Karbohidrat yang hilang digantikan dengan protein dan juga lemak.

Diet keto dipercaya dapat menurunkan berat badan dengan singkat dan baik untuk pengidap diabetes. Pada pola diet ini, asupan karbohidrat yang dikurangi memaksa tubuh untuk menguraikan lemak yang akan dibentuk menjadi molekul dan berakhir menjadi energi. Langkah tersebut disebut dengan ketosis dan biasanya terjadi jika asupan karbohidrat sangat rendah.

Efek Samping Diet Keto

Awalnya, diet keto disarankan untuk orang yang mengidap epilepsi. Seseorang dengan epilepsi mempunyai kesulitan untuk mencerna karbohidrat di dalam tubuh, sehingga asupannya dibatasi. Namun sekarang, diet ini digunakan untuk menurunkan berat badan. Walau begitu, alih-alih ingin menurunkan berat badan, diet ini juga bisa menimbulkan efek samping. Efek samping tersebut adalah:

  1. Berat Badan Turun Drastis

Salah satu efek samping dari diet keto adalah berat badan turun drastis. Diet ini sukses menurunkan berat badan karena menipisnya karbohidrat yang menjadi sumber energi di dalam tubuh. Hal tersebutlah yang membuat berat badan menurun secara drastis.

Walau begitu, penurunan tersebut tidak akan bertahan lama karena pergantian karbohidrat menjadi lemak. Semakin banyak lemak yang dikonsumsi, maka semakin banyak juga zat lemak di dalam tubuh dan membuat berat badan kembali naik.

  1. Otot Menyusut

Efek samping lainnya dari diet keto yaitu otot-otot pada tubuh mengalami penyusutan. Ketika tubuh melakukan ketosis atau pembakaran lemak menjadi energi, bisa saja jaringan lemak terbawa dan otot menjadi menyusut. Pada kenyataannya, karbohidrat berperan penting dalam pembentukan otot. Ketika melakukan diet ini, ada kemungkinan jaringan otot menyusut atau mengecil dan bahkan pecah apabila kalorinya berkurang.

  1. Gejala Seperti Flu

Pada beberapa minggu awal, seseorang yang melakukan diet keto umumnya akan mengalami gejala seperti flu. Kamu akan merasakan mual, lemas, sakit kepala, kelelahan, kurang konsentrasi, dan sulit tidur. Hal tersebut terjadi lantaran tubuh harus beradaptasi dengan sumber energi yang hilang. Otak juga tidak akan berfungsi dengan maksimal karena kurangnya asupan gula.

  1. Bau Mulut

Efek samping lainnya ketika seseorang menjalankan diet keto adalah munculnya bau pada mulut. Hal tersebut terjadi karena aseton, yaitu produk sampingan dari metabolisme lemak. Aroma aseton mungkin saja tercium pada awal ketika menjalani diet ini. Lemak di dalam tubuh terpecah menjadi energi, sehingga mengeluarkan gas yang membuat aroma napas tidak sedap. Selain itu juga, aroma ketika buang angin pun menjadi sangat busuk baunya.

  1. Memperparah Penyakit Ginjal

Jika kamu mempunyai riwayat penyakit ginjal, disarankan untuk tidak melakukan diet keto. Pada diet ini, asupan karbohidrat dibatasi dan diganti dengan protein dan lemak. Hal ini dapat memperberat kerja ginjal yang akhirnya dapat memperparah penyakit ginjal. Beberapa dokter juga mengatakan bahwa diet ini dapat membuat batu ginjal semakin buruk.

  1. Kram pada Kaki

Diet keto juga dapat menyebabkan kaki kram, karena tubuh mengalami dehidrasi dan kekurangan mineral dalam tubuh seperti natrium. Ketika melakukan diet keto, kadar insulin dalam tubuh menurun drastis, sehingga tidak dapat memaksa ginjal untuk mempertahankan kadar natrium. Dengan begitu, kram pun terjadi. Selain itu, asupan protein yang meningkat dapat menyebabkan kadar asam urat naik dan membuat nyeri pada sendi dan otot.

Itulah 6 efek samping dari diet keto. Jika kamu butuh saran profesional perihal diet keto, dokter-dokter Halodoc siap membantu. Hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.

Baca juga: