Alami Dislokasi Sendi, Ini Perawatan Rumahan yang Bisa Dilakukan
Halodoc, Jakarta – Dislokasi sendi terjadi akibat tekanan ekstrem pada ligamen, sehingga membuat ujung dari dua tulang yang terhubung menjadi terpisah. Ligamen adalah pita fleksibel pada jaringan fibrosa yang menghubungkan berbagai macam tulang dan berfungsi mengikat tulang pada sendi. Tekanan kuat pada ligamen sendi bisa menyebabkan ujung tulang keluar sebagian atau seluruhnya dari soket ligamen.
Baca Juga: Mengapa Sendi Rentan Alami Dislokasi?
Dislokasi sendi rentan terjadi akibat olahraga berlebihan, kecelakaan lalu lintas, dan terjatuh. Gejala umumnya berupa nyeri pada sendi yang disertai bengkak dan kemerahan. Pada sebagian kasus, dislokasi sendi menyebabkan rasa baal atau mati rasa di area sendi yang mengalami dislokasi.
Perawatan Mandiri Dislokasi Sendi
Aktivitas harian tak jarang memicu dislokasi sendi. Jika saat ini kamu mengalami dislokasi sendi, berikut perawatan mandiri yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama.
-
Istirahatkan sendi (rest). Segera berhenti dari aktivitas yang sedang dilakukan. Hindari mengangkat beban berat dan lengan hingga kondisi membaik.
-
Kompres es (ice). Bungkus es dengan handuk, lalu tempelkan ke sendi yang mengalami dislokasi selama 15-20 menit sebanyak 3-4 kali sehari. Setelah nyeri dan bengkak mulai mereda, gunakan handuk yang direndam air hangat untuk mengompres. Kompres hangat selama 20 menit. Tujuannya untuk mengendurkan otot-otot tubuh yang tegang.
-
Perban area sendi yang mengalami dislokasi (kompresi). Hindari terlalu ketat saat membebat atau memasangkan perban karena berpotensi menyebabkan gangguan sirkulasi, ditandai dengan rasa baal, kesemutan, dan rasa nyeri yang parah. Lilitan meliputi area sendi yang cedera dan lakukan selama 24 jam setelah kejadian. Pada kasus cedera dengan perdarahan, kompresi membantu menghentikan perdarahan.
-
Meninggikan sendi yang mengalami dislokasi (elevasi), setidaknya 15-25 sentimeter di atas ketinggian jantung. Lakukan elevasi hingga pembengkakan menghilang. Tindakan ini bertujuan untuk mendorong cairan keluar dari area pembengkakan dan mengembalikan darah dari area cedera ke jantung.
Baca Juga: Banyak Dilakukan Atlet, Efektifkah Kompres Es untuk Atasi Dislokasi Sendi?
Perawatan mandiri di atas dikenal dengan metode “RICE”. Apabila dislokasi sendi tak kunjung membaik, berikut pilihan pengobatan lain yang bisa dilakukan.
-
Konsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol. Hal ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan akibat dislokasi sendi.
-
Manipulasi atau reposisi. Dokter akan memanipulasi atau mengembalikan sendi ke posisi semula. Namun sebelumnya, diberikan pelemas otot, obat penenang, atau obat bius untuk merilekskan otot dan mengurangi rasa nyeri saat tindakan.
-
Imobilisasi. Setelah sendi kembali normal, dilakukan imobilisasi (pemasangan alat penyangga) untuk mencegah sendi bergerak sehingga sembuh sempurna. Lama pemakaian penyangga tergantung dari tingkat keparahan dislokasi sendi.
-
Tindak pembedahan (operasi). Prosedur ini dilakukan oleh dokter ortopedi jika dislokasi sendi terjadi berulang dan jaringan penyokong di sekitar sendi sudah lemah. Tujuannya untuk memperbaiki posisi sendi dan mengencangkan jaringan penyokong yang lemah atau robek. Pengidap dislokasi sendi juga memerlukan operasi jika mengalami kerusakan saraf atau pembuluh darah.
-
Rehabilitasi, merupakan tahap akhir pengobatan. Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan sendi dan mengembalikan rentang gerak sendi.
Baca Juga: 5 Penanganan Medis Dislokasi Sendi
Itulah perawatan mandiri dislokasi sendi yang bisa dicoba. Kalau kamu mengalami cedera dan muncul rasa nyeri pada sendi, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!