Perbedaan Gejala Dermatitis Numularis dan Kurap
Halodoc, Jakarta – Dermatitis numularis merupakan gangguan kesehatan pada kulit yang dikenal juga sebagai discoid eczema atau dermatitis diskoid. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, bengkak, gatal, serta memiliki bercak melingkar.
Munculnya gejala bercak melingkar menyebabkan dermatitis numularis sering dianggap sebagai kurap. Padahal, keduanya merupakan penyakit yang berbeda. Nah, biar enggak salah pengobatan, yuk ketahui bedanya gejala dermatitis numularis dan kurap di sini.
Baca juga: Waspada, Ruam Sebesar Koin di Dada dan Kulit Bercak Bersisik
Perbedaan Dermatitis Numularis dan Kurap
Dermatitis numularis adalah penyakit kulit yang lebih sering dialami pria dibanding wanita, dan biasanya muncul di usia 55–65 tahun. Kondisi dermatitis numularis biasanya muncul setelah adanya kerusakan pada permukaan kulit akibat beberapa pemicu, seperti luka bakar, gesekan, atau bahkan gigitan serangga.
Awalnya, kemunculan dermatitis numularis hanyalah berupa bintik merah pada kulit. Namun, lama-kelamaan bintik-bintik tersebut bisa menyatu dan membentuk bercak merah, cokelat, atau merah muda. Bercak tersebut bisa berjumlah lebih dari satu dan berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Bercak dermatitis numularis memiliki ciri khas, yaitu berbentuk lonjong atau lingkaran yang mirip koin (coin shaped).
Bercak dermatitis numularis paling sering terbentuk pada bagian lengan, kaki, tangan, dan torso (batang tubuh). Bercak yang baru terbentuk bisa menimbulkan rasa gatal yang hebat di malam hari, membengkak dan berisi cairan. Lama-kelamaan bercak ini bisa akan mengering dan retak.
Bercak dermatitis numularis sering dikira kurap karena bagian tengahnya tampak bersih, sehingga mirip donat. Namun, kurap disebabkan oleh infeksi jamur, sedangkan dermatitis numularis adalah peradangan pada kulit yang bisa disebabkan oleh banyak faktor. Kadang-kadang, karena penampilan bercak kedua penyakit kulit ini sangat mirip, dokter akan melakukan pemeriksaan kerokan kulit dan melihat sampel kulit di bawah mikroskop untuk menentukan apakah bercak disebabkan oleh kurap atau bukan.
Penyebab Dermatitis Numularis
Penyebab dermatitis numularis belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menemukan bahwa orang yang sering mandi dengan air yang terlalu panas atau yang tinggal di daerah beriklim dingin dan kering berisiko lebih tinggi mengalami dermatitis numularis.
Begitu juga pada orang-orang yang memiliki kulit yang sangat kering (xerosis), mengalami infeksi kulit akibat bakteri, aliran darah pada kaki tidak lancar, mengalami gangguan kulit, contohnya digigit serangga, atau mengalami eksim jenis lain. Risiko dermatitis numularis juga lebih besar pada orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti isotretinoin dan interferon.
Baca juga: Ketahui Penyebab Kurap Bisa Muncul di Wajah
Tanda-Tanda Infeksi yang Perlu Diwaspadai
Bercak dermatitis numularis juga bisa terinfeksi yang ditandai dengan gejala-gejala berikut:
- Seluruh tubuh terasa sakit atau lemas dan disertai menggigil;
- Bercak mengeluarkan banyak cairan atau nanah;
- Kulit di sekitar bercak menjadi keras, merah, hangat, bengkak serta terasa sakit; dan
- Di sekeliling bercak juga muncul kerak kuning.
Kamu dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter kulit sejak dermatitis numularis mulai terbentuk, terutama bila sudah terinfeksi dan tanda-tanda di atas juga terjadi.
Tidak perlu repot, kamu bisa membuat janji di rumah sakit pilihan melalui Halodoc. Dengan begitu, pemeriksaan yang akan kamu lakukan dapat berjalan lebih cepat dan lancar.
Cara Merawat Kulit yang Terkena Dermatitis Numularis
Selain mengikuti petunjuk dari dokter, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan secara mandiri untuk meredakan gejala dermatitis numularis dan mencegah infeksi:
- Walaupun terasa sangat gatal, tetapi sebisa mungkin hindari menggaruk bercak agar tidak infeksi. Kamu juga disarankan untuk memotong kuku dan menjaga kebersihan tangan guna berjaga-jaga bila tidak sengaja menggaruk bercak tersebut. Pasalnya, kerusakan kulit akibat garukan atau luka bisa memperparah penyakit ini.
- Hindari menggunakan sabun yang mengandung bahan iritan yang bisa merusak kulit. Lebih baik kamu menggunakan sabun dengan kandungan pelembap atau emolien yang lembut.
- Lindungi area kulit yang terkena dermatitis numularis agar tidak terluka. kamu bisa menutupinya dengan menggunakan pakaian atau celana panjang, ataupun sarung tangan.
- Mandi tiap hari dengan air suam-suam kuku, kemudian gunakan pelembap setelah mandi untuk menjaga kulit tetap lembap.
Baca juga: Bercak pada Kulit Bisa Jadi Tanda Awal Melanoma
Selain perawatan mandiri di rumah, kamu juga perlu melakukan pengobatan sesuai dengan resep dan saran dokter. Biasanya, pemberian krim, seperti kortikostreoid, antihistamin, dan antibiotik bisa digunakan untuk meringankan gejala yang dialami pengidap dermatitis numularis.
Seluruh obat yang diberikan biasanya memerlukan resep dokter untuk penggunaannya. Namun, jangan khawatir, kini kamu bisa menggunakan Halodoc untuk pembelian obat dengan resep dokter. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play sekarang juga!
Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2021. Discoid Eczema.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What is Discoid Eczema.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan