Ketahui Perbedaan antara Sindrom Turner Klasik dan Mozaik
Halodoc, Jakarta - Terdapat satu jenis penyakit akibat keturunan yang menyebabkan kelainan kromosom seks dan terjadi hanya pada wanita, yaitu sindrom Turner. Saat seseorang dilahirkan, ia memiliki 23 pasang kromosom dan sepasang di antaranya adalah kromosom seks.
Kromosom seks ini yang menentukan jenis kelamin seseorang. Selama proses pembuahan, seorang ibu menyumbangkan kromosom X kepada anaknya, sementara seorang ayah menyumbangkan kromosom X atau Y kepada anaknya.
Jika kromosom X dari ibu dipasangkan dengan kromosom X dari ayah, janin memiliki jenis kelamin perempuan. Begitu pula, jika kromosom X dipasangkan dengan kromosom Y dari ayah, anak yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.
Sementara, sindrom Turner terjadi ketika kromosom X hilang sebagian atau keseluruhan. Seseorang yang mengalami sindrom Turner mengalami masalah pada fisiknya, seperti lambatnya tumbuh kembang fisik anak sehingga postur tubuh tidak sesuai usianya. Sindrom Turner terdapat dua jenis yang berbeda, yaitu:
-
Sindrom Turner Klasik
Sindrom Turner Klasik adalah kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki satu kromosom X. Sedangkan kromosom X lainnya atau satu dari dua kromosom X yang dihasilkan dari pasangan menghilang sepenuhnya. Gejalanya adalah perawakan pendek, kesalahan pembentukan sistem reproduksi, wajah terlihat tidak simetris, masalah sistem limfatik, dan masalah lainnya.
Baca Juga: Ketahui Fakta Terapi Hormon untuk Atasi Sindrom Turner
-
Sindrom Turner Mosaik
Berbeda dengan sindrom Turner Klasik, sindrom Turner Mosaik adalah kondisi ketika kromosom X lengkap pada sebagian, namun kromosom X yang lainnya rusak atau tidak normal.
Pengidap sindrom Turner memiliki gejala yang berbeda-beda. Terdapat beberapa ciri-ciri yang bisa membedakannya dari kondisi lain. Ciri fisik adalah hal yang paling tampak, misalnya tinggi badan yang lebih pendek dan ovarium yang kurang berkembang. Bahayanya, ovarium yang tidak berkembang dengan optimal ini mengakibatkan kemandulan dan tidak mengalami menstruasi. Selain itu, wanita yang mengalami kondisi ini bisa mengalami gangguan jantung, ginjal, telinga, tulang dan kelenjar tiroid.
Baca Juga: Sulit Hamil Genetik atau Tidak Ya?
Pengobatan Sindrom Turner
Sayangnya hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan sindrom Turner. Penanganan yang dilakukan hanya untuk meredakan gejalanya. Wanita dewasa atau anak-anak dengan sindrom Turner harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan perawatan pencegahan. Beberapa hal pun perlu dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya komplikasi akibat sindrom Turner. Beberapa dokter spesialis juga dianjurkan oleh pihak rumah sakit atau klinik untuk menangani pasien dengan sindrom Turner, yakni:
-
Dokter spesialis endokrinologi. Akan membantu mengatasi gangguan yang berkaitan dengan hormon dan metabolisme.
-
Dokter spesialis kardiologi. Akan membantu mengatasi gangguan yang berkaitan dengan jantung.
-
Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Akan membantu mengawasi gangguan pendengaran atau gangguan organ telinga.
-
Dokter spesialis ginekologi. Akan membantu mengatasi gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.
-
Dokter spesialis psikologi. Akan membantu menangani masalah yang berhubungan dengan kejiwaan pasien.
-
Dokter spesialis genetika. Akan membantu menangani masalah yang berkaitan dengan genetika atau keturunan.
-
Dokter spesialis ginjal. Akan membantu menangani masalah ginjal.
-
Dokter spesialis kandungan atau obstetri. Akan membantu urusan kehamilan dan kelahiran.
Baca Juga: 6 Fakta Tentang Sindrom Turner yang Perlu Diketahui
Itulah perbedaan sindrom turner klasik dan sindrom turner mozaik yang perlu diketahui. Jika kamu memiliki keluhan terkait kondisi kesehatan tubuh, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai tips menjaga kesehatan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan